Liputan6.com, Jakarta Shahnaz Haque tengah rindu dengan mendiang ibundanya. Shahnaz ditinggal sang ibunda meninggal dunia sejak 1991 silam.
Kerinduan Shahnaz Haque itu dituangkannya melalui unggahan di Instagram pribadinya baru-baru ini. Dalam unggahan itu, ia memajang potret kebersamaannya dengan mendiang ibundanya.
Advertisement
Istri Gilang Ramadhan itu mengaku mengalami masa sulit ketika ditinggal sang ibunda.
Advertisement
"Tepat di tanggal ini, tahun 1991. Ujian hidup mulai datang bertubi. Kehilangan seorang ibu, hanya 5 bulan menderita kanker. Perempuan yang bukan sekedar melahirkan, tapi sebagai sahabat. Lebih dari setengah hidup saya, telah menjadi anak piatu. Keadaan yang memaksa harus menjadi perempuan kuat. Karena tidak punya lagi tempat bermanja," tulis Shahnaz Haque mengawali.
Baca Juga
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bertubi-tubi
Setelahnya, berbagai rentetan ujian lainnya mulai menghampirinya. Mulai dari jadi pasien kanker, ditinggal sang ayahanda wafat, dan lain-lain yang membuatnya merasa tak ada habis-habisnya ujian menghampiri kehidupannya.
"Sampai suatu malam duduk lihat bintang, lalu nanya, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan menyukai orang-orang yang memohon ampunan. Maka ampunilah aku. Ini disuruh ngapain ya sebenarnya?” lanjutnya.
"Kadang sebagai manusia harus memerhatikan bukan hanya kesehatan fisik namun juga kesehatan rohani, yang bisa menjadi sebuah pedoman. Sebagai perempuan usia setengah abad, merasa banyak rintangan yang harus dihadapi untuk menjaga ‘mental health’. Jadi apa hubungannya dengan kesehatan rohani? Penting tidak sih? Jawabnya tentu!" sambung Shahnaz Haque.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kesehatan Rohani
Lebih lanjut, Shahnaz Haque kemudian membahas tentang kesehatan rohani yang akan mempengaruhi seseorang dalam menghadapi setiap ujian dan kegegalan.
"Ketika seorang hamba yang beriman kepada Tuhan itu menggantungkan dirinya berlebihan terhadap pekerjaannya, akan mengalami frustrasi ketika gagal. Orang yang mudah frustrasi bergantung seluruhnya dengan apa yang dikerjakan. Nah, frustrasi ini akan menjadi 'trigger' yang akan mengancam kesehatan rohani," bebernya lagi.
Ilmu Sejak Kecil
Shahnaz Haque juga mengungkapkan bahwa semasa hidup, mendiang ibundanya memberikan begitu banyak ilmu positif yang hingga saat ini menjadi bekal untuknya menjalani kehidupan.
"Almarhumah Ibu, memberikan ilmu ini sejak saya kecil. Kelilingilah diri dengan hal positif. Bertemanlah dengan orang yang akan membuat diri kita berkepribadian lebih baik. Jadi, 'positive mindset' itu, bagus jika sesekali merasa jadi beban buat orang lain. Itu akan membuat dekat dengan Tuhan," bebernya.
"Sebaliknya bahaya jika selalu merasa dirinya menjadi berkah bagi orang, di titik ini, kelemahannya akan muncul. Perempuan kuat, bukan yang tidak punya kelemahan. Tapi dengan kelemahannya, masih mau bertahan. Karena itu akan mendorong sistem ‘self belief’ kita. Iman itu persoalan 'rasa'," lanjut Shahnaz.
Advertisement
Wariskan ke Anak-Anak
Bekal tersebutlah yang kemudian diwariskan oleh Shahnaz Haque kepada ketiga anak-anaknya.
"Ma, Ini Naz sekarang, hasil ilmu Mama. Diwariskan lagi ilmu itu kepada ketiga cucu. 31 tahun kita tidak diskusi. Rindu, tapi I’m okay. Sampai jumpa, Mama! Al-Fātiḥah 🥀," tutupnya.