Liputan6.com, Jakarta - PT BNI Finance kembali mendapatkan suntikan modal tahap kedua sebesar Rp400 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI pada 12 Desember 2023.
Penambahan modal tahap kedua ini telah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan surat nomor S-63/PL.02/2023 tanggal 9 Desember 2023 dan juga telah disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan.
Advertisement
Baca Juga
Dengan ada penambahan modal tersebut, kepemilikan saham BNI atas BNI Finance menjadi 99,998% atau sebesar 1.098.413.985.350 lembar dari sebelumnya sebesar 99,997% atau sebesar 698.432.136.900 lembar.
Advertisement
Direktur Utama BNI Finance, Yenanto Siem menuturkan, penambahan modal yang dilakukan oleh BNI merupakan langkah konkret dalam mendukung pertumbuhan kinerja dari BNI Finance untuk bersaing menjadi top of mind di industri pembiayaan otomotif.
"Suntikan modal ini merupakan bentuk kepercayaan penuh dari pemegang saham terhadap kinerja yang sudah BNI Finance capai sejauh ini. Kami berkomitmen untuk mendorong kinerja berkelanjutan dalam jangka panjang,” ujar dia dalam keterangan resminya, Jumat (15/12/2023).
Hingga kuartal III 2023, BNI Finance menunjukan pertumbuhan kinerja yang signifikan. Hal ini tercermin dari total pencapaian pembiayaan hingga September 2023 yang mencapai Rp1,8 triliun atau meningkat 7,5 kali jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 yang membukukan pembiayaan sebesar Rp212 miliar.
Modal Makin Kuat
Pencapaian kinerja BNI Finance tersebut, tentu saja tidak luput dari peran banyak pihak baik itu dari BNI selaku pemegang saham maupun bisnis partner khususnya rekanan dealer new car dan ATPM.
"Saya juga mengapresiasi kepada seluruh karyawan BNI Finance atas pencapaian kinerja ini.” katanya.
Yenanto menyampaikan dengan ada penambahan modal tahap kedua ini menjadikan permodalan BNI Finance menjadi semakin kuat dan perseroan telah menyiapkan strategi ekspansi di segmen konsumer seiring dengan penambahan modal yang diterima.
"Tahun 2024 BNI Finance akan kembali membuka 22 kantor cabang baru untuk dapat memaksimalkan potensi pembiayaan dan juga menjangkau pasar yang lebih luas. Dengan strategi ini, kami optimis kinerja perseroan di tahun 2024 akan semakin membaik dan BNI Finance menjadi top of mind perusahaan pembiayaan di Indonesia,” tandasnya.
BNI Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh 10% pada 2024
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI prediksi pertumbuhan kredit bisa mencapai sekitar 10 persen pada 2024 atau sejalan dengan pertumbuhan industri.
Direktur Human Capital & Compliance BNI Mucharom menuturkan, pihaknya memprediksi kredit dapat bertumbuh sekitar 10 persen pada tahun depan. Ini mengingat, tahun ini masih wait and see dan tahun depan diharapkan bisa lebih baik.
"Kami memperkirakan tahun depan dapat lebih baik dari tahun ini, tahun depan kami memperkirakan di sekitar 10 persen atau sejalan dengan pertumbuhan industri," kata dia dalam Public Expose 2023, Senin (27/11/2023).
Dia bilang, segmen yang menjadi fokus pertumbuhan Perseroan ke depannya adalah segmen korporasi, khususnya bluechip baik dari perusahaan swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Dan juga turunan ini kami definisikan di segmen bawah nya di segmen enterprise hingga segmen konsumer,” kata dia.
Menurut ia, pihaknya merasa perlu mencermati perkembangan lebih lanjut pada indikator makro ekonomi utama hingga akhir tahun ini untuk dapat menetapkan target pertumbuhan kredit dan laba tahun depan secara lebih presisi.
Pada penutupan perdagangan saham Senin, 27 November 2023, saham BBNI naik 1,44 persen ke posisi Rp 5.275 per saham. Saham BBNI dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 5.225 per saham. Saham BBNI berada di level tertinggi Rp 5.350 dan terendah Rp 5.225 per saham. Total frekuensi perdagangan 10.570 kali dan volume perdagangan 844.247 saham. Nilai transaksi Rp 447,6 miliar.
Advertisement
BNI Genjot Investasi Berkelanjutan, Ini Alasannya
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI berkomitmen untuk terus mendorong investasi berkelanjutan di sektor keuangan. Ini mengingat, hal tersebut berpotensi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi jangka menengah.
Direktur Institutional Banking BNI Muhammad Iqbal mencermati terdapat beberapa sektor investasi yang dapat dimaksimalkan. Misalnya, industri yang berbasis dan terintegrasi dengan rantai pasok global.
"Perbankan memandang hilirisasi sumber daya alam merupakan investasi yang menjanjikan ke depan," kata Iqbal dalam acara CEO Networking 2023, Selasa (7/11/2023).
Ia menuturkan, Indonesia diyakini mempunyai potensi yang baik dalam industri hilir, sehingga memberikan peluang besar untuk tumbuh pada masa mendatang. Lalu, investasi juga bisa dilakukan terhadap ekosistem kendaraan listrik, produk dengan tujuan ekspor khususnya otomotif, makanan dan minuman serta produk elektronik.
Ia melanjutkan, ada industri yang memerlukan tenaga kerja besar diantaranya pertanian, bisnis pariwisata dan pelayanan jasa. Tak hanya itu, ada juga industri yang memiliki konsentrasi terhadap ESG. Misalnya, memanfaatkan energi panas bumi, ketahanan pangan, infrastruktur hijau dan ekstraksi mineral.
Dia bilang, pihaknya berupaya memberikan dampak yang positif atas pembiayaan berkelanjutan tersebut. Sehingga, nantinya sektor perbankan ini memiliki pembiayaan hijau dalam porsi yang besar. Adapun sektor yang menjadi prioritas dari BNI, yakni energi dan transportasi.
Selanjutnya, sebagai bank pionir Green Banking dan motor penggerak pelaksana Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, perseroan berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.
Sektor Ramah Lingkungan
Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan hingga September 2023 tercatat, pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) mencapai Rp178,9 triliun atau 27 persen dari total portofolio kredit BNI.
Sustainable Portfolio ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen UMKM sebesar Rp118,3 triliun, pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp21,5 triliun, energi baru dan terbarukan sebesar Rp10,1 triliun, pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp3,7 triliun, serta Sustainable Portfolio lainnya sebesar Rp25,3 triliun.
Selain aktif dalam pembiayaan Sustainable Portfolio, Perseroan juga bekerjasama dengan beberapa korporasi dalam program Sustainability Linked Loan (SLL) yang digunakan untuk investasi bisnis keberlanjutan dan mendorong debitur guna menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan, dimana hingga kuartal ketiga 2023 Portfolio SLL telah mencapai Rp4,7 triliun.
Advertisement