Liputan6.com, Jakarta Di Instagram, Yulie Nasution salah satu pesohor dengan pengikut lebih dari 45 ribu. Akun Instagram pribadinya diikuti sejumlah selebritas papan atas Tanah Air dari Krisdayanti, Rio Motret, hingga Atiqah Hasiholan.
Di dunia mode, Yulie Nasution dikenal sebagai Humas Yayasan Kebaya Warisan Indonesia atau Kebaya Foundation (KF). KF kini memperjuangkan agar Indonesia punya Hari Kebaya Nasional.
Mimpi besar KF lainnya, Kebaya goes to UNESCO sebagai warisan Indonesia untuk dunia kategori intangible cultural heritage. Ini disampaikannya dalam gelar wicara “Preserving Kebaya as an Indonesia Identity,” di Jakarta, pekan ini.
Advertisement
Baca Juga
Dalam forum ini, tecetus harapan bahwa pada 2023, kebaya bisa dipakai untuk acara apapun, lepas dari citra kondangan dan kesan formal. Yulie Nasution mengingatkan bahwa kebaya tidak ribet, simpel sekaligus relaks.
Anak Muda dan Kebaya
“Semoga anak-anak muda dan orang dewasa bisa mengapresiasi kebaya. Yang jelas kami ingin KF lebih aktif lagi dalam berkegiatan dan juga meng-gol-kan mimpi kebaya menuju UNESCO. Kami mendorong agar ada Hari Kebaya Nasional di Indonesia,” katanya.
“Sekarang, kebaya tuh bisa simpel. Bisa dipakai secara simpel untuk kegiatan sehari-hari bisa, untuk berolahraga bisa, dipadukan dengan celana jin juga bisa, untuk ikutam car free day pun bisa,” Yulie Nasution menyambung.
Dalam acara itu, disinggung bagaimana penari-penari di Bali, saat berlatih memakai kebaya berbahan brokat kaus nan nyaman. Di Jakarta, kebaya jenis ini mulai masuk dan diterima lantaran jauh dari kesan gerah.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Supaya Diakui UNESCO
“Supaya diakui UNESCO, kita harus melihat banyaknya kebaya dipakai perempuan-perempuan Indonesia dalam kegiatan sehari-hari. Makanya kami mengajak teman-teman pakai kebaya yang simpel,” urainya.
Forum yang sama mengingatkan publik bahwa kenyamanan adalah persepsi diri. Artinya, jika kebaya telah menjadi pride, maka ketidaknyamanan akan hilang dengan sendirinya. Jadi yang paling penting, anak muda harus bangga dulu dengan kebaya.
“Ada kebaya kutubaru, kebaya encim, dan kebaya Kartini. Kalau kita lihat, ada perempuan memvariasikan dengan kain atau celana. Itu sah-sah saja asal kita melihat dari sisi kebayanya,” pungkas Yulie Nasution.
Sehari-hari dan Adibusana
Dalam kesempatan ini, Ketua Perwakilan Kebaya Foundation DKI Jakarta, Happy Farida Djarot, menjelaskan KF perwakilan DKI Jakarta berupaya menginspirasi perempuan dan remaja milenial untuk makin sering serta bangga berkebaya sebagai busana khas wanita Indonesia.
“Baik sebagai busana sehari-hari maupun adibusana. Tak hanya mengembangkan kebaya, kami juga terlibat dalam kegiatan sosial lain. Kami bersyukur mengundang lebih dari 500 tamu hari ini. Jika ingin lakukan sesuatu, kita tidak bisa sendiri. Kami butuh support,” tuturnya.
Advertisement