Pasar modal Indonesia sepekan terakhir dilanda kepanikan. Data makro ekonomi terutama Neraca Transaksi Berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersungkur ke level terendah di posisi 3.967,84. Inilah pertama kalinya sepanjang 2013, indeks benar-benar ambruk di bawah level 4.000.
Memburuknya IHSG membuat para pemangku kebijakan semakin waspada. Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Bank Indonesia (BI) serempak menenangkan pasar dengan mengguyur sejumlah stimulus.
Tujuannya, memberikan ketenangan sekaligus kepercayaan pelaku pasar terhadap ketangguhan ekonomi nasional menghadapi perlambatan pertumbuhan.
Tak cukup dengan paket kebijakan, Bank Indonesia (BI) bahkan memutuskan untuk menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Tambahan pada bulan ini.
Dengan pertimbangan yang ada, RDG khusus inipun memutuskan untuk menaikkan suku bunga BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 7%. Tak hanya itu, BI juga menaikkan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) sebesar 25 bps.
Langkah BI untuk sementara tidak keliru. Pasar langsung merespon positif keputusan tersebut sekaligus mengangkat IHSG ke zona hijau.
Sentimen BI Rate ditambah kebijakan pembelian kembali (buyback) saham dari OJK membuat indeks cukup perkasa kembali ke atas level 4.100. Pada penutup Jumat, 30 Agustus 2013, bahkan melompat 91,46 poin (2,23%) ke level 4.195,089.
"Di akhir minggu ini kita ada penyelamat yakni bi yang maju pasang badan mencoba berusaha menyelamatkan pasar," kata Analis PT Investa Saran Mandiri, Kuswiyo Joe Adi dalam wawancaranya dengan Liputan6.com.
Menurut Kuswiyo, gerak IHSG sepekan kemarin memang tengah dilanda kepanikan. Sentimen negatif yang didengar pelaku pasar langsung direspon dengan aksi jual yang mengakibatkan penurunan indeks.
"Pasar benar benar panik sekali karena terlihat sekali bahwa menurunnya cepat dratis apalagi sehari bisa minus 5%," katanya.
Apa sebetulnya yang menyebabkan IHSG dilanda kepanikan yang sangat besar? mengapa pula indeks bisa berbalik dengan relatif cepat dan kembali ke level 4.100?
Berikut adalah video ulasan IHSG pekan terakhir Agustus 2013 dari Kiswoyo dalam wawancaranya dengan Liputan6.com:
Memburuknya IHSG membuat para pemangku kebijakan semakin waspada. Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Bank Indonesia (BI) serempak menenangkan pasar dengan mengguyur sejumlah stimulus.
Tujuannya, memberikan ketenangan sekaligus kepercayaan pelaku pasar terhadap ketangguhan ekonomi nasional menghadapi perlambatan pertumbuhan.
Tak cukup dengan paket kebijakan, Bank Indonesia (BI) bahkan memutuskan untuk menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Tambahan pada bulan ini.
Dengan pertimbangan yang ada, RDG khusus inipun memutuskan untuk menaikkan suku bunga BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 7%. Tak hanya itu, BI juga menaikkan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI) sebesar 25 bps.
Langkah BI untuk sementara tidak keliru. Pasar langsung merespon positif keputusan tersebut sekaligus mengangkat IHSG ke zona hijau.
Sentimen BI Rate ditambah kebijakan pembelian kembali (buyback) saham dari OJK membuat indeks cukup perkasa kembali ke atas level 4.100. Pada penutup Jumat, 30 Agustus 2013, bahkan melompat 91,46 poin (2,23%) ke level 4.195,089.
"Di akhir minggu ini kita ada penyelamat yakni bi yang maju pasang badan mencoba berusaha menyelamatkan pasar," kata Analis PT Investa Saran Mandiri, Kuswiyo Joe Adi dalam wawancaranya dengan Liputan6.com.
Menurut Kuswiyo, gerak IHSG sepekan kemarin memang tengah dilanda kepanikan. Sentimen negatif yang didengar pelaku pasar langsung direspon dengan aksi jual yang mengakibatkan penurunan indeks.
"Pasar benar benar panik sekali karena terlihat sekali bahwa menurunnya cepat dratis apalagi sehari bisa minus 5%," katanya.
Apa sebetulnya yang menyebabkan IHSG dilanda kepanikan yang sangat besar? mengapa pula indeks bisa berbalik dengan relatif cepat dan kembali ke level 4.100?
Berikut adalah video ulasan IHSG pekan terakhir Agustus 2013 dari Kiswoyo dalam wawancaranya dengan Liputan6.com: