Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen memberikan bantuan kepada warga korban kebakaran di Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan Surabaya.
Selain memberikan bantuan berupa makanan, renovasi rumah dan rusun, pemkot juga mendampingi korban, terutama anak-anak yang sedang mengungsi di Kampung Ilmu.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Chandra Oratmangun mengatakan, pihaknya sudah turun ke Kampung Ilmu yang merupakan tempat pengungsian sementara para korban kebakaran. Bahkan, ia memastikan DP5A sudah menurunkan psikolog dan konselor.
Advertisement
"Tadi pagi kami mengirim lima konselor dan psikolog untuk melakukan pendampingan mereka," kata Candra Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP5A) Surabaya, Kamis (11/7/2019).
Baca Juga
Candra menuturkan, pendampingan kepada anak-anak itu yang paling penting terlebih dahulu adalah bagaimana mengembalikan keceriaan mereka seperti layaknya anak-anak pada umumnya.
Salah satu caranya dengan mengajak ngobrol dan mengajak bermain supaya jiwa anak-anaknya bisa kembali ceria dan gembira. “Jadi, tim ini melakukan pendampingan penguatan kepada anak-anak, sehingga mereka kembali ceria,” katanya.
Candra juga menuturkan, berdasarkan informasi yang diterima, ada sekitar 15-16 anak yang terkena dampak kebakaran itu. Namun, pada saat bermain tadi pagi, ada anak-anak penjual buku di Kampung Ilmu yang ikut bermain, sehingga membaur dan bermain bersama-sama.
“Karena ini masih hari pertama, maka yang paling penting membuat mereka ketawa dulu dengan bermain. Minimal di hari pertama ini, mereka bisa melupakan sejenak trauma dan kepedihan yang dirasakan kemarin saat kebakaran,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pendampingan Dilakukan Selama Ada Posko
Ia juga memastikan, pendampingan itu akan dilakukan selama posko tersebut masih ada di Kampung Ilmu. Oleh karena itu, demi mendampingi mereka, tim dari DP5A sudah membagi tim dengan beberapa shif. Shif pertama akan bertugas dari pukul 08.00-14.00 WIB. Selanjutnya, dari pukul 14.00-21.00 WIB.
"Nah, malamnya kami akan siagakan satgas kami di sini, sehingga apabila sewaktu-waktu ada yang stress akan langsung ditangani," kata dia.
Berdasarkan hasil pemantauannya di hari pertama pendampingan, masih banyak anak-anak yang takut tidak bisa sekolah di sekolahnya yang lama. Namun, dengan berbagai macam intervensi bantuan yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya, termasuk dengan pemberian tas, sepatu, buku dan baju sekolah, mereka nampaknya punya gairah lagi untuk melanjutkan sekolahnya.
"Intinya di sini, intervensi dari pemkot itu nyata, bagi-bagi seragam dan lain-lain tadi, lalu kita ajak bermain juga, sehingga ke khawatiran untukt tidak bisa sekolah sudah sedikit berkurang. Bahkan, tadi ada yang bilang kepada ibunya kalau tidak apa-apa tinggal di rusun asalkan tetap bisa sekolah di sekolah lamanya," tegasnya.
Selain memberikan pendampingan kepada anak-anak korban kebakaran, DP5A juga mendengarkan semua curhat dan cerita dari ibu-ibu dan bapak-bapak yang ada di pengungsian. Bahkan, apabila ada keluhan langsung dikoordinasikan untuk segera dibantu.
"Kami akan terus damping supaya mereka semua, para korban bisa punya semangat kembali untuk hidup, karena bagaimana pun, ini bukan akhir dari segalanya," imbuhnya.
Sebelumnya, Rabu, 10 Juli 2019, sebuah kebakaran besar terjadi di Jalan Margorukun Gang Lebar, Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan, Surabaya. Karena kebakaran itu terjadi di rumah padat penduduk, akhirnya sejumlah rumah hangus terbakar. Akhirnya, warga korban kebakaran itu ditampung di Kampung Ilmu Jalan Semarang.
Advertisement