Liputan6.com, Jakarta Sidang cerai Baim Wong masih jauh dari kata usai. Kuasa hukum sang aktor, Fahmi Bachmid menghadiri sidang cerai Paula Verhoeven di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).
Baim Wong tak menghadiri sidang cerai, begitu pula dengan Paula Verhoeven. Kuasa hukum Paula Verhoeven selaku termohon mengajukan penundaan dalam sidang yang beragenda pembuktian dari pihak termohon.
Advertisement
Baca Juga
“Namun tadi saya mendapat informasi dari Majelis Hakim, kuasa hukum dari termohon meminta penundaan dalam waktu 1 minggu. Jadi sidang tadi sudah dibuka dan ditutup kembali dengan memutuskan, sidang dilanjutkan pada 12 Februari 2025,” kata Fahmi Bachmid.
Advertisement
Dalam kesempatan itu, ia menggarisbawahi bahwa Baim Wong merasa sudah cukup dengan lebih dari 80 bukti dan sekitar 12 saksi. Belum ada lagi bukti maupun saksi baru yang diajukan ke ruang sidang.
Baim Sudah Selesai
“Baim sudah selesai. Sudah tidak ada lagi bukti (baru). Sudah cukup 83 bukti (dan 12 saksi),” imbuhnya. Baim Wong tidak hadir dalam sidang hari ini karena sedang syuting film di Yogyakarta.
Paula Verhoeven sendiri tak tampak dalam sidang siang tadi. Melansir video klarifikasi di kanal YouTube Intens Investigasi, Rabu (5/2/2025), Fahmi Bachmid merespons keluhan Paula Verhoeven susah ketemu anak.
Advertisement
Baim Bantah Susah Ketemu Anak
Ia membantah Baim Wong mempersulit Paula Verhoeven bertemu kedua putranya. Fahmi Bachmid mengingatkan anak bukan objek melainkan subjek. Karenanya, anak tidak boleh dipaksa bertemu jika tak nyaman.
“Ya tidak sulit. Kalau memang anaknya tidak mau masa harus dipaksa? Jadi ini pemahaman yang keliru. Anak itu kalau dijadikan objek ya begini jadinya. Anak bukan objek. Anak itu subjek. Kalau anaknya tidak mau masa dieksekusi, masa dipaksa?” ungkap Fahmi Bachmid.
Anak Jangan Dipaksa
Fahmi Bachmid mengimbau agar kedua putra Baim Wong tak dipaksa. Sebaiknya, anak-anak dirayu sampai hatinya tersentuh dan dengan senang hati bertemu ibu kandung. Jika dipaksa, bukan tak mungkin anak malah trauma.
“Anak itu jangan dipaksa. Mengalir saja. Silakan datang, dirayu, ‘digombali’ disayang-sayang. Jangan sampai anak itu jadi trauma. Aneh, kan seorang anak terus takut bertemu dengan ibunya ada apa? Terus menyalahkan anak itu sendiri,” urainya.
Advertisement