Catat Kenaikan Laba Bersih 5,7%, TRIS Sebar Rp 20,2 Miliar Dividen

PT Trisula International Tbk (TRIS) mengantongi laba bersih Rp 68,2 miliar di sepanjang 2023. Angka tersebut tumbuh 5,7 persen dibandingkan perolehan laba bersih di sepanjang tahun lalu sebesar Rp 64,5 miliar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Apr 2024, 16:31 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2024, 16:31 WIB
Pabrik PT Trisula International Tbk (TRIS). Dok Trisula
Pabrik PT Trisula International Tbk (TRIS). PT Trisula International Tbk (TRIS) mengantongi laba bersih Rp 68,2 miliar di sepanjang 2023. Angka tersebut tumbuh 5,7 persen dibandingkan perolehan laba bersih di sepanjang tahun lalu sebesar Rp 64,5 miliar. Dok Trisula

Liputan6.com, Jakarta PT Trisula International Tbk (TRIS) mengantongi laba bersih Rp 68,2 miliar di sepanjang 2023. Angka tersebut tumbuh 5,7 persen dibandingkan perolehan laba bersih di sepanjang tahun lalu sebesar Rp 64,5 miliar.

Namun, penjualan bersih emiten yang berkecimpung di industri tekstil dan garmen ini tercatat minus 1,7 persen menjadi Rp 1,5 triliun di sepanjang 2023. Akibat gejolak ekonomi global yang terjadi pada tahun lalu, dimana sekitar 60 persen produk TRIS dialokasikan untuk pasar ekspor.

"TRIS mencatat pertumbuhan yang stabil pada 2023, dengan sedikit penurunan pada penjualan ekspor akibat pelemahan ekonomi global yang bersifat sementara sepanjang tahun," ujar Direktur Utama PT Trisula International Widjaja Djohan dalam sesi Public Expose, Senin (29/4/2024).

"Kalau kita lihat dari kontribusi penjualan, memang sebagian besar masih didominasi oleh pasar ekspor. Dan kita sudah bermain di pasar ekspor ini lebih dari 30 tahun," imbuh dia.

Adapun pada 2023 full year, TRIS membukukan laba kotor Rp 362,6 miliar, meningkat 7,7 persen dari 2022. Tren marjin perusahaan juga mengalami kenaikan, dengan gross margin 24,6 persen di 2023 (22,5 persen di 2022) dan net margin 4,6 persen di 2023 (4,3 persen di 2022).

"Di sisi lain, profitabilitas TRIS bahkan sudah lebih tinggi dibandingkan tingkat sebelum pandemi. Diikuti oleh peningkatan marjin. Ini menunjukan bahwa TRIS telah menunjukan stabilitas keuangan dan prospek pertumbuhan yang lebih baik ke depan," imbuh Widjaja.

Kebijakan Dividen

Sementara untuk kebijakan dividen sebesar 25 persen dari laba bersih setelah pajak, TRIS membagikan sekitar Rp 20,2 miliar. Widjaja mengaku pihaknya secara konsisten selama 5 tahun terakhir tetap mempertahankan komitmen dengan bagi hasil keuntungan kepada pemegang saham.

"Di tahun 2023 kita menyalurkan total Rp 20 miliar dalam bentuk dividen kepada seluruh pemegang saham, termasuk dividen interim," ungkap dia.

Terkait penjualan produk, sektor ritel masih memegang pertumbuhan tertinggi sekitar 23 persen secara tahunan (year on year/YoY) pada 2023. Namun secara keseluruhan, kontribusi terbesar penjualan tetap segmen manufaktur yang menyumbang 62 persen dari total penjualan.

"Dari sisi laba bersih, sektor manufaktur menyumbang kontribusi yang terbesar. Namun segmen ritel memberikan kontribusi yang meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pencapaian ini mencerminkan kondisi konsumen yang semakin pulih setelah pandemi, baik melalui penjualan B2B maupun B2C," tuturnya.

Rupiah Terpuruk, Intip Jurus Trisula Textile Industries Pertahankan Kinerja

PT Trisula International Tbk (TRIS), emiten integrated apparel provider yang bergerak di bidang tekstil dan garmen akan meningkatkan kapasitas produksi. (Foto: Trisula International)
PT Trisula International Tbk (TRIS), emiten integrated apparel provider yang bergerak di bidang tekstil dan garmen akan meningkatkan kapasitas produksi. (Foto: Trisula International)

PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) mengakui naiknya kurs rupiah atas dolar USD menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Meski, dampaknya diperkirakan tidak terlalu signifikan.

Direktur Utama PT Trisula Textile Industries Tbk, Karsongno Wongso Djaja mengatakan, dampak yang kemungkinan paling terasa adalah dari sisi bahan baku. Namun mengingat produk perseroan sebagian besar berupa pesanan atau customized, maka harga produksi menyesuaikan kurs yang berlaku saat pemesanan.

"Jadi kalau ada customer yang meminta barang baru atau barang yang sesuai kebutuhan dia, kita juga produksi dan menjual dengan harga kurs yang berlaku saat kita beli bahan baku. Sehingga secara risiko kerugian kurs tertangani dengan baik," kata dia dalam paparan publik perseroan, Senin (22/4/2024).

Selain itu, Karsongno mengatakan perseroan masih memiliki fasilitas perbankan sebagai lindung nilai atau hedging atas kurs dollar terhadap rupiah. Di sisi lain, terganggunya jalur distribusi akibat situasi geopolitik saat ini, selain mengerek dolar dan harga bahan baku, juga menyebabkan keterlambatan supply.

"Situasi geopolitik dengan adanya peperangan di beberapa negara, itu memang mengganggu supply chain karena bahan baku dasar dari benang terganggu. Keterlambatan bahan mentah yang kita butuhkan membuat perhitungan lifetime jadi susah-susah gampang," ujar Karsongno.

Di sisi lain, distribusi produk perseroan sebagian besar atau sekitar 95 persen masih di dalam negeri. Ini menjadi peluang untuk membanjiri pasar domestik saat kompetitor utamanya yang berasal dari luar negeri mengalami kendala distribusi ke Indonesia.

"Kita jua sudah menginvestasikan pabrik garmen yang ada di Solo. Kita investasikan tahun lalu sekitar Rp 29 miliar untuk jawab peluang yang ada di 2024. Di mana jika kebutuhan ritel bisa kita penuhi sendiri," imbuh dia.

Laba Trisula International Naik 11,5% pada 2023

TRISULA Group berencana mengkonsolidasikan anak-anak usaha di bawah payung PT Trisula International Tbk (TRIS), emiten di bidang tekstil dan garmen.
TRISULA Group berencana mengkonsolidasikan anak-anak usaha di bawah payung PT Trisula International Tbk (TRIS), emiten di bidang tekstil dan garmen.

Sebelumnya, PT Trisula International Tbk (TRIS) membukukan kinerja keuangan yang positif untuk tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2024. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 38,09 miliar. Laba itu naik 11,50 persen dibanding laba 2022 yang tercatat sebesar Rp 34,16 miliar.

Pencapaian yang mengesankan ini merupakan hasil dari upaya kolektif TRIS dan anak perusahaannya. Sebagian besar penjualan dihasilkan oleh dua entitas utama yang bergerak di bagian manufaktur, yaitu PT Trisco Tailored Apparel Manufacturing dan PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL). Kedua anak perusahaan tersebut telah berperan penting dalam meningkatkan laba bersih TRIS.

Selama 2023 tercatat bahwa Trisula Group mengumpulkan penjualan sebesar Rp 1,5 triliun, atau mengalami sedikit penurunan 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini seiring dengan gejolak perekonomian global yang tidak menentu selama tahun 2023. Namun, Perseroan tetap optimis pada potensi pertumbuhan yang besar di masa mendatang dan melihat ini hanya dampak sementara. Di sisi lain, permintaan produk dalam negeri meningkat cukup pesat sebesar 20% menjadi Rp 593,9 miliar sepanjang tahun 2023.

Sepanjang 2023, 60% produk TRIS diekspor, dengan pasar utama seperti Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru sebagai tujuan terbesar penjualan ekspor mereka. Namun, terlepas dari performa Perusahaan yang kuat di pasar global, TRIS tetap berkomitmen untuk mengembangkan pasar domestiknya.

“Terlepas dari tantangan pasar global di tahun 2023, komitmen kami untuk memprioritaskan kualitas di atas kuantitas telah mempertahankan pertumbuhan penjualan yang stabil. Melalui manajemen biaya yang efektif dan posisi TRIS sebagai produsen yang paling terintegrasi, kami telah mencapai peningkatan profitabilitas," kata Direktur Utama TRIS, Widjaya Djohan dalam keterangan resmi, dikutip Senin (15/4/2024).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya