Pasar Saham Bergejolak, saatnya Diversifikasi ke Reksa Dana?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 3 hingga 7 Februari 2025 ditutup mayoritas di zona negatif, mengalami pelemahan sebesar 5,16% selama sepekan ini.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Feb 2025, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 06:00 WIB
Pembukaan-Saham
Investor asing mencatatkan nilai jual bersih atau net foreign outflow sebesar Rp 513,87 miliar sepanjang 2024, dan sepanjang 2025, tercatat nilai jual bersih sebesar Rp 7,52 triliun pada penutupan pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tren pelemahan dalam beberapa waktu terakhir akibat faktor global dan domestik. Namun, di balik penurunan ini, investor justru bisa memanfaatkan peluang investasi alternatif, salah satunya melalui reksa dana.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 3 hingga 7 Februari 2025 ditutup mayoritas di zona negatif, mengalami pelemahan sebesar 5,16% selama sepekan ini. Pada penutupan pekan ini, IHSG tercatat berada di level 6.752,576, turun 5,16% dibandingkan penutupan pekan sebelumnya yang berada di level 7.109,19.

Alhasil, kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan 5,87%, tercatat sebesar Rp 11.595 triliun, turun dari Rp 12.319 triliun pada penutupan pekan lalu. Meski demikian, rata-rata nilai transaksi harian bursa mengalami pertumbuhan sebesar 7,22% menjadi Rp 12,08 triliun, dibandingkan dengan rata-rata transaksi pekan sebelumnya yang sebesar Rp 11,27 triliun.

Selain itu, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa mengalami peningkatan 13,06%, mencapai 1,31 juta kali transaksi selama sepekan, naik dari 1,04 juta kali pada pekan sebelumnya. Namun, rata-rata volume transaksi harian bursa mengalami penurunan sebesar 26,60% menjadi 20,75 miliar saham pada pekan ini, dibandingkan dengan 16,39 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Di sisi lain, investor asing mencatatkan nilai jual bersih atau net foreign outflow sebesar Rp 513,87 miliar sepanjang 2024, dan sepanjang 2025, tercatat nilai jual bersih sebesar Rp 7,52 triliun pada penutupan pekan ini.

 

Sebanyak Rp 9,14 Triliun Modal Asing Masuk RI Lewat SBN

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sementara, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan bahwa modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia tercatat sebesar Rp 1,45 triliun selama periode 3 hingga 6 Februari 2025. Hal ini didorong oleh aksi investor asing yang memborong Surat Berharga Negara (SBN).

"Berdasarkan data transaksi pada periode tersebut, non-residen tercatat beli neto sebesar Rp 1,45 triliun, yang terdiri dari jual neto Rp 3,29 triliun di pasar saham dan beli neto Rp 9,14 triliun di pasar SBN," ujarnya.

Pada saat bersamaan, Bank Indonesia juga melaporkan keluarnya investor asing dari saham dan Sekuritas Rupiah BI (SRBI). Di pasar SRBI, investor asing tercatat melakukan jual neto sebesar Rp 4,40 triliun. Selain itu, aksi jual sebesar Rp 2,85 triliun juga tercatat di pasar saham, yang tercermin dalam penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu, yang tergerus 4,86% dari level 7.000 menjadi 6.742,58 pada penutupan Jumat, 7 Februari 2025.

Selama periode 1 Januari hingga 6 Februari 2025 (ytd), aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia tercatat mencapai Rp 18,32 triliun. Di pasar saham, beli neto tercatat Rp 10,73 triliun, sementara di SRBI tercatat beli neto sebesar Rp 10,44 triliun.

Seiring dengan perkembangan tersebut, premi credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun tercatat di angka 74,98 basis poin (bps) pada 6 Februari, menurun dibandingkan 75,32 bps pada 31 Januari. Di sisi lain, tingkat imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun tercatat naik menjadi 6,92% pada Jumat 7 Februari 2025, dari level 6,88% pada Kamis, 6 Februari 2025.

Denny juga menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah tercatat sedikit menguat ke posisi Rp 16.320 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat 7 Februari 2025, dibandingkan Rp 16.325 per dolar AS pada penutupan Kamis 6 Februari 2025.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tutup Denny.

 

Dampak ke Reksa Dana Saham

Awal Ramadan IHSG Ditutup Menguat
Tercatat 208 saham menguat, 334 saham melemah dan 233 saham stagnan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

"Penurunan IHSG sebesar 5,16% dan kapitalisasi pasar yang turun 5,87% kemungkinan akan berdampak negatif pada kinerja reksa dana saham dalam jangka pendek. Turunnya harga saham dapat menurunkan nilai aset bersih (NAB) reksa dana tersebut, yang beRp otensi merugikan investor," mengutip ulasan Mirae Asset Sekuritas, Selasa (11/2/2025).

Namun, penurunan ini juga bisa menjadi peluang bagi investor untuk membeli saham dengan harga lebih rendah, terutama jika mereka memiliki pandangan jangka panjang dan percaya pada pemulihan pasar. Peluang ini sangat bergantung pada strategi dan analisis masing-masing investor.

Meskipun dampak pasar saat ini bersifat negatif, investor dengan fokus jangka panjang atau strategi diversifikasi yang baik mungkin bisa mengelola dampaknya lebih efektif. Dengan ketahanan dan kesabaran, pasar yang tertekan saat ini bisa memberikan peluang di masa depan.

"Di sisi lain, kenaikan yield Surat Berharga Negara (SBN) dapat menarik minat investor pada reksa dana pendapatan tetap, meskipun harga obligasi yang turun akibat kenaikan yield berisiko mengurangi NAB reksa dana tersebut," tulis Mirae.

Sementara itu, bagi reksa dana campuran, yang menggabungkan saham dan obligasi, kinerja portofolio dapat terpengaruh oleh kedua faktor tersebut, bergantung pada komposisi aset yang dimiliki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya