Liputan6.com, Jakarta - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) membukukan pertumbuhan penjualan dan laba bersih pemilik entitas induk hingga sembilan bulan pertama 2023.
Hingga akhir kuartal III 2023, PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau disebut Harita Nickel mencatat penjualan Rp 17,3 triliun. Penjualan tersebut melonjak 135 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 7,4 triliun.
Baca Juga
Seiring kenaikan penjualan tersebut, perseroan membukukan laba bersih ke pemilik entitas induk tumbuh 24 persen menjadi Rp 4,5 triliun hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,6 triliun.
Advertisement
Perseroan mencatat laba kotor Rp 6,1 triliun hingga September 2023. Laba kotor itu naik 63 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,8 triliun.
Laba usaha bertambah 59 persen menjadi Rp 5,4 triliun hingga akhir kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,4 triliun. Laba periode berjalan meningkat 60 persen menjadi Rp 5,7 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,5 triliun.
Perseroan mencatat laba per saham dasar naik menjadi Rp 74,35 hingga kuartal III 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 65,43.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ekuitas perseroan naik menjadi Rp 27,17 triliun hingga akhir September 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 14,2 triliun.
Total liabilitas turun menjadi Rp 17,91 triliun akhir kuartal III 2023 dari Desember 2022 Rp 20,3 triliun. Aset perseroan tercatat naik menjadi Rp 45,08 triliun hingga akhir September 2023 dari akhir 2022 Rp 34,6 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 5,2 triliun hingga akhir September 2023 dari Desember 2022 Rp 1,2 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 30 November 2023, saham NCKL turun 2,4 persen menjadi Rp 1.015 per saham. Saham NCKL dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.045 per saham. Saham NCKL berada di level tertinggi Rp 1.050 dan terendah Rp 1.015 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.886 kali dengan volume perdagangan 278.152 saham. Nilai transaksi Rp 28,6 miliar.
Peningkatan Kapasitas Produksi
Kenaikan penjualan yang signifikan itu seiring ekspansi peningkatan kapasitas produksi secara berkelanjutan baik dari lini bisnis pertambangan, produksi refinery High Pressure Acid Leach (“HPAL”) dan lini produksi smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dalam dua tahun terakhir.
Tambahan satu jalur produksi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas sebesar 18.000 ton kandungan nikel/tahun yang telah selesai dibangun oleh salah satu anak usaha Perseroan, yaitu PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), berhasil melakukan produksi komersil sejak awal 2023 dan berhasil mencapai kapasitas produksi secara penuh dalam waktu hanya 2 bulan.
Sehingga, total kapasitas terpasang dari tiga jalur produksi yang dimiliki oleh PT HPL saat ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 55.000 ton kandungan nikel/tahun.
Selain itu, anak usaha lainnya yaitu PT Harita Jayaraya Feronikel (PT HJF) yang memiliki delapan jalur produksi juga telah beroperasi secara bertahap sejak awal tahun 2023 dan sejak bulan Agustus 2023, seluruh jalur produksi PT HJF telah berjalan dengan kapasitas penuh. PT HJF memiliki kapasitas produksi Feronikel sampai dengan 95.000 ton kandungan nikel/tahun.
Dari bisnis pertambangan, Perseroan mencatatkan kenaikan produksi biji nikel yang signifikan untuk memenuhi tambahan permintaan akibat adanya kenaikan kapasitas produksi baik dari PT HPL maupun PT HJF. Selama periode 9M 2023, anak usaha NCKL di bisnis pertambangan telah memproduksi sekitar 10 juta biji nikel limonite dan 4,4 juta biji nikel saprolite.
Advertisement
Produksi Refinery
Dari lini produksi refinery HPAL, sejak adanya penambahan satu jalur produksi, Perseroan mencatatkan kenaikan produksi MHP sebesar 49% dibanding periode tahun sebelumnya yaitu menjadi 46.891 ton kandungan nikel.
Sebagian produk MHP yang di produksi, kemudian di konversi menjadi Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat, yang merupakan bahan baku utama untuk pembuatan ternary precursor, yang diperlukan dalam pembuatan baterai kendaraan listrik berbasis nikel. Selama sembilan bulan pertama 2023, Perseroan melalui anak usahanya telah memproduksi 9.287 ton Nikel Sulfat dan 818 ton Kobalt Sulfat.
Dari lini produksi smelter RKEF, Perseroan melalui 2 anak usahanya yaitu PT HJF dan PT MSP berhasil membukukan total produksi Feronikel hingga akhir kuartal III 2023 sebesar 68.994 ton kandungan nikel atau naik 268% dari tahun sebelumnya.
Hingga akhir September 2023, PT HJF membukukan volume produksi feronikel sebesar 47.963 ton kandungan nikel. Sedangkan PT Megah Surya Pertiwi (MSP), membukukan volume produksi sebesar 21.031 ton kandungan nikel pada sembilan bulan 2023.
Ekspansi Perseroan
Perseroan sedang melakukan ekspansi lebih lanjut dengan membangun fasilitas HPAL kedua melalui entitas anak yaitu PT Obi Nickel Cobalt (ONC) yang ditargetkan akan memiliki tiga jalur produksi dengan kapasitas produksi 65.000 ton kandungan nikel/tahun MHP dan diharapkan akan beroperasi secara bertahap mulai pada kuartal kedua 2024.
Perseroan juga sedang merencanakan ekpansi lebih lanjut untuk lini produksi RKEF melalui entitas asosiasi yaitu PT Karunia Permai Sentosa (KPS) yang ditargetkan memiliki 12 jalur produksi dengan kapasitas produksi 185.000 ton kandungan nikel/tahun (feronikel) dan diharapkan akan beroperasi secara bertahap mulai semester kedua 2025.
Dari sisi keberlanjutan, Perseroan akan terus memiliki komitmen untuk melakukan integrasi berkelanjutan di dalam proses bisnis, keterlibatan dan pembangunan masyarakat setempat, serta lingkungan. Perseroan juga akan terus melakukan konsultasi dan diskusi dengan Stakeholders serta Customers terkait di dalam penerapan standard ESG dan sertifikasi yang akan diterapkan di industri.
Advertisement