Segera IPO, Simak Kinerja Keuangan Satu Visi Putra

Berikut kinerja keuangan PT Satu Visi Putra Tbk yang akan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Jan 2024, 17:41 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2024, 17:39 WIB
Pergerakan IHSG Turun Tajam
Saham PT Satu Visi Putra Tbk akan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode VISI.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Satu Visi Putra Tbk akan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham VISI. Jika sesuai jadwal, saham perseroan akan listing dan resmi diperdagangkan pada 29 Februari 2024.

Satu Visi Putra adalah penyedia bahan baku advertising dan printing untuk kegiatan promosi melalui media percetakan digital. Perusahaan memiliki dan atau menguasai 11 gudang penyimpanan seluas total 9.354 meter persegi yang terletak di Surabaya sebanyak 5 gudang dan Bekasi 1 gudang serta 5 gudang yang disewa oleh Perseroan terletak di Surabaya.

Sedangkan sebagai sarana logistik Perseroan mengoperasikan tiga belas mobil truk bagi sarana pengiriman produk ke distributor.

Melansir prospektus IPO perseroan, Selasa (30/1/2024), PT Satu Visi Putra Tbk membukukan penjualan Rp 256,22 miliar untuk periode delapan bulan pada 2023. Penjualan itu naik 22,69 persen bila dibandingkan dengan penjualan untuk periode yang berakhir pada 31 Agustus 2022 yaitu sebesar Rp 208.83 miliar. Peningkatan penjualan pada periode Agustus 2023 lebih dipengaruhi oleh faktor kenaikan penjualan banner.

Bersamaan dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan perseroan untuk periode delapan bulan yang berakhir pada 31 Agustus 2023 tercatat sebesar Rp 213,5 miliar. Meningkat 18,91 persen bila dibandingkan dengan beban pokok penjualan pada Agustus 2022 yaitu sebesar Rp 179,55 miliar.

Meski begitu perseroan berhasil membukukan laba kotor Rp 42,72 miliar, masih mengalami kenaikan posisi Agustus 2022 yang sebesar Rp 29,28 miliar. Hingga 31 Agustus 2023, perseroan membukukan pendapatan lain-lain sebesar Rp 3,22 miliar. Setelah dikurangi beban lain-lain dan pajak, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 20,4 miliar per Agustus 2023.

Laba ini naik 102,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 10,09 miliar. Jumlah aset perseroan pada 31 Agustus 2023 adalah sebesar Rp 229,95 miliar, atau meningkat 40,25 persen bila dibanding dengan 31 Desember 2022 sebesar Rp 163,95 miliar.

Liabilitas pada 31 Agustus 2023 sebesar Rp 123,51 miliar atau meningkat 73,10 persen bila dibanding 31 Desember 2022 sebesar Rp 71,35 miliar. Sedangkan Jumlah ekuitas pada 31 Agustus 2023 mencapai Rp 106,44 miliar, atau meningkat 14,94 persen dibanding 31 Desember 2022 sebesar Rp 92,6 miliar.

 

 

IPO, Satu Visi Putra Incar Dana Segar Rp 73,8 Miliar

Akhir Pekan IHSG Ditutup Menguat
Beralih ke bursa asing, bursa saham Asia dominan lesu. Sedangkan bursa saham Eropa semuanya melemah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, PT Satu Visi Putra Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 615 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 25 per lembar. Melansir prospektus perseroan dalam laman e-ipo, Selasa (30/1/2024), Satu Visi Putra memasang harga penawaran pada kisaran Rp 110-120 per lembar.

Dengan demikian, perseroan berpotensi mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 73,8 miliar dari IPO. Perseroan juga mengadakan program kepemilikan saham Perseroan oleh Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA) dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 1 persen saham dari saham yang ditawarkan dalam IPO, atau sebanyak-banyaknya 6,15 ribu saham.

Rencananya, sekitar 3,49 persen dana IPO akan dialokasikan untuk pembelian armada pengangkutan berupa 1 unit mobil HINO / RANGER FL 280 JW EURO 4 dan 3 unit mobil HINO / DUTRO 136 HDX 6.8 EURO 4 yang akan dilakukan dengan pihak ketiga dan direncanakan akan dilakukan pada kuartal II tahun 2024.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja yaitu untuk pembelian barang dagang berupa banner, mengingat kebutuhan banner yang meningkat dan merupakan kontribusi terbesar dari penjualan perseroan. Setelah IPO, mulai tahun buku 2023 dan seterusnya manajemen Perseroan bermaksud membayarkan dividen tunai kepada pemegang saham perseroan dalam jumlah sebanyak-banyaknya 25 persen atas laba bersih tahun berjalan perseroan.

Besarnya pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan serta prospek usaha, kebutuhan modal kerja, belanja modal dan rencana investasi Perseroan di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan pembatasan peraturan dan kewajiban lainnya.

Jadwal IPO PT Satu Visi Putra Tbk:

  • Masa penawaran awal: 29 Januari-5 Februari 2024
  • Prakiraan tanggal efektif pernyataan pendaftaran dari OJK: 19 Februari 2024
  • Prakiraan masa penawaran umum: 21-27 Februari 2024
  • Prakiraan tanggal penjatahan: 27 Februari 2024
  • Prakiraan tanggal distribusi saham secara elektronik: 28 Februari 2024Prakiraan tanggal pencatatan Efek di BEI: 29 Februari 2024 

 

BEI Incar 62 IPO pada 2024

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).

Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 5 Perusahaan dari sektor industrials

• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 5 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.

Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.

BEI Cetak Rekor IPO Terbanyak ke-6 di Dunia

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menorehkan capaian mengesankan sepanjang 2023. Salah satunya, Bursa mencatatkan perusahaan IPO terbanyak ke-6 di dunia dengan 79 emiten baru.

"Kalau dari jumlah IPO di Indonesia untuk 2023 itu 79 emiten, atau 6 persen dari total global IPO, itu nomor 6 di dunia,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta, ditulis Sabtu (30/12/2023).

Secara global, terdapat 1.298 IPO pada 2023. Posisi Indonesia tepat berada di bawah bursa Tokyo dengan 86 IPO atau setara 7 persen dari IPO global.

Di urutan pertama, ada bursa India dengan 220 IPO atau setara 17 persen dari total IPO, disusul Shenzhen 129 IPO atau 10 persen dari total IPO.Kemudian posisi ketiga ada bursa AS dengan 105 IPO atau setara 8 persen dari total IPO global, serta Shanghai dengan 86 IPO atau 8 persen dari total IPO global.

Sementara dari sisi dana yang berhasil dihimpun lewat penawaran perdana saham (initial public offering/IPO), Indonesia berada di posisi ke-9 dengan raihan USD 3,6 miliar. Capaian itu setara 3 persen dari total dana yang berhasil dihimpun dari IPO global yang mencapai USD 123,3 miliar.

Sepanjang 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 emisi obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 waran terstruktur dengan total fund-raised saham sebesar Rp 54,14 triliun dan obligasi sebesar Rp 126,97 triliun.

"Penambahan pencatatan sebanyak 79 saham baru pada tahun 2023. "Ini merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia," imbuh Iman.

Jumlah perusahaan tercatat saham di BEI telah mencapai 903 emiten sampai dengan saat ini. Jumlah tersebut tumbuh 9,3 persen ytd. Menempati posisi kedua terbesar di kawasan Asen setelah bursa Malaysia dengan 990 emiten atau tumbuh 2,1 persen ytd.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya