Liputan6.com, Jakarta - Wajah Prima Alvernia kini tak hanya bisa disaksikan di layar kaca melalui perannya sebagai presenter berita dan tayangan olahraga.
Pemirsa dan penonton setia program andalannya bisa bertatap muka secara langsung dengan Prima di outlet roti miliknya yang bernama Mamma Roti. Saban hari, Prima rutin mengontrol usaha roti yang kini sudah berjumlah 21 outlet itu.
Kisahnya berawal pada Desember 2021. Kala itu, cerita Prima, ia membeli franchise sebuah toko roti. Tak disangka, proses belajar yang dilakukannya kala mengelola usaha roti, membuatnya yakin untuk mendirikan brand roti sendiri.
Advertisement
"Sebelumnya sempat buka beberapa cabang bisnis roti ini dari teman, selama 5 tahun dan sempat kerja sama bareng. Lalu aku dan tim pelajari, dan akhirnya kami buat PT dan bikin brand sendiri," kata Prima kepada pewarta di Jakarta, Senin, 20 Juni 2022.
Baca Juga
Melalui Proses Pengembangan
Prima mengatakan, ia tak hanya mengolah dan mempelajari resep untuk membuat roti dengan citarasa terbaik.
Saat memutuskan untuk membuat brand roti sendiri, Prima sudah mengadaptasi sistem bisnis yang ia jalankan sebelumnya.
"Lalu aku dan tim pelajari, dengan sistem, cara kerja, pemasaran, resep yang sudah kita ramu dan kembangkan lagi," Prima membeberkan.
Advertisement
Peluang Usaha
Prima mengklaim kesuksesan dirinya berbisnis roti tak lepas dari caranya melihat peluang usaha. Bisa menciptakan ide bisnis hingga berbuah puluhan outlet, merupakan hasil jerih payahnya melakukan hal yang disuka.
"Intinya memang senang lihat peluang usaha. Doyan cuan. Intinya ya apa yang bisa dikerjain, yang aku tertarik ya harus dicoba lalu ditekuni," Prima menjelaskan.
Prima menilai bisnis roti memiliki kemiripan persaingan dengan kedai kopi yang menjamur dimana-mana. Akan tetapi, ia tak khawatir dengan hal itu.
Laku
Prima merasa masyarakat bisa menerima kehadiran brand roti miliknya. Ia juga sudah memantau sejumlah kompetitor yang ternyata tak berdampak negatif untuk pengembangan bisnis rotinya.
"Aku dan tim sih yakin dengan kemampuan kami, dan kami sudah pantau juga kompetitor kami. Untuk pasarnya sendiri masih jauh dari jenuh ya. Lihat saja kopi yang sudah sangat menjamur di mana-mana masih survive. Apalagi ini, yang kompetitornya masih kehitung jari," kata Prima.
Advertisement