Liputan6.com, Hong Kong Pembajakan film dengan cara merekam di dalam gedung bioskop masih dianggap sebagai persoalan serius. Cara ini bisa mengakibatkan pendapatan bioskop menurun karena film yang sedang rilis sudah ada versi bajakannya dalam bentuk cakram padat DVD dan VCD.
Diwartakan Hollywood Reporter, Senin (8/12/2014), India dan Tiongkok masih menjadi negara dengan masalah pembajakan film lewat cara merekam di gedung bioskop untuk wilayah Asia Pasifik. Di lain pihak, Filipina mengalami kenaikan drastis perekaman ilegal di gedung bioskop sepanjang 2013 dan 2014.
Data di atas dikemukakan Frank S. Rittman, Senior Vice President, Deputy Managing Director & Regional Policy Officer, Asia Pacific, Motion Pictures Association (MPA). MPA merupakan distributor film-film Hollywood dari studio-studio besar (major studios) yakni Walt Disney, Paramount, Sony Pictures, 20th Century Fox, Universal, dan Warner Bros..
Advertisement
Berbicara di seminar bertajuk "Promoting and Protecting Content in Today’s Multi-screen World" di event CineAsia 2014 di Hong Kong, Senin, Rittman mengungkapkan perekaman ilegal di bioskop di wilayah Asia Pasifik mengalami penurunan 16 persen dibanding tahun sebelumnya.
India
India
Namun, situasi di India tetap menjadi perhatian. Tahun ini dilaporkan sebanyak 40 kasus perekaman ilegal, turun sedikit dari 44 kasus tahun 2013. "Sejak 2012 ada peningkatan perekaman film untuk diedarkan ke pasar internasional," kata Rittman. "Dampak masalah ini pada pendapatan film secara global."
Sementara itu, ada perkembangan baik dari India yakni kelompok sindikat perekaman ilegal yang berbasis di Indore, salah satu kota besar di India, telah digulung pihak berwajib.
Advertisement
Tiongkok
Tiongkok
Di Tiongkok, kasus perekaman ilegal juga masih jadi masalah. Tahun ini dilaporkan terjadi 21 kasus, turun dari 29 kasus dari 2013. 'Dari 2011 hingga 2013, kami menemukan pertumbuhan signikan data forensik yang cocok, yakni hasil rekaman di bioskop dari Tiongkok tersebar secara internasional.
"Ini artinya, para pembajak mengambil video hasil rekaman dari Tiongkok, lalu mengisinya dengan subtitle bahasa wilayah masing-masing, misalnya dengan bahasa Portugis atau Rusia, kemudian memasarkannya di wilayah tersebut," urai Rittman.
Filipina
Filipina
Selain di India dan Tiongkok, pembajakan film juga tumbuh signifikan di Filipina. Dilaporkan, kasus perekaman ilegal yang terungkap baru satu saja pada 2011 meningkat menjadi 18 kasus pada 2014. Filipina saat ini menjadi sumber yang populer di kalangan pembajak film karena beberapa alasan.
"Di sana (Filipina) bioskop berdiri di wilayah perkotaan padat yang mudah diakses (termasuk oleh pembajak); film yang beredar di Filipina biasanya tak dilengkapi subtitle bahasa setempat di layar; untuk film-film MPA di masa lalu, umumnya rilis lebih dulu di sana sebelum wilayah lain, terkadang beberapa hari lebih awal dibanding wilayah lain manapun," kata Rittman.
Dikatakan, saat ini pemerintah dan penegak hukum Filipina sedang berupaya keras menekan aksi perekaman ilegal dalam bioskop. Pemerintah setempat optimis tahun depan angka kejahatan itu di Filipina bakal menurun. (Ade)
Advertisement