Liputan6.com, Jakarta Lucky Hakim sempat menjalankan amanat sebagai Wakil Bupati Indramayu. Hanya saja, ketidakharmonisan dengan Bupati Nina Agustina, membuatnya memutuskan mundur dari jabatan itu.
Namun bukan berarti Lucky Hakim kapok untuk menjejakkan kakinya di dunia politik. Ia justru siap melanjutkan karir politik sebagai bentuk kontribusinya dalam melayani masyarakat.
Baca Juga
Lucky Hakim Tak Menyangka Dapat Dukungan dari Banyak Pihak, Siap Bersaing di Pilkada Indramayu
Kronologi Kasus yang Menimpa Lucky Hakim Saat Ini, Dugaan Kriminalisasi hingga Tudingan Adang Mobil Cabup Petahana
Profil Lucky Hakim, Awali Karier sebagai Model Iklan TV Kini Jadi Calon Orang Nomor Satu di Indramayu
"Saya tidak kapok, kemungkinan besar saya akan lanjut di politik berkontribusi di politik itu adalah bagian pelayanan," aku Lucky Hakim di kawasan Gatot Subroto, baru-baru ini.
Advertisement
"Di politik itu tempat atau wadah yang tepat bagi kita untuk melayani masyarakat. Campur tangan ikut bersumbangsih proses pelayanan pada publik baik dari eksekutif, legislatif maupun sosial," Lucky Hakim menambahkan.
Berusaha Menampung Aspirasi
Lucky Hakim mengaku berusaha menampung setiap aspirasi yang disampaikan masyarakat. Contohnya saat menghadiri kongres 1 Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM).
"Sekian tahun Indonesia merdeka tapi di Maluku masih banyak kekurangan di sana-sini, terutama aspek pelayanan dan pembangunan," ujar Lucky.
Advertisement
Memperhatikan Masyarakat Indonesia Timur
Lucky Hakim berharap, pemerintah akan lebih memerhatikan saudara-saudara di Indonesia Bagian Timur. Salah satunya mengalokasikan lebih untuk sektor pembangunan di sana.
"Jadi keberpihakan anggaran pusat mungkin sebaiknya bisa dialokasikan lebih untuk pembangunan di Maluku," jelasnya.
Menjalin Persatuan
Di kesempatan sama, Lucky juga mengimbau untuk selalu menjalin persatuan dan kesatuan tanpa harus melihat Ras, Suku dan agama. Ia juga meminta untuk tidak menghakimi suatu golongan, hanya lantaran ulah oknum yang tidak bertanggungjawab.
"Saya ingin bertestimoni itu tidak benar, kalau ada oknum yang jadi preman itu oknum nggak bisa digeneralisi dengan konotasi negatif," pungkas Lucky Hakim.
Advertisement