Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Sepatu Bata Tbk (BATA), produsen sepatu bata anjlok usai manajemen Perseroan mengumumkan penutupan pabrik di Purwakarta yang telah beroperasi 30 tahun.
Mengutip data RTI, harga saham BATA anjlok 11,58 persen ke posisi Rp 84 per saham. Harga saham BATA dibuka stagnan di posisi Rp 95 per saham. Harga saham BATA berada di level tertinggi Rp 95 dan terendah Rp 81 per saham. Total frekuensi perdagangan 124 kali dengan volume perdagangan 20.288 saham. Nilai transaksi Rp 169,6 juta.
Selama sepekan terakhir, harga saham BATA terpangkas 12,50 persen. Secara year to date (ytd), harga saham BATA susut 40,43 persen.
Advertisement
Koreksi saham BATA terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat hingga sesi pertama perdagangan, Senin, 6 Mei 2024.
IHSG naik tipis 0,23 persen ke posisi 7.150,90. Indeks LQ45 menguat 0,41 persen ke posisi 907,01. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG berada di level tertinggi 7.178,76 dan terendah 7.102,68. Sebanyak 270 saham melemah sehingga membatasi penguatan IHSG. 267 saham menguat dan 225 saham diam di tempat.
Sebelumnya, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengumumkan menghentikan aktivitas pabrik PT Sepatu Tbk yang berada di Purwakarta, Jawa Barat pada 30 April 2024.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 3 Mei 2024, manajemen PT Sepatu Bata Tbk menyatakan telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi COVID-19 dan perubahan perilaku konsumen yang begitu. Seiring hal itu Perseroan memutuskan menghentikan aktivitas pabrik di Purwakarta.
“Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Sepatu Bata Tbk Hatta Tutuko dalam keterbukaan informasi BEI.
Diputuskan pada 30 April 2024
Selain itu, ia mengatakan, kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.
Adapun keputusan menghentikan aktivitas produksi pabrik PT Sepatu Bata Tbk yang berada di Purwakarta berdasarkan keputusan direksi pada 30 April 2024 yang sebelumnya telah disetujui berdasarkan persetujuan dari keputusan dewan komisaris pada 29 April 2024.
“Dengan adanya keputusan ini, Perseroan tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta,” tulis Hatta.
Hatta mengatakan, keputusan ini merupakan hal terbaik yang dapat diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh dan kesepakatan pihak-pihak terkait, dan bertujuan mengefektifkan operasional Perseroan.
“Perseroan berkomitmen untuk memastikan kelancaran transisi bagi seluruh karyawan dan mitra kami yang terkena dampak perubahan ini,” tulis Hatta.
Advertisement
Kinerja Keuangan pada 2023
Lalu bagaimana kinerja keuangan sepanjang 2023? Berikut rinciannya yang dikutip dari data BEI:
PT Sepatu Bata Tbk mencatat penjualan bersih Rp 609,61 miliar hingga 2023. Penjualan turun 5,25 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 643,45 miliar.
Beban pokok penjualan melemah terbatas 0,74 persen dari Rp 383,43 miliar pada 2022 menjadi Rp 380,55 miliar pada 2023.
Dengan demikian, laba bruto susut 11,91 persen menjadi Rp 229,05 miliar hingga 2023. Pada 2022, laba bruto Perseroan tercatat Rp 260,02 miliar.
Rugi usaha melonjak 144,53 persen menjadi Rp 148,28 miliar pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 60,63 miliar. Perseroan membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 79,65 persen menjadi Rp 190,28 miliar hingga 2023 dari 2022 sebesar Rp 105,91 miliar.
Perseroan membukukan rugi per saham dasar naik menjadi Rp 146,37 pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 81,47.
Total ekuitas turun menjadi Rp 131,35 miliar hingga 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 319,76 miliar Total liabilitas meningkat menjadi Rp 454,38 miliar dari Desember 2022 sebesar Rp 404,30 miliar.
Perseroan membukukan aset turun menjadi Rp 585,73 miliar hingga 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 724,07 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 7,50 miliar hingga 31 Desember 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 2,47 miliar.
Sejarah Sepatu Bata di Indonesia
Beberapa masyarakat Indonesia mungkin awalnya menduga merek sepatu ini merupakan brand milik lokal karena sepatunya sudah masuk ke Indonesia cukup lama. Diketahui sepatu ini sudah masuk ke Indonesia sejak 1931.
Saat itu sepatu Bata melakukan kerjasama dengan perusahaan importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok, Jakarta bernama Netherlandsch-Indisch (NV). Senam tahun kemudian Tomas Bata mendirikan pabrik sepatu Batanya pertama di Indonesia.
Diketahui pabrik sepatu tersebut pertama kali berdiri di Jl. Kalibata Raya, Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Kemudian pada 24 Maret 1982 perusahaannya sudah terdaftar di Jakarta Stock Exchange atau sekarang dikenal dengan BEI.
Sementara pabrik sepatunya di Purwakarta, Jawa Barat sudah selesai berdiri sejak tahun 1994. Kemudian pada tahun 2004 perusahaan Bata mendapatkan izin mengimpor dan mendistribusikan barang yang diimpor.
Melalui sejarah panjangnya sepatu Bata menjadi merek yang banyak digunakan masyarakat Indonesia sehingga jadi produk yang cukup legendaris. Terutama terkenal sebagai sepatu sekolah karena memiliki tagline tersendiri yaitu “Back to School”.
Advertisement