Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bisa mencapai posisi 7.000 jika tren pelemahan berlanjut. Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas (SimInvest), Isfhan Helmy menilai, tren pelemahan IHSG saat ini lebih disebabkan adanya libur panjang selama Lebaran.
Sementara dampak eskalasi konflik timur Tengah dinilai begitu berpengaruh secara langsung terhadap bursa saham Indonesia.
Baca Juga
"Menurut kami penurunan IHSG yang terjadi pada pembukaan perdagangan hari pertama setelah libur Lebaran semata untuk memfaktorkan penurunan bursa saham AS sepanjang pekan libur Lebaran. Kami melihat ini hanya menjadi trend bearish sementara bagi IHSG, dan justru sebaiknya merupakan peluang untuk masuk pada emiten-emiten berfundamental bagus," kata dia, dikutip Rabu (24/4/2024).
Advertisement
Dalam skenario perang langsung terjadi, Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG kemungkinan besar atau hampir pasti akan turun di bawah 7.000.
Namun, kemungkinannya tetap rendah pada saat ini. Berpegang pada skenario dasar dengan menghitung nilai wajar IHSG pada angka 7.600, Sinarmas Sekuritas berpendapat penurunan yang terjadi saat ini seharusnya menjadi peluang sempurna untuk mendapatkan penawaran yang baik terutama bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan cerah dan profitabilitas yang stabil.
"Saat ini kita kurang menaruh perhatian pada skenario bullish, karena risiko kini sama dengan imbalan," kata Isfhan.
Pada kondisi ini, Sinarmas Sekuritas jagokan Indofood CBP Tbk (ICBP) dengan rekomendasi BUY, TP Rp 12.750, 26% potensi kenaikan. BUY pada Sumber Alfaria Tbk (AMRT) dengan TP Rp 3.250, 16% potensi kenaikan. BUY pada Mayora Indah Tbk (MYOR) dengan TP Rp 2.820, 21% potensi kenaikan.
Rekomendasi Saham
"Untuk sektor perbankan kami menyukai Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), TP Rp 8.150, 22% potensi kenaikan. Dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) BUY, TP Rp 6,475, 22% potensi kenaikan,” pungkas Isfhan.
Sinarmas Sekuritas juga melihat potensi reversal di Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dikarenakan valuasi sudah menyentuh level 2 st. Deviasi di bawah rata-rata P/E 5-tahun di 11.7x. Sinarmas Sekuritas merekomendasikan BUY untuk TLKM dengan TP Rp 4.200, 30% potensi kenaikan. Perlu dicatat, investor agar tetap tenang dan memanfaatkan penurunan harga saham saat ini sebagai entry point dengan harga yang terdiskon.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Sinarmas Sekuritas Ramal IHSG Tembus 8.150 pada 2024, Saham 'Pandawa 5' Jadi Jagoan
Sebelumnya diberitakan, Sinarmas Sekuritas atau SimInvest memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sentuh 8.150 pada 2024. Head of Institutional Research PT Sinarmas Sekuritas, Isfhan Helmy menjelaskan, ada dua garis waktu yang dibutuhkan untuk mencapai level tersebut.
"Kita memasang target itu 7.800 sampai 8.150. Cuma untuk mencapai itu kita mungkin butuh dua timeline. Jadi kami tidak melihat ini terjadi dalam waktu cukup cepat," kata dia dalam webinar SimInvest - Bond Market Update, Kamis (14/3/2024).
Adapun garis waktu atau time frame yang dimaksud adalah Februari-Juli dan Juli-Desember. Untuk Februari-Juli, IHSG diperkirakan berada pada posisi 7.400, dengan skenario pemilu satu putaran.
"Dan kita lihat bahwa Juli sampai Desember itu targetnya bisa 7.800 sampai 8.150. Artinya ada peluang mungkin by mid-year kita mencapai 7.800. Jadi secara teknikal kita cukup bullish untuk IHSG," imbuh Isfhan.
Untuk saham pilihan, Isfhan menyebutkan ada lima emiten yang jadi jagoannya, disebut pandawa-5. Penamaan ini merujuk pada bursa Amerika Serikat (AS) yang memiliki Magnificent Seven, yakni kelompok saham-saham antara lain Microsoft, Apple, Amazon, Facebook, Netflix, dan semacamnya.
Sementara di dalam negeri, saham Pandawa 5 yang dimaksud berisi Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Saham Pilihan
"Saya coba track dari 2013, kelima saham ini merupakan saham yang wajib ada di portofolio investor asing. Dan kalau diperhatikan dari 2021 sampai 2023, investor asing itu masuk terus secara kumulatif secara tahunan," ujar Isfhan.
Sebagai gambaran, pada Februari 2024, lima saham ini berhasil mencatatkan inflow dari investor asing sebesar Rp 8,5 triliun. Angka itu sekitar 90 persen dari total aliran dana investor asing yang tercatat sebesar Rp 9,3 triliun. Sementara sejak 2021 sampai saat ini, total dana asing di pasar saham tercatat sebesar Rp 102 triliun. Di mana Rp 85 triliun di antaranya lari ke saham Pandawa-5.
"Artinya powerful banget kalau kita memiliki lima saham ini. Kami melihat dari 5 saham ini sebenarnya masih punya potential gain itu ada di BCAA ini BUY targetnya di 11.700 BRI di 7.200 targetnya," kata Isfhan. Sementara untuk BMRI dan BBNI bisa ADD. BMRI dengan TP 8.200 dan BBNI dengan TP 7.100. Adapun TLKM BUY dengan TP 4.700
Advertisement