Catat! Festival Pesona Lokal di Surabaya Bulan Depan

Festival pesona lokal akan hadir di Surabaya pada 14 September 2019, dengan menghadirkan berbagai produk lokal.

oleh Liputan Enam diperbarui 21 Agu 2019, 09:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2019, 09:00 WIB
Lomba Permainan Tradisional
Siswa Sekolah Dasar (SD) mengikuti lomba permainan tradisional di Lapangan Plaza Pemkab Bekasi, Kamis (15/8/2019). Kegiatan yang diikuti perwakilan SD dari 24 Kecamatan se-Kabupaten Bekasi ini dalam rangka menyambut HUT ke-69 Kabupaten Bekasi dan HUT ke-74 RI. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Surabaya - Festival pesona lokal akan hadir di Surabaya pada 14 September 2019, dengan menghadirkan berbagai produk lokal. Di festival itu ada beragam kuliner, permainan lokal serta bazaar produk, dan kegiatan seperti lomba tari lokal kontemporer, lomba desain motif khas lokal kontemporer, dan kompetisi ala selebgram lokal.

Kepala Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Pemprov Jatim, Handoyo mengatakan, pagelaran festival pesona lokal yang akan dipusatkan di Lapangan Parkir Plaza Delta patut dipresiasi, karena berusaha memunculkan berbagai permainan lokal asal Jatim yang kini punah akibat adanya budaya gawai.

"Banyak permainan lokal yang kini punah, seperti hukuman dalam permaian kelereng yang disebut gender yang banyak pemuda kini tidak tahu, padahal di situ ada edukasi tanggung jawab apabila si anak melakukan kesalahan," kata Handoyo di Surabaya, Selasa 20 Agustus 2019.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah mendukung penuh pagelaran festival yang berusaha kembali memunculkan budaya lokal daerah, karena banyak unsur edukasi di dalamnya, termasuk rencana pagelaran Festival Pesona Lokal yang digelar oleh Adira Finance, salah satu perusahaan pembiayaan di Indonesia.

Kepala Wilayah Area Jawa Timur Adira Finance, Sugeng Hariadi mengatakan kegiatan ini merupakan program tanggungjawab sosial perusahaan, dan hadir di Surabaya untuk pertama kalinya.

"Festival Pesona Lokal diselenggarakan bertujuan untuk mempromosikan potensi budaya, pariwisata dan kearifan lokal kota Surabaya dan khususnya provinsi Jawa Timur," katanya.

Dalam penyelenggaraanya, ia mengajak seluruh masyarakat dan mitra bisnis serta karyawan untuk berpartisipasi, dengan mengangkat tema "Rasakan Sensasi Pesona Lokal" dalam rangka HUT ke-29 Adira Finance.

"Melalui kegiatan ini kami ingin membangun citra positif pasar rakyat sebagai ruang publik yang kreatif, edukatif dan berbudaya sekaligus mengedukasi serta mendorong keterlibatan berbagai pihak agar menjadi bagian dari upaya pengembangan pasar rakyat di Indonesia," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Festival Yosakoi Meriahkan Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kegiatan Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan di Surabaya pada Sabtu, 20 Juli 2019 (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Warga Surabaya, Jawa Timur memadati Festival Yosakoi dan Gebyar Tari Remo di Jalan Tunjungan, Surabaya, mulai Sabtu, 20 Agustus 2019.

Tari-tarian ini menjadi pembuka acara Mlaku-mlaku Nang Tunjungan yang sudah biasa digelar oleh Pemkot Surabaya.

Semakin malam, warga Surabaya dan warga luar kota semakin memadati jalan bersejarah itu. Para warga menikmati berbagai makanan tradisional khas Surabaya hasil karya UMKM Kota Surabaya. Tidak hanya itu, warga juga dihibur dengan berbagai iringan musik yang dibawakan oleh beberapa grup band lokal Surabaya. Gamelan

Saat membuka Festival Yosakoi dan Gebyar Tari Remo, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu hubungan kerja sama sister city Kota Surabaya dengan Kota Kochi, Jepang.

Banyak kerja sama yang sudah dilakukan, terutama Festival Yosakoi yang rutin digelar setiap tahun di Surabaya.  Tarian adat dari dua kota ini punya kesamaan, yaitu sama-sama menggunakan alat saat menari.

Kalau Tari Remo dibunyikan melalui kaki ada klintingannya, kalau  Tari Yosakoi dengan alat namanya Naruko. Mari kita saksikan bersama-sama dengan gebyar Tari Remo. Bapak-ibu kalau ingin menari bersama-sama silahkan,”  Risma.

Risma menambahkan,  kali ini ada yang berbeda dari rangkaian acara tahun lalu. Sebab, biasa digelar di Balai Kota Surabaya dan kini dipindahkan jadi satu di acara Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan. Sebab, menurut dia, pertunjukkan ini agar dapat dijangkau dan disaksikan masyarakat lebih banyak lagi. "Jadi satu biar lebih ramai dan semua masyarakat boleh ikutan menari bersama-sama,” lanjutnya.

Risma menuturkan, melalui festival Yosakoi dan Gebyar Tari Remo ini, dia ingin menyampaikan, anak-anak Surabaya untuk mencapai keberhasilan dibutuhkan kerja sama. Makanya dalam menari itu harus kompak dan menari bersama-sama. "Diharapkan mereka bisa mengerti untuk mencapai keberhasilan itu dibutuhkan kerja sama,” tegasnya.

 

Kerja Sama Kebudayaan

Sementara itu, Konsul Jenderal Jepang di Kota Surabaya Masakitani mengatakan, ini adalah festival yang meriah. Ia mengapresiasi kerjasama dengan Surabaya. Ia juga menambahkan, total peserta Tari Tradisi asal Kota Kochi ini berjumlah 780 peserta. Di antaranya diikuti dari seluruh sekolah dari SD-SMA, perguruan tinggi, sampai asosiasi di Jawa Timur.

"Peserta kali ini berjumlah 26 tim. Masing-masing tim terdiri dari 30 orang jadi totalnya 780 peserta. Sebenernya kalau Tari Kochi sendiri di Jepang tiap tim terdiri dari 150 orang, namun di sini kita batasi tiap timnya,” kata Masakitani.

Menurut dia, kerja sama di bidang kebudayaan itu terus ingin berlanjut dari tahun ke tahun.  Sebab, ia memastikan kegiatan semacam ini mampu meningkatkan bentuk persahabatan. “Harapannya, meningkatkan kerja sama antara Kochi dan Surabaya dan diluaskan lagi,” tegasnya. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya Antiek Sugiharti menuturkan, inovasi terus dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan acara ini. Di antaranya menghibur warga dan yang pasti menaikkan sektor ekonomi di kota tercinta. 

"Festival Yosakoi ini sebenarnya sudah digelar sejak 2003. Biasanya digelar di Balai Kota dan sekarang dipindah ke Jalan Tunjungan yang dipadu dengan acara Mlaku-mlaku Nang Tunjungan, sehingga diharapkan pengunjung lebih membludak,” kata dia.

Adapun yang dilombakan dalam festival ini hanya  tarian Yosakoi. Sedangkan Tari Remo sudah didukung oleh beberapa sanggar yang menari bersama-sama di acara ini. Selain itu, ada pula flashmoob dan juga ada tari joget Surabaya. Berbagai kreasi dan inovasi tambahan ini diharapkan menambah meriah acara ini. "Alhamdulillah warga Surabaya tumplek-blek malam. Kami senang, warga pun gembira,” kata Antiek.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya