Liputan6.com, Jakarta Artis Beberapa bulan terakhir, dunia showbiz Tanah Air digemparkan oleh berita kasus prostitusi yang melibatkan para artis. Kasus pertama bermula ketika ditangkapnya artis berinisial AA yang tengah dijual oleh muncikari RA.
Yang menggemparkan, tarif para artis yang bisa disewa mencampai angka puluhan hingga ratusan juta rupiah. Tidak itu saja, RA juga memiliki banyak nama artis yang bisa di-booking.
Belum reda berita AA dan muncikari RA, kasus serupa muncul di Surabaya. Kali ini yang bikin berita adalah model cantik berinisial SA yang ditangkap sedang mabuk narkoba dan menjual diri kehidung belang. SA tak sendiri, ia ditangkap bersama empat PSK lainnya yang bekerja sampingan sebagai sales promotion girl (SPG).
Advertisement
Dilihat dari kacamata psikologis, prilaku selebriti yang terlibat kasus prostitusi artis ini bukan hanya lantaran tuntutan kebutuhan ekonomi belaka. Psikolog dari Pusat Studi Psikologi Komunikasi Bawah Sadar, Nunki Suwardi yang ditemui Liputan6.com, Jumat (4/9/2015) menuturkan ada banyak faktor yang mendukung seorang selebriti tertarik ikut bisnis esek-esek.
1. Tuntutan Gaya Hidup
1. Tuntutan Gaya Hidup
Sebagai seorang artis, gaya hidup mewah menjadi hal yang nyaris tak bisa terpisahkan. Ketika seseorang menjadi artis tentu akan membuatnya ingin meniru kebiasaan artis yang lain. Hal itulah yang kemudian bisa menjerumuskan artis ke lembah prostitusi memenuhi gaya hidupnya.
"Gaya hidup berpengaruh ya. Apalagi artis identik dengan hal yang glamor. Karena artis nggak mungkin ke panggung pakai baju murah. Bahkan ada artis-artis papan atas yang bajunya saja untuk sekali pentas," ujar Nunki Suwardi.
"Itu baru baju, apalagi yang lain. Misalkan mobil, rumah dan gadget. Mereka yang ingin mengikuti gaya hidup selebritis, kemungkinan besar bisa terperosok," sambungnya.
Advertisement
2. Zona Nyaman
2. Zona Nyaman
Berawal dari tuntutan gaya hidup mewah, seseorang yang terjerumus ke lembah hitam prostitusi bisa berada di zona nyaman. Pasalnya dibandingkan ia harus bekerja membanting tulang selama berbulan-bulan, PSK artis tersebut merasa lebih mudah bekerja dalam beberapa jalam dengan klien.
"Ketika seseorang sudah sampai ke tahap kenyamanan tertentu, dia akan sulit berpindah. Bicara soal kecukupan materi tidak menjamin seseorang merasa cukup. Secara psikologis, materi tidak akan pernah ada kata puas, orang terkaya di dunia sekalipun masih akan terus mencari uang," kata Nunki.
"Nah, apalagi ini kalau sudah nyaman, dia akan mencari uangnya dengan cara yang mudah atau jalan pintas," lanjutnya.
3. Kurang Iman dan Tak Tahan Godaan
3. Kurang Iman dan Tak Tahan Godaan
Tak bisa dipungkiri kebanyakan seorang artis pasti berwajah cantik. Namun, seringkali kecantikan lahirnya tak sesuai dengan batin. Banyak artis yang tak tahan godaan dunia entertainmen lantaran minimnya keimanan yang dimiliki.
"Sebagai seorang artis pasti kebanyakan cantik. Dan orang cantik godaan pasti banyak, ditawar untuk berhubungan seks oleh orang-orang dan dijanjikan mendapat uang banyak. Jika artis ini tak punya iman yang kuat, tentunya akan mudah tergiur," terang Nunki Suwardi.
"Apalagi jika citra si artis itu bisa dipanggil dengan tampilan yang sensual. Kalau dia komunikasikan membuat tampilannya mengundang, orang akan berpikir artis itu bisa dipakai. Apalagi iman ini nggak kuat, ya sudah," imbuh wanita berhijab ini.
Advertisement
4. Bayaran Selangit
4. Bayaran Selangit
Iming-iming bayaran selangit juga bisa menjadi penyebab seorang pelaku prostitusi artis tertarik. Jika kita ingat dalam kasus muncikari RA, ia membanderol berbagai macam artis dan model dengan harga mahal. Sekali kencan, ada artis yang bisa dibooking hingga ratusan juta.
"Masalahnya prostitusi artis itu kan beda dengan prostitusi yang ada di jalanan. Semakin terkenal artisnya, maka harga artis tersebut semakin mahal. Apalagi kalau ada artis yang sulit 'dibeli' oleh tamu," katanya.
"Kalau pasar membutuhkan dan artis siap melayani, hal itu akan terjadi. Beda halnya kalau iman artis tersebut bagus, dibayar berapapun tidak mau," jelas Nunki Suwardi.
5. Anji Mumpung
5. Aji Mumpung
Terkadang, kegiatan prostitusi terjadi karena adanya kesempatan yang hadir. Hal ini juga bisa menyebabkan artis yang tadinya enggan menjual diri justru tergoda. Apalagi, bila artis tersebut berpikir masa muda sayang jika tidak dihabiskan untuk bersenang-senang.
"Misal dia pikir aji mumpung masih muda. Lalu pengendalian dan kematangan dirinya kurang. Biasanya artis muda lebih pendek cara berpikirnya. Kadang ada tawaran yang menggiurkan sedikit, langsung diambil tanpa pikir panjang," kata Nunki.
Â
Advertisement
6. Pengaruh Narkoba
6. Pengaruh Narkoba
Kasus pelacuran biasanya juga akrab dengan narkoba. Ditambah lagi dunia entertainment kerap bersinggungan dengan barang haram tersebut. Masalahnya, seseorang yang terkena jeratan narkoba, bakal kecanduan. Jika sudah begitu, alam bawah sadarnya tak akan bekerja sempurna dalam menimbang keputusan.
"Seringkali artis nge-drugs karena dia harus membeli obat untuk menjaga stamina. Karena kesibukan artis menuntut stamina yang kuat. Narkoba sering menjadi solusi oleh orang yang salah menyiasati kebugaran staminanya," kata Nungki.
"Dan kalau orang memakai narkoba, otomatis gairah seksnya meningkat. Klien saya saja, masuk di rumah sakit gara-gara nggak kuat menahan hasrat seks dia main dengan waria."
"Oleh karena itu, bisa saja artis yang terlibat narkoba, kemudian kecanduan dan diminta membayar dengan tubuhnya. Kalau orang pakai narkoba mana ingat dengan Tuhan? Yang ada dia berpikir, sudah hasrat seksnya terpenuhi, dapat uang banyak, lalu dia bisa beli atau dapat narkoba lagi," ujar Nunki Suwardi.
Dengan adanya pemaparan di atas, diketahui banyak faktor yang bisa memengaruhi seseorang untuk masuk ke dalam bisnis prostitusi artis. Maka dari itu, diperlukan kecakapan berpikir untuk bisa berpikir risiko ke depan dan menolak tawaran yang datang kepadanya. Selain itu, keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan juga dibutuhkan sebagai tameng supaya selalu merasa bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Tuhan. (Ras/fei)