Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, Powerslaves mereilis sebuah single baru "Kau dan Aku (New Version)". "Kau dan Aku (New version)" merupakan darah baru bagi eksistensi Powerslaves.
Single Powerslaves ini punya makna yang sangat mendalam sekaligus gerbang pembuka menuju album kompilasi berisi lagu-lagu terbaik dari Heydi Ibrahim (vokal), Anwar Fatahillah (bass), Wiwiek Soedarno (kibor), dan Agung "Gimbal" Yudha (drum).
Powerslaves menyadari, versi orisinal "Kau dan Aku" sudah memiliki nyawa sendiri dan disukai Slavers sejak dirilis melalui album berlabel self-titled pada 2001 silam. Untuk membuatnya jadi baru, mereka tidak boleh tanggung dalam melakukan sentuhan ulang.
Advertisement
Baca Juga
Band-band lain memilih berkolaborasi dengan produser di luar band dan bahkan ada yang merekrut produser dari generasi lebih baru demi mendapatkan cita rasa kekinian. Namun tidak dengan Powerslaves, mereka tetap bekerja sendiri untuk mendorong kemampuan para personelnya hingga ambang batas.Â
Â
Tak Menjamin
"Enggak jaminan kalau yang aransemen anak milenial terus jadi fresh. Kalau referensi kita selalu ngikutin perkembangan zaman, ya enggak ada masalah juga. Yang paling penting, bisa enggak mengimplementasikan referensi yang kita denger menjadi aransemen sebuah lagu?" jelas Anwar Fatahillah melalui keterangan resmi kepada Liputan6.com Kamis (7/11/2019).
 "Kalau "Kau dan Aku" dibikin akustik piano pasti akan seperti itu aransemennya, apalagi notasi sudah kebentuk dan vokalisnya juga Heydi, pasti juga akan ke situ. Lain halnya kalau aransemen full band pasti akan luas pilihan arah arasemennya," lanjutnya.Â
Â
Advertisement
Tertantang
Lagu ini dikemas dengan konsep akustik dan balutan orkestrasi hasil sentuhan tangan Wiwiek Soedarno. Powerslaves menghadirkan dimensi baru pada lagu ini melalui aransemen musik yang jauh berbeda dibandingkan dengan versi aslinya maupun lagu- lagu terdahulu.
"Membuat aransemen baru dan berbeda dari versi aslinya yang nge-hit memang bukan hal mudah, tetapi justru membuat kami tertantang dengan risiko adanya pro dan kontra. Kunci utama kami dalam menuangkan aransemen baru adalah menggunakan ilmu kontrapung yang pernah saya pelajari di bangku kuliah dengan membuat pola yangbenar-benar jauh berbeda dari pendahulunya," kata Wiwiek Soedarno.
Â
Tuntutan Pasar
Powerslaves memang memiliki harapan lagu ini bisa dinikmati kapan pun, di mana pun, dan oleh siapa pun. Tanpa melihat usia dan gender. Konsep aransemen akustik yang ringan ini bisa jadi akan mengobati kerinduan Slavers yang telah lama menanti sejak lagu ini direncanakan dirilis tahun lalu. Namun Heydi menegaskan, Powerslaves tidak peduli dengan tuntutan pasar.
"Pasar akan menemukan jalannya sendiri. Yang terpenting adalah effort atau upaya Powerslaves untuk terus update itu sudah lebih dari cukup. Dan itu menjawab semua pertanyaan seputar Powerslaves. Karena bagi kami bukan soal merangkul atau tidak merangkul generasi milenial, namun lebih kepada terus melangkah dan produktifsebagai band yang eksis hampir tiga dekade," terang sang vokalis.
"Satu yang kami pegang, kami tidak tahu kunci keberhasilan itu apa, karena begitu banyak. Tapi yang saya pribadi tahu adalah, kunci dari kegagalan itu adalah ketika Powerslaves terlalu banyak mendengar apa kata orang namun lupa akan jati dirinya sendiri," kata dia.
Â
Advertisement
Semakin Solid
Dari komposisi personel, Powerslaves saat ini semakin solid dengan adanya tambahan satu personel pada lini gitar. Meski masih berstatus additional, Ambang Christ kini dipercaya ambil bagian dalam proses pengisian part gitar di dalam studio.
"Kau dan Aku (New Version)" dirilis sejak 24 Oktober 2019 di seluruh platform digital. Versi orisinal lagu ini didaulat sebagai salah satu soundtrack sinetron "Anak Langit" di SCTV sejak beberapa waktu lalu. Selanjutnya, Powerslaves akan melepas lagu-lagu recycle lainnya secara bertahap yang akan bermuara pada album "The Best". Lagu apa itu? Nantikan Februari mendatang.