Liputan6.com, Jakarta Keluarga dan sahabat mengantar jenazah Laura Anna menuju keabadian. Jenazah sang selebgram dikremasi di Jakarta, 16 Desember 2021. Proses kremasi berlangsung selama empat jam.
Orangtua dan saudara kandung Edelenyi Laura Anna menghadiri prosesi ini dengan tabah sekaligus ikhlas. Setelahnya, ibunda Laura Anna, Amelia mengungkap rencana setelah kremasi usai.
Advertisement
Baca Juga
“Kremasi empat jam. Kalau yang tulangnya ke rumah 40 hari, kalau yang abunya ke Ancol. Ya semoga di sisi-Nya, ditempatkan dia yang paling indah,” ujar Amelia kepada awak media.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dia Baik Sama Orang
Amelia menyebut semasa hidupnya, Laura Anna berusaha bersikap baik kepada semua orang. Tak heran banyak orang ingin melayat bahkan para sahabat histeris menangisinya.
“Akhir-akhir ini banyak berubah tuh dia. Selalu bantu orang, menolong orang, dia tahu mungkin (umur) enggak panjang, enggak tahu bagaimana ke depannya. Makanya dia baik sama orang,” katanya.
Advertisement
Begitu Baiknya Dia
Melansir dari video interviu di kanal YouTube KH Infotainment, Kamis (16/12/2021), Amelia mengaku tak punya harapan lain untuk putrinya selain diterima Sang Khalik dan beroleh tempat terindah.
“Lihat saja, begitu baiknya dia sampai semua orang bantuin dia sampai pemakamannya ini begitu indah. Saya juga enggak menyangka, pasti dia suka ini. Semuanya bagus, bersih,” Amelia menyambung.
Dia Suka Bajunya
Sejumlah sahabat yang melayat menyebut jenazah Laura Anna sangat cantik. Amelia sendiri mengakui. Saat berpulang, selebgram dengan 1,8 jutaan pengikut itu mengenakan gaun favoritnya.
“Dia suka bajunya, sepatunya, kita pilih yang dia suka semua. Doain saja buat Laura, maafkan kesalahannya baik yang sengaja atau tidak disengaja. Tolong diikhlaskan biar jalan ke Surga lebih mudah,” ujar Amelia menahan haru.
Advertisement
40 Hari di Rumah
Prioritas keluarga saat ini, membawa pulang abu tulang Laura Anna, mengirim doa kepada almarhumah, kemudian mengantar abu itu ke peristirahatan terakhir yakni rumah abu.
“Abu tulang ditaruh di rumah 40 hari. Nanti kita taruh di rumah abu dekat-dekat rumah. Biar tiap hari, tiap minggu, tiap bulan kalau kita kangen kita ke sana. Sisa dari abunya kita tebar di laut,” ia mengakhiri.