Hari Musik Nasional 2022: 4 Lagu Ciptaan WR Supratman Selain Indonesia Raya yang Bangkitkan Semangat Nasionalisme

Tanggal 9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional.

oleh Panditio Rayendra diperbarui 09 Mar 2022, 09:30 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2022, 09:30 WIB
Menilik Sejarah Indonesia di Museum Sumpah Pemuda
Sejumlah pelajar melihat biola milik WR. Supratman saat menciptakan lagu Indonesia Raya yang juga dikumandangkan saat kongres Sumpah Pemuda, Jakarta, Rabu (29/10/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Di Indonesia, tanggal 9 Maret diperingati sebagai Hari Musik Nasional. Penetapan ini dilakukan Megawati Soekarnoputri ketika masih menjabat Presiden RI. Tanggal 9 Maret dipilih karena bertepatan dengan tanggal lahir Wage Rudolf Soepratman atau WR Supratman, pencipta Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya" yang juga digelari salah satu Pahlawan Nasional.

Sebagaimana disarikan oleh situs Wikipedia Indonesia, tanggal kelahiran WR Supratman sempat diperdebatkan. Berdasarkan pendapat pihak keluarga yang kemudian diperkuat keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007, ditetapkan bahwa WR Supratman lahir pada 19 Maret 1903.

WR Supratman adalah tujuh dari sembilan bersaudara. Ia putra pasangan Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, tentara KNIL Belanda, dan Siti Senen. Meski lahir di Purworejo, pada 1914 ia pindah ke Makassar. Pelajaran musik didapat dari kakak iparnya, Willem Van Eldik. Ia pun piawai memainkan biola dan menciptakan lagu.

Lagu Indonesia Raya diciptakannya pada 1924, saat usianya masih 21 tahun dan berada di Bandung. Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan di depan umum dalam Kongres Pemuda II yang berlangsung Oktober 1928 di Jakarta. Sejak itu, Indonesia Raya kerap dinyanyikan saat ada pertemuan para tokoh pergerakan nasional.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ibu Kita Kartini

20151027-Museum Sumpah Pemuda Ramai Dikunjungi Para Pelajar-Jakarta
Seorang murid SD memerhatikan patung diorama saat WR Soepratman memainkan biola di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Selasa (27/10/2015). Jelang peringatan 87 tahun Sumpah Pemuda, museum ini ramai dikunjungi masyarakat. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sosok Raden Adjeng Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia. Kartini lahir pada 21 April 1879 dan meninggal pada 1904. Perjuangan Kartini menjadi ilham bagi sejumlah tokoh pergerakan nasional. WR Supratman menciptakan lagu "Ibu Kita Kartini" pada 1929 yang menceritakan perjuangan perempuan Indonesia meraih kemerdekaan.

Pahlawan Merdeka

Menelusuri Saksi Bisu Pengucapan Sumpah Pemuda pada 1928 di Kramat Raya 106
Potret Biola WR Supratman. (dok. Liputan6.com/Gabriella Ajeng)

“Pahlawan merdeka yang gugur sebagai bunga

Jatuh mewangi di atas pangkuan ibunda

Walaupun kamu telah gugur menjual nyawa

Namamu tercatat jatuh sebagai satria”

Itu adalah penggalan lirik lagu Pahlawan Merdeka diciptakan WR Supratman untuk mengenang para pejuang kemerdekaan yang gugur. Di zaman modern, lagu ini kerap dinyanyikan dalam versi keroncong, salah satunya Sundari Soekotjo.

Di Timur Matahari

20151027-Museum Sumpah Pemuda Ramai Dikunjungi Para Pelajar-Jakarta
Sejumlah murid SD mengerjakan tugas di sisi biola yang digunakan WR Soepratman untuk mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta, Selasa (27/10/2015). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Lagu Wajib Nasional ini kerap dinyanyikan dalam acara bertema kenegaraan. Jika menuliskan judul lagu ini di mesin pencari, ditemukan banyak unggahan murid sekolah dasar yang menyanyikan ini sebagai tugas sekolah mereka. Kata-kata yang berima sekaligus menggugah semangat dipakai WR Supratman dalam lagu Di Timur Matahari. Berikut penggalan liriknya.

Di timur matahari mulai bercahaya bercahaya

Bangun dan berdiri kawan semua semua

Marilah mengatur barisan kita

Pemuda pemudi Indonesia

Matahari Terbit

Matahari Terbit merupakan lagu yang diciptakan WR Supratman pada 1938. Melansir kanal YouTube Historia Channel, oleh pemerintah kolonial Belanda lagu ini dianggap mendukung Jepang hingga akhirnya dicekal.

Padahal lagu Matahari Terbit memiliki makna nasionalisme yang tinggi. Lagu ini pernah diaransemen ulang oleh band Maharya pada 2018. Begini bunyi salah satu baitnya.

“Hai puteraku yang berbudi

Putera ibu yang sejati

Mari lihat cahaya yang mulia

Indonesia Tanah Airku”.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya