Liputan6.com, Jakarta - Badan Pembentukan Peraturan Daerah DPRD DKI Jakarta belajar kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya soal pengelolaan sampah dengan melakukan studi banding pada Senin, 29 Juli 2019.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, ada sejumlah langkah yang sudah dilakukan untuk mengelola sampah di Surabaya, Jawa Timur. Memang diakui kalau perlu waktu selama 20 tahun untuk membenahi masalah sampah mengingat ada sejumlah kendala yang dihadapi seperti dana yang terbatas.
Tak hanya itu, menurut Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, mengubah pola pikir masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik juga merupakan tantangan. "Paling susah itu ubah mindset dengan kurangi sampah. Bagaimana agar tidak membuang sampah sembarangan," kata dia.
Advertisement
Baca Juga
Risma menuturkan, bila pengelolaan sampah tidak dilakukan benar akan berdampak tidak baik untuk masyarakat. Lantaran pengelolaan sampah kurang benar bisa mengakibatkan banjir, penyakit dan kurang gizi kepada anak-anak.
Lalu apa saja yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Surabaya untuk mengelola sampah? Berikut liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (1/8/2019):
1.Membuat Rumah Kompos
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menuturkan, hal pertama yang dilakukan untuk mengatasi masalah limbah sampah yaitu membangun rumah-rumah kompos. Saat ini, sebanyak 28 rumah kompos dibangun tersebar di Surabaya, Jawa Timur. Pembangunan rumah kompos ini untuk memperbaiki struktur tanah supaya dapat menyerap air dengan baik.
2. Hasilkan sumber energi listrik
Dari rumah kompos di Surabaya tersebut juga menghasilkan sumber energi listrik yang dapat digunakan oleh warga sekitar tempat pembuangan sampah terpadu (TPST). Salah satunya lewat TPA Benowo, Surabaya yang sudah ada pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dengan energi sekitar 2-6 megawatt (mw).
3. Memantau angkutan pengambilan dengan baik
Risma menuturkan, angkutan pengambilan sampah juga harus terpantau baik sehingga tidak ada warga yang mengeluh terkait keterlambatan pengambilan sampah yang ada di tengah pemukiman warga ini.
"Saya tahu betul tiap kali penjemputan sampah, semua wilayah dapat terpantau. Dari pukul berapa diambil, nama drivernya, nopol angkutannya semua sudah terekam, sehingga tidak ada satupun yang terlewatkan," kata dia.
Dengan jumlah penduduk yang kian meningkat, justru berbanding terbalik dengan masuknya sampah setiap harinya. Sebanyak 3,3 juta penduduk Surabaya dengan 1.300 ton sampah setiap hari.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
4. Memisahkan sampah organik dan anorganik
Risma mengatakan, dalam mengelola sampah dengan baik dan benar juga butuh peran masyarakat. Masyarakat diajak untuk memilah sampah organik dan anorganik dari tingkat rumah tangga.
"Sampah organiknya mereka bisa gunakan untuk rumah kompos bisa untuk urban farming, kemudian sampah organiknya mereka jual setiap minggu. Mereka kumpulkan dan jual," ujar dia.
5. Anggaran
Pemerintah Kota Surabaya menganggarkan dana pengolahan sampah mulai dari pengolahan, pengangkutan sampah, penyapuan, pemeliharaan BBM, kendaraan sampah dan satgas kebersihan. Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, kalau biaya pengolahan dan pengangkutan sampah Rp 120 miliar.
"Anggaran untuk pengolahan sampah, pengangkutan sampah, penyapuan, pemeliharaan BBM dan kendaraan sampah, dan satgas kebersihan total kurang lebih Rp 260 miliar," ujar dia.
Ia menambahkan, anggaran tersebut juga termasuk pembuatan empat TPS 3R. Adapun Surabaya, Jawa Timur pada 2017, jumlah penduduk mencapai 3,34 juta orang dengan TPS sebanyak 187 unit.
Advertisement