Atta Halilintar Kenang Cita-cita Masa Kecil Jadi Atlet, Habis Subuh Lari 3 Km Agar Daya Tahan Tubuh Prima

Saat kecil, Atta Halilintar punya cita-cita ingin jadi atlet. Saking pengin, selepas subuh, ia bangun untuk lari sejauh 3 km untuk menjaga daya tahan tubuh.

oleh Wayan Diananto diperbarui 22 Apr 2023, 17:20 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2023, 17:20 WIB
Atta Halilintar
Saat kecil, Atta Halilintar punya cita-cita ingin menjadi atlet. Saking ingin, selepas subuh, ia bangun untuk lari sejauh 3 km untuk menjaga daya tahan tubuh. (Foto: Dok. Instagram @attahalilintar)

Liputan6.com, Jakarta Sejak dikaruniai bayi perempuan bernama Ameena Hanna Nur Atta pada 22 Februari 2022, sudut pandang Atta Halilintar soal keluarga berubah. Salah satunya dalam mendidik anak.

Atta Halilintar menyebut putrinya anak pandemi karena lahir saat wabah Covid-19 masih parah. Meski begitu, suami Aurel Hermansyah ini sadar bahwa terlalu protektif pada anak juga tak baik.

Atta Halilintar terkenang masa kecil, ketika ia punya cita-cita ingin jadi atlet. Selepas subuh, sekitar jam 5 pagi, ayah baby Ameena bangun lalu lari 3 km untuk menjaga daya tahan tubuh. Saking pengin jadi atlet, seminggu dua kali, bintang film Ashiap Man juga main sepak bola.

“Dari kecil pengin jadi atlet. Cuma gagal total. Karena memang support keluarga dulu kurang mendukung. Saya pernah bangun habis subuh terus lari 3 km, jam 4 atau 5 keliling,” kata Atta Halilintar.

 


Punya Fisik Yang Kuat

Atta Halilintar. (Foto: Dok. Instagram @attahalilintar)
Atta Halilintar. (Foto: Dok. Instagram @attahalilintar)

“Karena (saya) pengin punya fisik yang kuat. Terus aku main bola cukup rajin, seminggu bisa dua-tiga kali,” imbuhnya. Karena belum punya banyak uang, saat main sepak bola, Atta Halilintar nyeker.

Akibatnya, kakinya kerap berdarah karena jatuh atau berbenturan dengan pemain lain. Namun, Atta Halilintar berkeyakinan luka di kaki atau bagian tubuh lain adalah romantika perjuangan untuk jadi juara.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Luka Itu Pasti Ada

Atta Halilintar. (Foto: Dok. Instagram @attahalilintar)
Atta Halilintar. (Foto: Dok. Instagram @attahalilintar)

Termasuk, ketika YouTuber dengan 30 jutaan pelanggan ini menekuni hobi naik vespa atau motor tua. Kaki baret atau tersengat knalpot panas sudah menjadi “makanan” sehari-hari baginya.

“Karena luka itu pasti ada. Dia main sepeda pasti ada lecet sedikit. Enggak usah dia, saya saja suka naik mostor vespa atau motor tua, mau membalap atau menyela kaki kegores, baret. Pernah kena knalpot juga,” ungkap Atta Halilintar.

Atta Halilintar menyampaikan ini dalam konferensi pers “Press Conference #JanganBerhenti Sedia Persiapan Mudik dengan Betadine” di Jakarta, baru-baru ini. Dalam acara ini terungkap data 44,7 persen risiko luka terjadi di rumah atau lingkungan sekitar dan 31,4 persen di jalan.

 


Aktivitas Sehari-hari

Atta Halilintar di konferensi pers “Press Conference #JanganBerhenti Sedia Persiapan Mudik dengan Betadine” di Jakarta, April 2023. (Foto: Dok. Tim Inke Maris)
Atta Halilintar di konferensi pers “Press Conference #JanganBerhenti Sedia Persiapan Mudik dengan Betadine” di Jakarta, April 2023. (Foto: Dok. Tim Inke Maris)

Aktivitas sehari-hari seperti memasak berpotensi kena luka bakar akibat ciptratan minyak, misalnya. Karenanya penting menyiapkan peralatan P3K dilengkapi Betadine Wound sebagai langkah pertama menangani luka. Yang wajib ada di kotak P3K yakni obat luka dan plester.

“Makin banyak aktivitas, makin tinggi risiko luka. Anggota tubuh yang paling sering luka yakni kaki dan tangan karena sering bergerak. Jenis cedera yang biasa dialami yakni luka lecet, lebam, memar, luka iris, robek, tusuk, hingga luka bakar,” urai dr. Ugi Sugiri, Sp.Em.

Dokter dari Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia ini menyambut hangat kampanye “Jangan Berhenti Ciptakan Momen Bahagia bersama Betadine” yang memperkenalkan ulang rangkaian wound care Betadine, khususnya salep luka serta plester.

Head of Marketing PT Mundipharma Healthcare Indonesia, Anastasia Damayanti, menjelaskan, perlindungan momen kebersamaan keluarga penting untuk menciptakan kebahagiaan. Kampanye ini mengajak publik peduli risiko luka yang bisa terjadi kapan saja di mana saja.

“Melalui kampanye #JanganBerhenti, kami bermaksud mengingatkan kembali, khususnya peran aktif orangtua untuk selalu sedia perlengkapan P3K di rumah sebagai langkah pertama penanganan luka,” ungkap Anastasia Damayanti kepada para jurnalis.

Infografis Mudanya Korban Tewas & Luka Tragedi Pesta Halloween Itaewon Korea Selatan
Infografis Mudanya Korban Tewas & Luka Tragedi Pesta Halloween Itaewon Korea Selatan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya