Bursa Asia Tertekan Jelang Pengumuman Inflasi Australia

Para investor bursa Asia tengah menanti data manufaktur Singapura untuk bulan Mei yang juga akan diumumkan pada Rabu siang ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Jun 2024, 08:40 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2024, 08:40 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pasar saham di kawasan asia dan Pasifik atau sering disebut Bursa Asia mengalami tekanan pada perdagangan di awal Rabu ini. Penurunan Bursa Asia ini diprediksi karena investor mengantisipasi angka inflasi Australia yang akan diumumkan hari ini.

Selain itu, para investor di Asia juga tengah menanti data manufaktur Singapura untuk bulan Mei yang juga akan diumumkan pada Rabu siang ini.

Mengutip CNBC, Rabu (26/6/2024), tingkat inflasi tertimbang Australia diperkirakan mencapai 3,8% pada bulan Mei, menurut jajak pendapat para ekonom yang dijalankan salah satu kantor berita internasional. Angka ini lebih tinggi dari 3,6% yang tercatat di bulan April.

Angka ini muncul setelah Gubernur Reserve Bank of Australia Michelle Bullock baru-baru ini mengungkapkan bank sentral membahas kenaikan suku bunga pada pertemuan terakhirnya.

Jika inflasi lebih tinggi dari perkiraan dan mendorong Reserve Bank of Australia untuk menaikkan suku bunga, maka Reserve Bank of Australia akan menjadi bank sentral besar Asia-Pasifik pertama yang melakukan hal tersebut di tengah kondisi di mana investor sedang menunggu penurunan suku bunga, kecuali Jepang.

Reserve Bank of Australia memiliki dua data inflasi yang perlu dipertimbangkan – 26 Juni dan 31 Juli – sebelum pertemuan berikutnya pada 6 Agustus.

Sedangkan output pabrik Singapura pada bulan Mei juga akan dirilis pada hari Rabu, dengan jajak pendapat para ekonom memperkirakan tingkat pertumbuhan tahun-ke-tahun sebesar 2%, dibandingkan dengan penurunan 1,6% yang tercatat pada bulan April.

Gerak Indeks 

Indeks S&P/ASX 200 Australia dibuka 0,63% lebih rendah pada hari Rabu.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,26% di awal perdagangan sementara Topix berbasis luas turun 0,17%.

Indeks Kospi Korea Selatan dibuka 0,38% lebih rendah sedangkan saham berkapitalisasi kecil Kosdaq menguat 0,38%.

Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 17.958, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 18.072,9.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Wall Street

Plang Wall Street di dekat Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)
Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Kenaikan kembali harga saham Nvidia memimpin kenaikan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite di Wall Street pada hari Selasa, sehari setelah aksi jual investor pada raksasa pembuat chip tersebut.

Indeks S&P 500 bertambah 0,39% dan ditutup pada 5.469,30, sedangkan Nasdaq menguat 1,26% dan berakhir pada 17.717,65. Kedua indeks mengakhiri penurunan selama tiga hari.

Sedangkan Dow Jones Industrial Average tertinggal, kehilangan 299,05 poin atau 0,76% dan ditutup pada 39.112,16.

Saham Nvidia naik sekitar 6,7%. Selama sesi sebelumnya, saham tersebut turun lebih dari 6% dan menandai penurunan satu hari terbesar sejak 19 April ketika kehilangan 10%.

Sejumlah saham perusahaan teknologi berkapitalisasi besar juga menguat setelah mengalami penurunan pada hari Senin. Platform Meta dan Alfabet masing-masing naik lebih dari 2%.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya