SHOWBIZ UNCENSORED: Aku Disingkirkan dari Megaproyek Film Box Office (Bagian 1)

"Dear Karma, aku punya daftar berisi dua nama yang sebaiknya segera kau datangi."

oleh Anjali L diperbarui 02 Des 2019, 20:45 WIB
Diterbitkan 02 Des 2019, 20:45 WIB
Showbiz Uncensored
Showbiz Uncensored

Liputan6.com, Jakarta "Dear Karma, aku punya daftar berisi dua nama yang sebaiknya segera kau datangi."

Aku ingat betul status teks berlatar hitam polos ini kutulis pada akhir Juni 2018. Lalu kuunggah di akun Instagramku yang pengikutnya tak sebanyak artis papan atas maupun artis biang sensasi. Aku, Bimala Nurani, baru membintangi dua film. Dua film ini pun jeblok di pasar.

Debutku di layar lebar lewat film (sebut saja), In Love With You. Dirilis bareng film horor impor abad ini di bioskop, debutku cuma ditonton 156 ribuan orang. Film keduaku, horor thriller, berjudul Aku Akan Membunuhmu. Kupikir lebih mudah mengeruk penonton.

Tetap saja apes. Aku Akan Membunuhmu cuma mendapat penonton 120 ribuan. Umurnya tak sampai 10 hari di layar bioskop. Setelahnya amblas digilas tiga film Indonesia lain yang dirilis pada Kamis berikutnya.

 

Banting Setir

Instagram dan Facebook
Instagram dan Facebook down (Foto ilustrasi Unsplash)

Sempat berpikir untuk banting setir ke sinetron harian saja. Digaji tiap episode, sepintas hidupku akan lebih makmur daripada sok-sokan idealis main film demi membuktikan kualitas akting alias aura keaktoran. Saat tergiur menjajal sinetron harian, sahabatku, Zoel bertandang ke rumah.

"Serius, lo mesti ikutan audisi di kantor Projector Pictures. Mereka lagi berburu pemain untuk film Semalam Di Pelukmu," beri tahu Zoel, ujug-ujug. Malam itu Zoel mengenakan celana jin belel abu-abu sedengkul dan kaus putih V-neck. Rambutnya basah, kentara habis mandi, keramas, tapi belum dikeringkan.

"Semalam Di Pelukmu dari novelnya Pak Narashima Baskara?" tanyaku dengan mata terbelalak.

"Yap, sambil merem juga kita tahu ini film calon box office. Syuting di Berlin, kapanlagi coba?"

Berawal dari Audisi

Percakapan di teras rumah pada pertengahan Mei 2018 itu membuatku bersemangat lagi. Zoel menyarankanku segera menghubungi casting director Projector Pictures, Chandra Basuki. Dari ujung telepon, Chandra menyapa, "Ini Bimala yang jadi Santi di Aku Akan Membunuhmu?"

"Iya Mas Chandra," sahutku singkat.

"Tanggal 1 Juni, lo ke kantor Projector, deh. Lo cek sendiri 1 Juni itu hari apa. After lunch, ya. Tanggal segitu, Pak Pumvirat dan Mas Bayanaka ada di kantor," beri tahu Chandra.

1 Juni Yang Dinanti

Dan 1 Juni pun tiba. Jam 12.30 siang, aku tiba di kantor Projector Pictures, Jakarta. Chandra menyambutku hangat. Aku diajak masuk ke ruang audisi, dipasrahi tiga lembar skenario berisi percakapan tokoh bernama Adya, wanita tuna susila yang digandrungi Arya, karakter utama novel Semalam Di Pelukmu

"Adya kabur dari kelab malam, menangis di kedai kopi, dan tak sengaja berpapasan dengan Arya untuk kali pertama. Dalami dialognya lalu masuk ke ruang A, di sana ada kamera, Pak Pum, dan Mas Baya. Cus!" kata Chandra sambil senyum.

Dalam hitungan menit aku mendalami naskah, membuat mata berkaca-kaca di depan kamera. Mas Baya, salah satu sutradara terbaik negeri ini, membacakan dialog Arya untuk memancing emosiku. "Pesan kopi tanpa gula sambil nangis. Sepertinya kopi bakal terasa lebih manis daripada nasibmu hari ini?" ujar Mas Baya. 

Aku yang menjelma menjadi Adya merespons dengan air mata berlinang. Usai mengeksekusi adegan ini dan dua adegan lain, aku dipersilakan keluar ruangan. 

Hatiku Optimistis

Saat keluar itulah, aku ingat betul Pak Pum berseloroh, "Setelah hopeless mencari pemeran Adya, jujur lo melampaui ekspektasi gue, sih. Dua minggu lagi Si Chandra bakal kontak lo."

Mendengar ujaran ini, aku tersenyum. Hatiku dipenuhi rasa optimistis. Zoel yang menunggu hampir 2 jam di dalam mobil membaca pertanda baik ini.

"Gue bilang juga apa, lo tuh salah satu bakat besar yang pernah gue kenal. Makanya jangan malas-malasan," ucapnya sambil menyalakan mesin mobil. 

"Doain ya, Zoel. Ini bakal jadi titik balik di karierku," aku merespons.

Lolos Audisi!

Pertengahan Juni 2018.

Benar saja. Setengah bulan setelah audisi itu, Chandra meneleponku.

"Morning Adya, ke kantor Projector, yuk? Sekalian bertemu pemeran Arya," Chandra menyapa via telepon dengan ramah.

"Hah?" jawabku keheranan.

"Yes darling, kamulah Adya yang kami cari," ia menukas.

"By the way, Mas. Memangnya pemeran Arya sudah ditentukan?"

"Semua tokoh sebenarnya sudah dikunci. Kamu yang terakhir, darling. Arya jatuh ke tangan Devanka Tabrani."

Reading Pertama

O! M! G! Tubagus Devanka Tabrani yang dua kali mencetak box office lewat film komedi (sebut saja) Nikah Bisa Kapan-Kapan dan horor Berkalang Tanah akan jadi lawan mainku. Wah, ini gila, sih! Devanka tiga tahun ini jadi pembicaraan khalayak.

Tahun 2016 dan 2017, mencetak dua box office. Tahun ini, menikah dengan bintang sinetron Rana Akila. Pernikahan Rana-Devanka salah satu yang paling dibahas tahun ini.

Semalam Di Pelukmu menampilkan cinta segitiga Arya-Sita-Adya. Peran Sita jatuh ke tangan Diandra Lanura. Pertemuan Diandra, Devanka, dan aku berlangsung hangat. Pertengahan Juni, tepatnya tanggal 15 kami menjalani sesi reading pertama.

Hai, Rana!

Usai reading, Devanka dijemput istri. Rana ini cantiknya level galaksi Bimasakti alias cantik banget. Aku saja terkagum-kagum.

"Hai Rana," sapaku sembari menghampiri dan menjabat tangannya. Rana menyambut uluran tanganku sambil mengangguk dan tersenyum. Tanpa kata.

Lalu ia memeluk Devanka, menyenggol Mas Baya serta penulis skrip, Iwan Respati, yang memantau proses reading dari tadi siang. Iwan, Rana, dan Mas Baya masuk ke sebuah ruangan, persis di samping ruang casting director.

Mencari Pemeran Adya?

Beberapa menit kemudian, Chandra memanggilku ke ruangannya untuk penyerahan salinan kontrak kerja. Usai mengambil berkas, aku keluar melewati ruangan tempat Rana, Iwan, dan Mas Baya mengobrol. Pintu sedikit menganga. Samar-samar kumendengar percakapan mereka. 

"Ayolah, Mas. Bisa kali nyari pemeran Adya. Kan baru reading sekali. Masih ada waktu 2 bulan sebelum kalian syuting di Yogyakarta dan Berlin, kan?" pinta Rana.

Deg. Mencari pemeran Adya? Bukannya peran Adya sudah di tanganku? Maksudnya apa, nih?

(Bersambung)

 

(Anjali L.)

 

Disclaimer: 

Kisah dalam cerita ini adalah milik penulis. Jika ada kesamaan jalan cerita, tokoh dan tempat kejadian itu hanya kebetulan. Seluruh karya ini dilindungi oleh hak cipta di bawah publikasi Liputan6.com.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya