Liputan6.com, Jakarta - Banyak cara untuk menikmati Surabaya, Jawa Timur. Mulai dari berburu kuliner, berkunjung ke tempat wisata, hingga tapak tilas di tempat bersejarah dapat kita lakukan di satu kota ini.
Memang, Surabaya adalah salah satu kota yang kaya akan peninggalan sejarah. Terbukti dari banyaknya bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang hingga saat ini masih berdiri di Kota Pahlawan itu.
Setiap gedung bersejarah mencatat kisahnya tersendiri. Selain menyimpan kisah, gedung sejarah juga tak jarang memiliki arsitektur yang khas. Berbagai bangunan bergaya kuno di kota ini juga membuat Surabaya cocok menjadi tempat wisata heritage.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu gedung yang mencolok dari arsitekturnya di Surabaya adalah Gedung Cerutu. Sesuai dengan namanya, ciri khas Gedung Cerutu adalah terdapat menara di atas gedung yang bentuknya seperti cerutu. Bangunan ini merupakan gedung kuno yang hingga kini masih tetap berdiri dengan keadaan utuh dan terawat.
Nuansa era kolonial Belanda akan terlihat dari arsitektur gedung ini yang khas zaman kuno. Bagian depan gedung ini dibentuk simetris. Tembok luar gedung dicat berwarna putih sedangkan atapnya berwarna merah.
Melansir dari edupaint.com, gedung ini dibangun sebagai kantor perusahaan gula pada 1916 oleh N.V. Maatsschappij Tot Exploitatie van Het Bureau Gebroders Knaud. Dari informasi yang tertulis di papan lembaga yang terpasang di depan gedung, dikatakan Gedung Cerutu pernah digunakan sebagai Kantor Said Oemar Bagil dan kantor Bank Bumi Daya.
Gedung Cerutu berdiri di Jalan Rajawali Nomor 7, Surabaya. Di sekitar gedung ini juga terdapat tempat bersejarah lainnya seperti Jembatan Merah, Gedung Internatio, dan Gedung Garuda.
Dikarenakan arsitekturnya yang bergaya kolonial gedung ini menjadi landmark kawasan kota lama Surabaya. Pada 2009, Gedung Cerutu ditetapkan sebagai bangunan. cagar budaya sesuai SK. Walikota Surabaya No. 188.45/004/402.1.04/1998 No unit 40.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bangunan Bersejarah di Jalan Rajawali
Mengutip jurnal pengembangan kota yang terbit pada 2016, gedung cerutu berada di Jalan Rajawali yang merupakan salah satu segmen dari kawasan Kota Lama Surabaya. Kawasan Kota Lama Surabaya terdiri dari segmen Jalan Rajawali, Jalan Kembang Jepun dan Jalan KH. Mas Mansyur.
Jalan Rajawali merupakan kawasan dengan nuansa kolonial. Bangunan yang terdapat pada kawasan ini hampir sebagian besar dibangun pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang dipengaruhi oleh langgam neo-klasik Eropa dan konsep De-Stjil.
Bangunan ini memiliki bentuk atap yang sama seperti pada awal dibangun, bahkan setelah lokasi ini menjadi tempat pertempuran 10 November, bangunan yang terdapat di lokasi perjuangan yang masih bertahan dengan bentuk bangunan asli.
Bangunan di koridor Jalan Rajawali masih terawat dan dilestarikan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Perubahan hanya terjadi yaitu fungsi bangunan, dari bentuk atap dan façade masih merupakan asli dan memperkuat kawasan tersebut.
(Kezia Priscilla, mahasiswi UMN)
Advertisement