Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur pada perdagangan saham sesi pertama, Kamis (6/2/2025). IHSG berada di posisi 6.800.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,96 persen ke posisi 6.886,86. Indeks LQ45 susut 2,51 persen ke posisi 781,35. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.
Baca Juga
Pada sesi pertama perdagangan saham hari ini, IHSG berada di level tertinggi 7.044,71 dan level terendah 6.881,95. Sebanyak 403 saham memerah sehingga bebani IHSG. 172 saham menguat dan 207 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 832.688 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.324.
Advertisement
Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham kesehatan naik 0,66 persen dan sektor saham consumer siklikal bertambah 0,05 persen.
Sektor saham basic melemah 1,97 persen dan pimpin koreksi. Sektor saham keuangan turun 1,84 persen dan sektor saham industri terpangkas 1,64 persen.
Sektor saham energi terperosok 1,2 persen, sektor saham consumer nonsiklikal susut 0,37 persen, sektor saham properti melemah 1,33 persen. Lalu sektor saham teknologi susut 1,05 persen, dan sektor saham transportasi melemah 1,05 persen.
Pada sesi pertama, saham GOTO turun 3,53 persen ke posisi Rp 82 per saham. Harga saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 85 per saham. Selama sesi pertama, harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 85 dan level terendah Rp 82 per saham. Total frekuensi perdagangan 11.705 kali dengan volume perdagangan 18.773.460 saham. Nilai transaksi Rp 140,3 miliar.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksono menuturkan, koreksi IHSG sedang berjalan pada skenario merah yang disampaikan sebelumnya. “Worstcase IHSG akan menguji 6.742-6.853,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, pergerakan IHSG masih dibebani oleh emiten big cap perbankan yang koreksi relatif dalam hari ini. Herditya menilai, hal itu lantaran rilis kinerja keuangan 2024 yang relatif moderat dan investor masih mencermati kinerja 2025 yang diperkirakan stagnan.
"Investor dapat lebih selektif pada portofolionya dan dapat mencermati rilis kinerja 2024 dari masing-masing emiten,” kata dia.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham BUVA melambung 33,80 persen
- Saham AIMS melambung 24,60 persen
- Saham SAFE melambung 24,50 persen
- Saham OBAT melambung 23,42 persen
- Saham TIRA melambung 23,19 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham JGLE merosot 12,50 persen
- Saham NZIA merosot 12,50 persen
- Saham ANDI merosot 11,11 persen
- Saham MDRN merosot 11,11 persen
- Saham ZATA merosot 10 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BMRI senilai Rp 1,6 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 703,3 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 619,4 miliar
- Saham TPIA senilai Rp 159,5 miliar
- Saham ASII senilai Rp 149,3 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham AWAN tercatat 88.706 kali
- Saham BMRI tercatat 57.435 kali
- Saham BBCA tercatat 41.628 kali
- Saham BBRI tercatat 37.830 kali
- Saham PSAB tercatat 28.549 kali
Advertisement
Bursa Saham Asia Pasifik Menguat
Koreksi IHSG terjadi di tengah bursa saham Asia Pasifik yang menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Hal ini di tengah wall street yang juga melejit.
Mengutip CNBC, indeks ASX 200 menguat 1,14 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang mendaki 0,46 persen, indeks Topix melesat 0,3 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan mendaki 0,93 persen dan indeks Kosdaq naik 1,09 persen.
Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 0,31 persen. Indeks acuan di China CSI 300 menguat 0,14 persen dan indeks Nifty 50 di India melemah 0,16 persen.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)