Liputan6.com, Jakarta - Upin Ipin Keris Siamang Tunggal menyapa penonton sejak Kamis (9/5/2019) kemarin. Melewati proses produksi hampir 5 tahun, Upin Ipin Keris Siamang Tunggal menjanjikan cerita yang padat, sarat petuah, dan petualangan dinamis, yang selama ini menjadi ciri khas serialnya.
Kisah Upin Ipin Keris Siamang Tunggal bermula dari gudang milik Tok Dalang (Burhanuddin) yang menyimpan banyak barang. Di sudut gudang itu ada peti yang bersinar. Salah satu isinya, sebuah keris.
Advertisement
Dalam tubuh keris itu, digurat beberapa kalimat, bunyinya: Dua sinar sebagai pertanda, hilanglah gelap, datanglah cahaya. Saat keris itu dihunus, Upin, Ipin, dan teman-temannya terseret ke alam Inderaloka. Di sana, ada Kerajaan Siong, yang dipimpin Raja Barsiong (Ahmad Mawardi).
Advertisement
Baca Juga
Tiba di Inderaloka, Upin dan Ipin (Asyiela) menyadari keris mereka patah. Sementara kedatangan Upin dan Ipin membuat Raja Barsiong merasa terancam. Ia memerintahkan ahli nujum Pak Belalang (Ahmad Raruzi) untuk menerawang siapa yang membawa keris itu.
Di sisi lain, Upin dan Ipin berkenalan dengan Belalang (Irfan), Mat Jenin (Mochamad), dan Mak Derumah (Siti). Si kembar ini belajar banyak hal dari teman baru mereka.
Satu hal yang membuat Upin Ipin Keris Siamang Tunggal mengesankan adalah penceritaan runut, alurnya yang padat, dan semua karakter pendukung berfungsi. Tak ada yang mubazir.
Pesan Universal
Semula, kita mengira Mak Derumah hanyalah tokoh yang kebetulan melintas. Rupanya, ia membawa peran penting terkait keris dan sejumlah identitas asli tokoh lain. Begitu pula dengan Mat Jenin, Pak Belalang, dan anaknya.
Selain karakter pendukung yang tidak mubazir, naskah Upin & Ipin Keris Siamang Tunggal kaya akan simbol dan pesan universal. Tak hanya cocok untuk anak-anak, tapi juga layak diindahkan orang dewasa.
Salah satu momen penting film ini, ketika batang keris tumbuh oleh air mata yang berasal dari hasrat mengampuni orang lain. Ibu mengampuni anak. Perempuan mengampuni saudarinya.
Laki-laki yang salah sangka selama bertahun-tahun terbuka mata hatinya. Maaf sebagai salah satu dari 3 kata ajaib menjadi kunci pembelajaran bagi penonton sekaligus kunci cerita.
Advertisement
Berisiko
Dengan plot yang rapat, sebenarnya agak berisiko untuk menyisipkan beberapa lagu di film Upin Ipin Keris Siamang Tunggal ini. Sutradara dan penulis naskah mampu mengakalinya.
Beberapa lagu ditebar dengan lirik yang menggambarkan susana hati karakter maupun adegan. Lagu-lagu ini seolah menggarisbawahi konflik dan menebalkan emosi para tokoh.
Tanpa ragu, Upin Ipin Keris Siamang Tunggal salah satu film animasi dengan penceritaan dan penokohan yang utuh tahun ini.
Film ini terasa dekat karena hampir setiap hari kita menemui mereka di layar kaca atau YouTube. Ceritanya terasa akrab karena bahasa dan budayanya tak jauh dari negeri tempat kita bernaung. Suasananya riang berkat lagu, lirik, dan dialog yang sarat petuah tanpa terdengar gaduh.
(Wayan Diananto/Liputan6.com)