Komunitas Indie Dinilai Mampu Selamatkan Industri Musik

Ada beragam solusi yang bisa membangkitkan musik Indonesia dari keterpurukan. Salah satunya, memperluas pasar musik indie.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 25 Apr 2014, 09:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2014, 09:30 WIB
Bens Leo
Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Ada beragam solusi yang bisa membangkitkan musik Indonesia dari keterpurukan. Salah satunya, memperluas pasar musik indie dengan membentuk komunitas-komunitas pecinta musik yang apresiatif dengan sebuah karya.

Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat musik Bens Leo. Menurut dia, perkembangan komunitas musik indie di Indonesia menjamur dengan luas. Bahkan, karena tumbuh dengan baik, banyak musisi yang akhirnya berpindah jalur ke musik indie.

"Industri rekaman terpuruk, tapi kelompok indie justru berkembang. Contohnya band GIGI yang sudah hampir empat tahun lepas dari major label," ungkap Bens disela-sela diskusi bertajuk `Musik Sketsa Sosial & Politik` yang digelar di Cowboys Cafe, Kemang, Kamis (24/4/2014).

Tanpa label rekaman besar, GIGI tetap mampu memperlihatkan `taring` di blantika musik lewat karya-karya mereka yang original. Terlebih, sebuah prestasi membanggakan mampu ditorehkan Armand Maulana Cs lantaran bisa merekam lagunya di studio legendaris dunia, Abbey Road di Inggris.

"GIGI baru saja menggarap album sendiri di Abbey Road di Inggris. Mereka ongkosin diri sendiri dan titip edar untuk distribusi musiknya. Itulah independent, tumbuhnya luar biasa," imbuh Bens.

Bens kembali mengatakan kalau trend para musisi berkarya melalui jalur indie sedang digandrungi saat ini. Setidaknya, ia mencatat beberapa nama musisi yang muncul di blantika musik Indonesia tanpa bantuan label rekaman berskala besar.

"Ada Superman Is Dead (SID), Tulus dan berbagai musisi lainnya yang memilih indie music untuk membangun kembali industri musik kita," tutupnya. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya