Bos rumah produksi Multivision Plus (MVP), Raam Punjabi, angkat bicara soal somasi yang dilayangkan Rachmawati Soekarnoputri terkait film Soekarno: Indonesia Merdeka yang diproduserinya. Ini yang bikin produsen film berdarah India itu gusar.
Pasalnya, film yang telah menelan biaya hingga Rp 15 Miliar itu telah merampungkan syuting dan memasuki proses editing terakhir. MVP juga telah menjanjikan akan merilis Soekarno: Indonesia Merdeka pada Desember mendatang.
"Saya dan Hanung Bramantyo (sutradara) bikin film ini dengan niat dan tujuan yang baik. Film ini bukan dari ide seseorang, setiap orang berhak memproduksi film Soekarno, karena beliau adalah tokoh milik bangsa," kata Raam saat memberi keterangan pers di Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/9/2013).
Sebelumnya, Rachmawati melayangkan somasi karena khawatir film ini akan menurunkan derajat Soekarno sebagai pendiri bangsa. Kata Rachma, ada indikasi film ini menyisipkan penyimpangan sejarah dan tidak sesuai dengan kisah hidup sang proklamator. Ketakutan Rachma berdasarkan skenario yang sempat ia baca sebelum Soekarno: Indonesia Merdeka menjalani syuting perdana Mei tahun lalu.
Hanung menangkis tudingan ini. "Filmnya saja belum jadi, kok bisa tahu ada penyimpangan? Di kepala saya tidak pernah ada pikiran untuk menjelekkan seseorang. Justru kami membuat sesuatu yang memberikan inspirasi bagi anak muda, untuk memberi tahu mereka kalau ada orang yang luar biasa bernama soekarno," jelas Hanung.
"Bahkan kami pilih judul Indonesia Merdeka agar sosok Soekarno bisa tampil seperti pahlawan bagi masyarakat Indonesia. Tentunya, tidak mungkin saya menyelipkan adegan yang bikin orang ilfil dan menyimpang dari sejarah," tandas suami Zaskia Adya Mecca itu. (fei)
Pasalnya, film yang telah menelan biaya hingga Rp 15 Miliar itu telah merampungkan syuting dan memasuki proses editing terakhir. MVP juga telah menjanjikan akan merilis Soekarno: Indonesia Merdeka pada Desember mendatang.
"Saya dan Hanung Bramantyo (sutradara) bikin film ini dengan niat dan tujuan yang baik. Film ini bukan dari ide seseorang, setiap orang berhak memproduksi film Soekarno, karena beliau adalah tokoh milik bangsa," kata Raam saat memberi keterangan pers di Multivision Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/9/2013).
Sebelumnya, Rachmawati melayangkan somasi karena khawatir film ini akan menurunkan derajat Soekarno sebagai pendiri bangsa. Kata Rachma, ada indikasi film ini menyisipkan penyimpangan sejarah dan tidak sesuai dengan kisah hidup sang proklamator. Ketakutan Rachma berdasarkan skenario yang sempat ia baca sebelum Soekarno: Indonesia Merdeka menjalani syuting perdana Mei tahun lalu.
Hanung menangkis tudingan ini. "Filmnya saja belum jadi, kok bisa tahu ada penyimpangan? Di kepala saya tidak pernah ada pikiran untuk menjelekkan seseorang. Justru kami membuat sesuatu yang memberikan inspirasi bagi anak muda, untuk memberi tahu mereka kalau ada orang yang luar biasa bernama soekarno," jelas Hanung.
"Bahkan kami pilih judul Indonesia Merdeka agar sosok Soekarno bisa tampil seperti pahlawan bagi masyarakat Indonesia. Tentunya, tidak mungkin saya menyelipkan adegan yang bikin orang ilfil dan menyimpang dari sejarah," tandas suami Zaskia Adya Mecca itu. (fei)