Liputan6.com, Jakarta Nikita Mirzani membacakan eksepsi dalam kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan Dito Mahendra. Ia menangis kala membacakan eksepsi di Pengadilan Negeri Serang, Senin (21/11/2022).
Kuasa hukum Nikita Mirzani, Fahmi Bachmid, menjelaskan, eksepsi itu memfiturkan 9 poin. Yang terpenting, kejanggalan dalam laporan Dito Mahendra, yakni tanggal laporan kerugian.
“(Setebal) 88 halaman eksepsinya, ada 9 poin. Yang paling penting dari semua poin itu adalah pertama, seseorang merasa dirugikan tapi lapor dulu. Dia laporkan tanggal 16, ruginya baru muncul tanggal 18. Itu yang paling penting. Anda pakai logika saja,” katanya.
Advertisement
Baca Juga
Kejanggalan inilah yang dijadikan senjata kubu Nikita Mirzani untuk bertahan seraya meyakini pihaknya tidak bersalah dalam dugaan pencemaran nama baik dan pelanggaran Undang-undang ITE.
Lapor Polisi
“Lapor polisi, baru dimunculkan kerugiannya dua hari kemudian dan ini yang dijadikan dasar Nikita ditahan. Terpenting dari semua eksepsi ada 9 yang terpenting tentang kerugian yang muncul setelah lapor polisi. Janggal,” Fahmi Bachmid memaparkan.
Melansir dari video wawancara di kanal YouTube Intens Investigasi pada hari yang sama, Fitri Salhuteru yang menghadiri sidang terus menguatkan Nikita Mirzani menjalani reli panjang di meja hijau.
Advertisement
Curahkan Isi Hati
Kepada para jurnalis, bintang film Nenek Gayung lega telah membacakan nota pembelaan seraya mencurahkan isi hati terkait berlikunya jalan mencari keadilan di Indonesia.
“Aku senang karena aku bisa mencurahkan isi hati dengan kejadian yang menimpa. Mudah-mudahan kasus ini bisa memberikan contoh karena saya sudah mengorbankan diri saya untuk mencari keadilan untuk rakyat kecil, yaitu Leman dan Lia,” ujar Nikita Mirzani.
Leman dan Lia
Leman dan Lia adalah mantan sopir serta ART Nindy Ayunda yang mengaku sebagai korban penyekapan bekas majikan. Kasusnya kini bergulir di Polres Metro Jakarta Selatan.
“Dan itu kan kasusnya lebih parah dari Undang-undang ITE ya, penyekapan pemukulan dan mengambil hak kemerdekaan orang lain,” pelantun “Nikita Gang” mengakhiri.
Advertisement