Liputan6.com, Jakarta Tahun ini, Ernest Prakasa mencetak sejarah dengan meraih dua penghargaan bergengsi di malam puncak Festival Film Indonesia atau FFI di ICE BSD Tangerang, November 2024.
Dua penghargaan yang dimaksud yakni Piala Citra kategori utama, Film Panjang Terbaik, lewat karya sineas Yandy Laurens, Jatuh Cinta Seperti di Film-film dan Piala Antemas.
Baca Juga
Sebagai informasi, Piala Antemas adalah penghargaan khusus untuk film Indonesia terlaris atau dengan jumlah penonton terbanyak. Ini diterima Ernest Prakasa lewat film Agak Laen.
Advertisement
Meraih Piala Citra utama dan Antemas dalam semalam, membuat Ernest Prakasa menoleh ke belakang sejenak. Ia merasa telah berada di puncak karier. Pernyataan ini bukan tanpa alasan.
Titik Tertinggi
Sebelumnya, Ernest Prakasa telah menyandingkan dua Piala Citra kategori naskah yakni Penulis Skenario Asli Terbaik (Cek Toko Sebelah, 2017) serta Penulis Skenario Adaptasi Terbaik (Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan, 2020).
“Jadi kalau ditanya mau apa lagi nih yang mau dicapai? Aku enggak bisa jawab karena aku sudah merasa mencapai titik tertinggi yang aku mungkin capai itu ya sudah tercapai sebenarnya gitu,” kata Ernest Prakasa dalam wawancara eksklusif dengan Showbiz Liputan.com.
Advertisement
Rasanya Surreal
Masih segar dalam ingatan, ia datang ke FFI dengan harapan Jatuh Cinta Seperti di Film-Film membawa pulang 2 Piala Citra kategori Skenario Asli Terbaik dan Pemeran Utama Wanita Terbaik untuk Nirina Zubir. Faktanya, film itu memborong 7 piala dari 11 nominasi.
“Rasanya surreal, untuk sebuah PH yang baru merilis film pertamanya 2022, Ngeri-Ngeri Sedap. Dua tahun kemudian ada di posisi ini tentu rasanya tidak pernah terbayangkan. But then again, kita berusaha untuk enggak lupa daratan,” ungkapnya di Jakarta, baru-baru ini.
Sudah di Puncak
Ernest Prakasa mengingatkan diri sendiri agar apresiasi penonton dan penghargaan tak membuatnya lupa pada idealisme, value dalam berkesenian dan konsistensi dalam berkarya. Ia merasa telah berada di puncak namun kegelisahan sebagai seniman tetap dipelihara.
“Aku sudah merasa sudah ada di puncak, sudah sangat berada di puncak. Jadi aku (bisa) berada di sini terus seumur hidup juga sudah more than happy,” ujar Ernest Prakasa.
Meski demikian, ia berjanji rumah produksi Imajinari yang dibangun bersama Dipa Andika tetap produktif. Tahun depan, ada dua film baru yang diproduksi plus mendukung dua proyek yakni Sore, karya sineas Yandy Laurens serta film musikal Rangga & Cinta.
Simak wawancara eksklusif Liputan6.com bersama Ernest Prakasa lewat tautan di sini.
Advertisement