Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu (24/7/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 0,70 persen ke posisi 7.262,75. Indeks LQ45 susut 0,66 persen ke posisi 917,17. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.314,11 dan level terendah 7.249,27.
Baca Juga
Sebanyak 323 saham melemah sehingga menekan IHSG. 233 saham menguat dan 237 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.049.991 kali dengan volume perdagangan 16,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 7,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.210.
Advertisement
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri naik 0,56 persen, sektor saham siklikal bertambah 0,03 persen dan sektor saham transportasi melonjak 0,77 persen.
Sementara itu, sektor saham teknologi susut 1,67 persen, dan pimpin koreksi. Selanjutnya sektor saham infrastruktur melemah 1,49 persen, sektor saham energi tergelincir 0,62 persen dan sektor saham basic merosot 0,40 persen.
Selain itu, sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,71 persen, sektor saham kesehatan susut 0,38 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,66 persen, sektor saham properti melemah 0,28 persen.
Saham GOTO turun 1,82 persen ke posisi Rp 54 per saham. Harga saham GOTO dibuka stagnan Rp 55 per saham. Harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 55 dan terendah Rp 53 per saham. Total frekuensi perdagangan 16.088 kali dengan volume perdagangan 26.703.508 saham. Nilai transaksi Rp 144,1 miliar.
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sentimen eksternal dan internal memicu pergerakan IHSG berada di zona merah.
"Dari eksternal, bursa regional Asia bergerak melemah, pasar tampaknya fokus menilai data manufaktur Jepang dan Australia yang mengalami kontraksi," demikian dikutip.
Sentimen IHSG Lainnya
Dari Jepang, Jibun Bank Japan Manufacturing merosot ke level 49,2, setelah sebelumnya berada di level 50,0 pada Juni 2024, sedangkan manufaktur Australia mengalami kenaikan tipis dari sebelumnya 47,2 menjadi 47,4, namun sayangnya level ini masih berada di zona kontraksi.
"Pasar menilai hal tersebut akibat dari output dan pesanan baru yang turun serta kondisi bisnis yang belum pulih sehingga terjadi perlambatan perekonomian,”
Dari Amerika Serikat (AS), pasar juga menantikan akhir drama calon presiden dari partai Demokrat setelah Joe Biden menyatakan mundur dari pencalonan. Pasar terus mengikuti perkembangan siapa yang akan menjadi lawan calon presiden Donald Trump pada pilpres (pemilihan presiden) pada November 2024.
Dari dalam negeri, utang jatuh tempo pemerintahan RI pada 2025 akan meningkat, berdasarkan data Kementerian Keuangan yang mencatatkan, utang jatuh tempo pemerintah Indonesia pada 2025 mendatang mencapai Rp800 triliun, atau meningkat dari tahun ini yang sebesar Rp434,29 triliun.
“Pasar berharap, langkah dan kebijakan pemerintah terhadap pembayaran utang jatuh tempo tersebut tetap dapat menjaga kepercayaan pasar akan kondisi ekonomi dalam negeri,”
Advertisement
Top Gainers-Losers
Saham-saham LQ45 yang masuk top gainers antara lain:
- Saham AMMN melonjak 2,16 persen
- Saham ASII melonjak 1,8 persen
- Saham ADRO melonjak 1,28 persen
- Saham MDKA melonjak 1,26 persen
- Saham BBNI melonjak 0,99 persen
Saham-saham LQ45 yang masuk top losers antara lain:
- Saham BUKA melemah 5,51 persen
- Saham TLKM melemah 3,16 persen
- Saham ARTO melemah 3,16 persen
- Saham INKP melemah 2,96 persen
- Saham ESSA melemah 2,41 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 554,6 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 415,5 miliar
- Saham TLKM senilai Rp 304,1 miliar
- Saham AMMN senilai Rp 282,4 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 249,4 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BSBK tercatat 107.947 kali
- Saham ISEA tercatat 44.917 kali
- Saham BBRI tercatat 22.395 kali
- Saham TLKM tercatat 22.107 kali
- Saham ASLC tercatat 21.094 kali
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham Asia Pasifik tertekan pada perdagangan Rabu, 24 Juli 2024 seiring pelaku pasar menilai data aktivitas bisnis pada Juli dari Jepang dan Australia, dan rilis laba perusahaan teknologi dari Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC, saham-saham teknologi dan kendaraan listrik sebagian besar melemah di Asia Pasifik setelah raksasa teknologi AS Alphabet dan Tesla melaporkan laba kuartal II 2024. Kinerja keuangan Tesla jauh dari perkirana.
Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,1 persen dan membalikkan keadaan dari sebelumnya menguat. Indeks CSI 300 melemah 0,63 persen ke posisi 3.418,16. Saham kendaraan listrik jatuh 4 persen, dan saham Nio dan Xpeng masing-masing merosot lebih dari 5 persen.
Foxconn akan investasi 1 miliar yuan untuk kantor baru di China, berdasarkan laporan Reuters. Adapun bursa saham di Taiwan ditunda karena topan.
Indeks Nikkei 225 melemah 1,11 persen ke posisi 39.154,85, dan sentuh level terendah dalam satu bulan. Indeks saham acuan di Jepang itu terseret saham utilitas dan real estate.
Sedangkan indeks Topix terpangkas 1,42 persen ke posisi 2.793,12. Data awal dari au Jibun Bank menunjukkan aktivitas bisnis di China kembali tumbuh.
Indeks manajer pembelian Jepang pada Juli berada di posisi 52,6 dari posisi Juni sebesar 49,7.Laporan itu menunjukkan kalau indikasi pertumbuhan yang solid di antara perusahaan sektor swasta Jepang.
Di sisi lain, produsen mobil Toyota akan membeli kembali saham dari bank dan asuransi termasuk Tokio Marine, Mitsubishi UFJ Financial Group dan Sumitimo Mitsui Financial Group sebesar 805,8 miliar yen.
Perseroan mengatakan, hal ini sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk kurangi kepemilikan lintas saham untuk membangun neraca yang ramping. Saham Toyota naik 0,13 persen.
Indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,56 persen ke posisi 2.758,71. Indeks Kosdaq naik 0,26 persen dan ditutup ke posisi 814,25. Indeks ASX 200 di Australia sedikit berubah ke posisi 7.963. Hal ini setelah Australia merilis aktivitas sektor swasta berkembang lebih lambat pada Juli 2024.
Advertisement