Begini Cara Toksikolog Menentukan Kapan Sianida Masuk ke Es Kopi Mirna Salihin

Setelah dimintai keterangan pada barista dan pramusaji, maka dilakukanlah percobaan.

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 06 Des 2023, 16:16 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2023, 17:00 WIB
Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso. (Foto: Netflix)
Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso. (Foto: Netflix)

Liputan6.com, Jakarta Wamenkumham Edward Omar Syarif Hiarej alias Profesor Eddy yang dulu menjadi saksi ahli dalam kasus pembunuhan Mirna Salihin akhirnya tampil untuk menjawab beberapa pertanyaan publik terkait kasus yang menjadikan Jessica Wongso terpidana.

Belakangan, sempat muncul pertanyaan bagaimana mungkin saksi ahli yang dihadirkan JPU dalam persidangan 2016 bisa menentukan kapan sianida masuk ke dalam es kopi Vietnam yang dipesan Jessica Wongso untuk Mirna di Kafe Olivier.

Profesor Eddy pun menjawab ini dengan penjelasan sistematis. Kala itu, polisi telah memeriksa sejumlah orang yang berpotensi jadi tersangka. Dia adalah Rangga selaku barista dan Agus sebagai pramusaji.

Setelah dimintai keterangan, maka dilakukanlah percobaan.

"Rangga yang membuat kopi kita coba, jadi teko dituangkan kopi, gula, susu, dikasih sianida, begitu dikasih air panas, seisi kafe Olivier keluar karena menyengat. Berarti Rangga di-ignore, tidak mungkin dia menaruh racun," jelas Profesor Eddy di YouTube Denny Sumargo, Selasa (10/10/2023).

Agus yang menyajikan kopi tersebut tidak menunjukkan gelagat mencurigakan, dia juga baik-baik saja. Itu diketahui dari pantauan kamera pengawas.

"Si Agus sebagai pramusaji, mulai dari dia mengantar, meletakkan di atas meja dan menuangkan kopi itu ke dalam gelas yang telah berisi es batu itu terlihat semua CCTV, dia juga di-ignore karena tidak kenapa-kenapa," tuturnya.

Hasil Percobaan yang Dilakukan oleh 2 Toksikolog

Jaksa Shandy dan Prof Edy
Jaksa Shandy dan Prof Edy (Foto: YouTube/ Curhat bang Denny Sumargo)

Hal ini ternyata selaras dengan percobaan yang dilakukan oleh dua toksikolog yang dipercaya menganalisa kasus ini. Mereka adalah Toksikolog Labfor Polri, Dr Nur Samran Subandi dan ahli Toksikologi Universitas Udayana Bali, I Made Agus Gelgel.

"Nah, percobaan Made Gelgel dan Samran ketika kopi dituangkan ke dalam gelas berisi es batu, ditaruh racun sianida di dalam, tidak menyengat, dan warnanya seperti kunyit. Warna itu yang sama persis dengan barang bukti berisi sisa kopi yang disita sesaat setelah kejadian. Itulah yang saya katakan scientific evidence bisa merangkai berbagai peristiwa. Sangat detail," papar sang Wamenkumham.

Teori Dokter Djaja Benar, Namun Beda Konteks

Pemamparan Profesor Eddy dapat menjawab teori yang dikemukakan oleh ahli forensik Dokter Djaja Surya Atmadja bahwa sianida dalam jumlah besar akan bereaksi buruk pada para pengunjung. 

"Berarti masuk akal omongan beliau (Dokter Djaja) tapi dengan konteks berbeda," Denny Sumargo menanggapi.

"Dengan konteks kalau Rangga yang masukkan racun itu, diseduh air panas, itu seisi Olivier kafe keluar karena menyengat," ucap Prof Eddy.

Menentukan Waktu Masuknya Sianida

Namun saat kejadian, aroma menyengat itu tidak ada lantaran pengunjung kafe baik-baik saja, begitu juga dengan Agus yang sanggup menyajikan kopi tersebut sampai di meja. Tapi, es kopi akan berubah warna saat dimasukkan sianida dan tidak akan menyengat di suhu dingin. 

Dari serangkaian percobaan itu akhirnya diketahui kapan sianida dimasukkan ke dalam gelas. "Itulah yang dilakukan Made Gelgel dan Nursamran seperti itu. Untuk mengetahui kapan racun dimasukkan ke dalam es kopi Vietnam," tutup Eddy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya