Pertama di Indonesia, RSP Unair Integrasikan Model Layanan Konvensional dan Tradisional

Rumah sakit pendidikan Universitas Airlangga (RSP Unair), Surabaya, Jawa Timur meresmikan tiga layanan baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2019, 00:02 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2019, 00:02 WIB
Ilustrasi lorong rumah sakit
Ilustrasi lorong rumah sakit (iStock)

Liputan6.com, Surabaya - Rumah sakit pendidikan Universitas Airlangga (RSP Unair), Surabaya, Jawa Timur meresmikan tiga layanan baru yakni Airlangga Aesthetic Center, Poliklinik Layanan Tradisional dan Komplementer, dan Integrated Digital Design Center for Medical Unair Hospital-ITS.

Ketiga layanan itu diresmikan Dirjen Pelayanan Kesehatan Bambang Wibowo didampingi Rektor Unair Mohammad Nasih dan Direktur RSP Unair Nasron.

Bambang Wibowo menuturkan, layanan kesehatan yang mengintegrasikan model layanan konvensional dan tradisional itu merupakan inovasi yang pertama kali diresmikan oleh rumah sakit pendidikan di Indonesia.

"Kami tentu mengapresiasi layanan yang baru pertama kali dimiliki oleh rumah sakit pendidikan di Indonesia. Tentu, hal yang dilakukan oleh RSP Unair ini bisa menjadi contoh bagi rumah sakit pendidikan lain di Indonesia," kata dia, seperti dikutip dari laman Antara, Selasa (9/7/2019).

Tak hanya itu, model pelayanan yang mengintegrasikan layanan konvensional dan tradisional ini memberikan banyak manfaat bagi masyarakat luas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Banyak Pilihan untuk Pengobatan

Tulisan Resep Obat Sangat Jelek, Netizen Mengolok-olok Dokter Ini
Ilustrasi dokter menulis resep | Via: istimewa

Ia menuturkan, masyarakat akan memiliki banyak pilihan untuk pengobatan. Terlebih hal itu dilakukan oleh rumah sakit pendidikan.

"Kita tahu, sumber daya layanan pengobatan tradisional di Indonesia sangat banyak. Dengan hadirnya integrasi layanan ini dan didukung banyaknya riset yang dilakukan oleh akademisi dan dokter di sini, tentu akan semakin meningkatkan kualitas layanan," kata dia.

Rektor Unair, Mohammad Nasih menuturkan, integrasi layanan kolaborasi menjadi sangat penting agar semua bisa saling berkontribusi dan berjalan dengan baik.

Terkait dengan pengobatan tradisional, Nasih menuturkan, pihaknya telah memperhitungkan dengan baik terutama terkait SDM.

"Kami juga didorong untuk melahirkan program studi S1 Pengobatan Tradisional. Namun, sebelum program studi itu ada, kami ingin memastikan bahwa kelak para lulusan memiliki kemampuan lapangan pekerjaan yang baik,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya