Ashmore Asset Management Bakal Buyback Saham

PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) melaksanakan buyback saham pada 17 November 2023-16 Mei 2025 dengan harga pelaksanaan maksimal Rp 1.000 per saham.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Nov 2023, 17:37 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2023, 17:35 WIB
FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) akan melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) akan melakukan pembelian kembali saham atau buyback. Buyback  saham itu untuk melaksanakan program kepemilikan saham oleh manajemen dan karyawan.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pelaksanaan buyback saham tersebut telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 16 November 2023. Perseroan akan membeli saham dari pemegang saham publik yang berhak dengan harga seperti yang diatur pada POJK 30/POJK.04/2017 pasal 10.

"Harga saham pelaksanaan pembelian kembali saham sebanyak-banyaknya Rp 1.000 per lembar saham,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.

Buyback saham tersebut untuk melaksanakan program kepemilikan saham oleh manajemen dan karyawan yang akan dijalankan oleh perseroan yang bertujuan memberikan insentif dan penghargaan kepada karyawan yang memiliki peranan penting dan berkinerja baik, serta meningkatkan motivasi karyawan perseroan.

Ashmore Asset Management Indonesia akan mengalihkan saham-saham hasil pelaksanaan pembelian kembali tersebut kepada manajemen dan karyawan perseroan melalui pelaksanaan program kepemilikan saham untuk manajemen dan karyawan. Hal ini seperti diatur dalam Pasal 17 huruf c POJK 30/2017.

"Pemegang saham publik yang berhak dibeli kembali sahamnya adalah seluruh pemegang saham yang bukan merupakan pihak afiliasi dari perseroan antara lain direksi, karyawan ataupun pihak terafiliasi lainnya,”

Adapun periode pembelian kembali saham dilakukan pada 17 November 2023-16 Mei 2025. Namun, pelaksanaan buyback itu dapat berakhir sebelum batas waktu apabila pembelian kembali saham telah selesai.

Periode batas waktu tunduk pada batas waktu yang ditentukan dalam Pasal 8 POJK 30/2017 yang mengatur pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut wajib diselesaikan dalam jangka waktu paling lama 18 bulan setelah RUPS.

“Pembelian kembali saham akan dilaksanakan melalui bursa dengan transaksi beli tersebut dilakukan melalui satu anggota bursa,”

Dana Kelolaan Ashmore Asset Management Indonesia Sentuh Rp 32,6 Triliun

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan,PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk (AMOR) mengumumkan dana kelolaan (tidak diaudit) untuk kuartal IV yang berakhir pada 30 Juni 2023.

Pada periode tersebut, dana kelolaan (Asset Under Management/AuM) mengalami kenaikan sebesar 3,5 persen secara kuartalan (quarter on quarter/QoQ) menjadi Rp 32,6 triliun. Memberi sinyal terjadinya perbaikan sentimen investasi terutama di tema investasi pendapatan tetap.

Pergerakan sebesar Rp 1,1 triliun selama kuartal tersebut terdiri dari kinerja pasar sebesar Rp 1,0 triliun dan arus masuk bersih sebesar Rp 0,1 triliun.

Tema pendapatan tetap menghasilkan pertumbuhan yang kuat sebesar 21 persen QoQ, dengan aliran masuk bersih sebesar Rp 1,4 triliun yang didorong oleh ekspektasi tingkat suku bunga yang memuncak, dan kinerja yang sangat kuat terutama pada tema ekuitas.

Pasar ekuitas mengalami tekanan pada periode tersebut dikarenakan harga komoditas yang menurun sementara saham yang sensitif terhadap suku bunga belum membukukan kinerja sebaik pasar obligasi.

 

Suku Bunga

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Narasi suku bunga telah mencapai puncak telah tercermin di pasar obligasi Indonesia, dengan imbal hasil turun dari 6,8 persen menjadi 6,2 persen dan sangat mengungguli Emerging Market lainnya dan pasar obligasi negara Amerika Serikat.

"Terlepas dari latar belakang pasar yang menantang dalam beberapa periode terakhir, pendekatan manajemen aktif Ashmore telah memberikan kinerja relatif yang kuat dengan 64 persen dan 98 persen dari AuM-nya mengungguli masing-masing selama satu tahun dan tiga tahun," kata President Director, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk, Ronaldus Gandahusada dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (14/7/2023).

Selama 12 bulan terakhir, dampak dari perubahan peraturan yang mendorong rotasi ke produk Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), telah mengakibatkan pelemahan di perkembangan AuM industri.

Hal ini juga tercermin dari penurunan AuM Ashmore sebesar 2,5 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 32,6 triliun dari Rp 33,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Rata-rata AuM periode 12 bulan turun 11,4 persen menjadi Rp 32,3 triliun.

 

Tantangan Industri

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Namun, pada paruh kedua tahun ini hingga Juni 2023, Ashmore mengungguli industri dengan pertumbuhan AuM sebesar +2,3 persen dibandingkan dengan +1,6 persen untuk industri.

Menurut Ronaldus, industri manajemen aset Indonesia menghadapi tantangan yang signifikan dalam 12 bulan terakhir, yang berdampak pada penurunan aset kelolaan, khususnya reksa dana.

Namun, model bisnis Ashmore yang gesit dan filosofi investasi yang terbukti telah memberikan kinerja investasi yang kuat dan hasilnya AuM yang bertahan.

"Reksadana ekuitas andalan kami, misalnya, menghasilkan kelebihan pengembalian rata-rata 8,3 persen dibandingkan dengan indeks acuan, sementara reksadana obligasi menghasilkan pengembalian berlebih rata-rata 3,9 persen dibandingkan indeks acuannya," imbuh Ronaldus.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya