Liputan6.com, Jakarta - Melakukan aktivitas di rumah selama pandemi Covid-19, tak membuat Sandra Dewi tampil seadanya. Ia tetap memperhatikan fashion.
Tak hanya itu, istri Harvey Moeis ini juga mulai mengembangkan bakatnya.
Advertisement
Baca Juga
Rupanya, sejak lama pesinetron Supir dan Majikan ini memiliki ketertarikan pada bidang fashion. Ia memiliki banyak ide terhadap konsep busana yang kekinian namun tidak lekang oleh waktu.
Gandeng Cynthia Tan
Untuk merealisasikan keinginannya tersebut, Sandra Dewi mengandeng desainer cantik yang juga sempat merancang busana pernikahannya pada 2016 silam. Ia adalah Cynthia Tan.
“Aku sudah lama tertarik di bidang fashion. Bisa dibilang aku orang yang sangat pemilih dalam hal busana. Saat memiliki ide rancangan busana, aku langsung teringat Cynthia Tan. Selainmenurutku Cynthia sangat paham dengan keinginanku, rancangan busana buatannya, tuh, cocok sekali sama aku," ungkapnya, melalui keterangan tertulis, baru-baru ini.
Advertisement
Kesempatan Besar
Mengembangkan karier di bidang fashion menjadi anugerah bagi ibu dua anak ini. Apalagi ia sudah 10 bulan tak berkarya.
"Jadi, aku langsung diskusi dengan Cynthia soal ide-ide desain busana untuk awal tahun 2021 ini. Selain itu, ini kesempatan besar bagiku. Sebenarnya, aku tidak pernah bisa diam tanpa menghasilkan apa-apa. Ditambah lagi sudah 10 bulan aku tidakmenghasilkan karya," lanjutnya yang menamakan hasil rancangannya Claire New Year.
Nyentrik
Diakui wanita kelahiran Pangkalpinang, 8 Agustus 1983 ini bahwa dalam pemilihan pakaian ia termasuk nyentrik dan berani mencoba. Tapi saat menuangkan ide, Sandra Dewi tetap berdiskusi dengan Cynthia Tan.
"Tapi Cynthia yang lebih tahu pasarnya seperti apa. Jadi, sekarang dikolaborasikan. Ide desainnya dari aku, sedangkan untuk soal keinginan pasar, aku serahkan pada Cynthia. Intinya, setiap wanita yang memakai busana ini akan tetap terlihat cantik,” jelas pemeran Lila di film Quickie Express ini semangat.
Advertisement
Dikurangi
Saking semangatnya, Sandra Dewi dan Cynthia Tan telah menghasilkan koleksi yang sangat banyak. Namun, tak ingin kewalahan mereka pun akhirnya mengurangi produksi.
"Saking nyambungnya, kami tidak menduga ternyata banyak sekali rancangan busana yang telah kami siapkan. Tapi tidak cukup waktu untuk memproduksinya. Jadi, terpaksa kami kurangi lagi. Karena khawatir jika permintannya tinggi, produksinya jadi tidak terkejar,” ucap Cynthia Tan.