Liputan6.com, Jakarta - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) membukukan kinerja keuangan beragam sepanjang 2023. PT Barito Pacific Tbk mencatat pendapatan turun tetapi laba bersih melonjak pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin (1/4/2024), PT Barito Pacific Tbk mencatat pendapatan USD 2,76 miliar pada 2023. Pendapatan turun 6,79 persen dari 2022 sebesar USD 2,96 miliar.
Baca Juga
Pendapatan turun sebagian besar disebabkan oleh gangguan eksternal pada pasokan dan permintaan global yang mengakibatkan melemahnya harga jual produk petrokimia.
Advertisement
Pendapatan dari segmen energi meningkat 16,8 persen year on year (YoY) menjadi USD 666 juta dibandingkan periode sama 2022 seiring peningkatan produksi listrik dan uap serta penyesuaian tarif pada pembangkit listrik geothermal.
Beban pokok pendapatan dan beban langsung merosot 12,46 persen dari USD 2,51 miliar pada 2022 menjadi USD 2,20 miliar pada 2023.
Penurunan tersebut didorong penurunan komponen bahan baku rata-rata utama Naphtha yang turun menjadi USD 650/T dari rata-rata USD 814/T pada 2022. Hal ini seiring dengan harga minyak mentah Brent yang lebih rendah (penurunan 20,1 persen year on year (YoY) menjadi rata-rata USD 82 per barel dibandingkan USD 99 per barel pada 2022).
Sementara itu, laba kotor naik 25,23 persen menjadi USD 558,14 juta pada 2023 dari 2022 sebesar USD 445,67 juta.
Earning Before Interest Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) naik 28,8 persen menjadi USD 612 juta pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya USD 475 juta.
Dengan demikian, margin EBITDA naik menjadi 22,2 persen dibandingkan 15,1 persen pada 2022. “Kenaikan ini konsisten dengan perbaikan dalam pencapaian operasional dan kinerja yang stabil pada segmen energi dan pemulihan yang moderat pada segmen petrokimia,” tulis Perseroan.
Kinerja Laba
Seiring kinerja tersebut, PT Barito Pacific Tbk membukukan laba bersih tahun berjalan USD 99,77 juta pada 2023. Laba bersih naik 209,76 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 32,21 juta.
Perseroan mencatat laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 26,11 juta pada 2023. Laba tersebut melonjak 1.384 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,75 juta. Dengan demikian, laba per saham tercatat USD 0,00028 pada 2023 dari 2021 sebesar USD 0,00002.
Ekuitas Perseroan naik 10,5 persen menjadi USD 4,11 miliar pada 2023 dibandingkan periode 2022 sebesar USD 3,72 miliar. Liabilitas Perseroan bertambah 9,3 persen dari USD 5,52 miliar pada 2022 menjadi USD 6,03 miliar. Utang bersih naik 5,7 persen menjadi USD 2,46 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 2,33 miliar.
Aset Perseroan bertambah 9,8 persen menjadi USD 10,15 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar USD 9,24 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas menjadi USD 1,8 miliar pada 2023.
Pada penutupan perdagangan Senin,1 April 2024, harga saham BRPT naik 0,53 persen ke posisi Rp 950 per saham. Harga saham BRPT dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 965 per saham. Harga saham BRPT berada di level tertinggi Rp 970 dan terendah Rp 935 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.778 kali dengan volume perdagangan 717.519 saham. Nilai transaksi Rp 68,5 miliar.
Advertisement
Pendapatan Topang Laba
Direktur Utama PT Barito Pacific Tbk, Agus Pangestu menuturkan, laporan keuangan 2023, pihaknya terus mencerminkan transformasi portofolio bisnis dan struktur permodalan yang tangguh untuk hadapi kondisi volatilitas global pada sektor petrokimia.
"Keberhasilan kami dalam memperoleh prospek pertumbuhan baru telah menempatkan kami pada posisi untuk dapat menghasilkan sumber pendapatan yang lebih stabil serta memberikan nilai tambah,” ujar Agus, seperti dikutip dari keterbukaan informasi BEI.
Ia menuturkan, laba bersih konsolidasi setelah pajak Perseroan mencapai USD 100 juta pada 2023, naik 213 persen YoY ditopang peningkatan pendapatan operasional dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun terjadi ketidak-seimbangan pada pasokan dan permintaan sektor petrokimia global, kami berhasil memitigasi kerugian dan mempertahankan keunggulan operasional sepanjang 2023,” kata Agus.
Hal ini, ditambah dengan kinerja yang stabil dari segmen panas bumi, menghasilkan EBITDA 2023 yang lebih kuat sebesar USD 612juta (+28.8% YoY) serta peningkatan margin EBITDA sebesar 614 basis poin menjadi 22.2%.
“Di tengah ketidakpastian perekonomian global, kami terus menjaga neraca keuangan yang sehat, dengan utang bersih terhadap ekuitas tetap stabil di angka 0.60x, yang menunjukkan ketahanan struktur permodalan kami di tengah ekspansi organik dan anorganik,” ujar dia.
Diversifikasi Usaha
Selain itu, pada 2023 menandai tonggak sejarah baru bagi Barito Pacific. Agus mengatakan, pihaknya terus melakukan penciptaan nilai tambah melalui diversifikasi usaha dan ekspansi hilir.
"Ketika petrokimia global terus menghadapi tahun yang penuh tantangan, Chandra Asri Pacific (“CAP”) telah mengambil langkah-langkah transformasional yang akan memperkuat ketahanannya di tahun-tahun mendatang, terutama melalui portofolio infrastruktur dan pengembangan Pabrik hilir Klor-Alkali,” kata dia.
Selain itu, setelah IPO Barito Renewable (BREN) dengan raihan pendanaan sebesar USD 200 juta, perseroan telah memulai perluasan portofolio energi terbarukan dengan mengakuisisi aset greenfield pembangkit listrik tenaga angin dengan potensi kapasitas 318MW dan melakukan perjanjian prinsip untuk mengakuisisi Sidrap I dengan kapasitas operasional 79MW.
“Langkah strategis ini sejalan dengan tujuan jangka panjang kami untuk mencapai total kapasitas energi terbarukan sebesar 1.300 MW pada 2028,” ujar dia.
Ke depan, Agus menuturkan, akan terus berdedikasi untuk mendorong ekspansi dan menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. Meskipun dengan adanya tantangan dan peluang di masa depan, kami berkomitmen penuh untuk melalui semuanya ini dengan tekad dan ketahanan yang kuat.
Advertisement