Liputan6.com, Jakarta Sesuai janjinya, konser KLa Project yang berlangsung di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Kamis (15/12/2016) malam benar-benar menggunakan instrumen musik tradisional. Konser bertajuk ‘Passion, Love and Culture,’ itu dibuka dengan tembang "Saujana" dengan lantunan saluang, talempong, bansi, dan serunai.
"Kami akan mengajak kalian menjelajahi Indonesia lewat musik," ujar Adi Adrian, sang pianis dan kibordis menyapa penonton dan lantas disambut riuh penonton.
Advertisement
Dalam penampilannya, ketiga personel KLa Project, Katon, Lilo dan Adi juga mengenakan pakaian tradisional. Usai lagu Saujana, KLa Project menghidupkan instrumen khas Sunda dengan "Waktu Tersisa".
Sempat hening sejenak dan dalam kondisi gelap, lagu "Terpuruk Ku Di Sini" menjadi lagu berikutnya dan kemudian dilanjutkan dengan "Terkenang".
Baca Juga
Lagu ke-lima KLa menyanyikan "Pasir Putih" yang diiringi dengan tarian tradisional dari Pulau Dewata. Sampai akhirnya Katon masuk ke belakang panggung dan digantikan Lilo yang menyanyikan "Laguku".
"Selama 28 tahun KLa dapat bertahan karena passion, love dan culture. Dan kami ingin membuat musik Indonesia go internasional dengan sesuatu," kata Katon.
Lagu "Menjemput Impian" menjadikan suasana kembali riuh. Berturut-turut lagu yang dibawakan "Belahan Jiwa", "Romansa", "Lagu Baru", "Gerimis", juga "Tentang Kita".
Lagu "Yogyakarta" menjadi lagu yang paling ditunggu. Diawali dengan penampilan seorang pesinden, Lidya Waw menjadikan suasana semakin hanyut. Lagu Semoga menjadi persembahan terakhir konser malam itu.
Â