Hari Perhubungan Nasional, Ini 5 Langkah Surabaya Benahi Sektor Transportasi

Setiap 17 September diperingati sebagai Hari Perhubungan Nasional. Dalam rangka Hari Perhubungan Nasional, Dinas Perhubungan Surabaya menggelar upacara di Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya.

oleh Liputan Enam diperbarui 17 Sep 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2019, 16:00 WIB
Suroboyo Bus
Foto: Dian Kurniawan/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 17 September diperingati sebagai Hari Perhubungan Nasional. Dalam rangka Hari Perhubungan Nasional, Dinas Perhubungan Surabaya menggelar upacara di Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya.

Pada 2019, Hari Perhubungan Nasional mengangkat tema "Bukti Nyata Insan Perhubungan”. Bicara soal Hari Perhubungan Nasional, diawali dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor perhubungan memiliki hari jadi atau hari bakti masing-masing yang waktunya relatif berdekatan.

Hal ini seringkali menyebabkan tidak efisien dari segi waktu dan biaya. Akhirnya pada 1971 melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SK.274/G/1971 pada 26 Agustus 1971 tentang Hari Perhubungan Nasional sehingga hari jadi atau hari bakti tiap BUMN sektor perhubungan disatukan menjadi Hari Perhubungan Nasional yang diperingati setiap 17 September. 

Adapun kesempatan peringati Hari Perhubungan Nasional diserahkan piagam penghargaan atas diperolehnya Wahana Tata Nugraha oleh Kota Surabaya. Piagam penghargaan itu diberikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada, Selasa (17/9/2019). Demikian mengutip dari instagram @dishubsurabaya.

Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) ini diberikan Pemerintah Republik Indonesia kepada kota-kota yang mampu menata transportasi publik dengan baik. Penilaian dilakukan atas kategori kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Aspek penataan transportasi yang berkelanjutan dan berbasis kepentingan publik dan ramah lingkungan mendapat pertimbangan terbesar dalam penilaiannya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad menuturkan, pihaknya membangun kota untuk manusia dan bukan kendaraan. Ini juga sesuai arahan program Wali Kota Surabaya. Membangun kota untuk manusia itu dengan mengembangkan Surabaya smart mobility. Tiga indikator dari kota smart mobility itu less mobilitymove freely dan less travel time.

Ada sejumlah langkah yang dilakukan untuk mengembangkan Surabaya smart mobility itu dengan memperhatikan transportasi yang berkelanjutan. Selain itu, Pemkot Surabaya juga membangun banyak trotoar sehingga ramah bagi pejalan kaki.

Pemkot Surabaya juga mengembangkan konektivitas semua moda angkutan baik pejalan kaki, jalur sepeda dan angkutan umum.

"Kami juga mengembangkan Surabaya Inteligent Transport System untuk mengatasi kemacetan," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Berikut sejumlah langkah pemerintah Kota Surabaya untuk membangun sektor transportasi, yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Hadirkan Suroboyo Bus

Pemerintah Kota Surabaya menghadirkan Suroboyo Bus. Bus ini memiliki rute yang membelah Kota Surabaya dari utara – selatan dan barat - timur. Rute yang dilewatinya, antara lain Halte Kerto Mananggal, Halte UIN, Halte RSAL, Halte Darmo, Halte Gubernur Suryo, Halte Taman Pelangi, Halte Museum BI, dan masih banyak lagi. Bus tersebut mulai beroperasi pukul 06.00-22.00 WIB.

Suroboyo Bus memiliki dua jenis armada, yaitu low deck dan double deck (bus tingkat). Selain itu, terdapat sejumlah fasilitas di dalamnya, yakni kamera CCTV yang terpasang di area luar bus sebanyak 3 kamera, sedangkan 12 kamera di bagian dalam bus, port usb untuk charge, ramah untuk difabel, lansia, dan ibu hamil, bangku warna-warni dan pemisahan area, serta panic button.

Solar Cell dan CCTV

solar-cell-131008b.jpg
Solar Cell

2. Solar Cell dan CCTV

Solar Cell traffic light yang sudah digunakan sejak 2017 merupakan sebuah perangkat yang mampu mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip efek photovoltaic. Dipasangnya Solar Cell bertujuan untuk mengantisipasi peristiwa gawat darurat, misalnya pemadaman listrik. Saat siang hari, Solar Cell akan menyimpan listrik dari tenaga matahari.

Ketika listrik sedang padam, secara otomatis Solar Cell akan menyalakan lampu lalu-lintas yang bersumber dari tenaga matahari yang telah disimpannya. Lampu lalu-lintas tersebut pula sudah dilengkapi dengan kamera CCTV, sekalipun terjadi mati listrik, lampu lalu lintas dan CCTV di sini masih dapat berfungsi dengan semestinya.

3. Bollard

Bollard yang dipasang di jalur pedestrian Kota Surabaya mempunyai tujuan agar pengendara kendaraan bemotor (R2) tidak melalui trotoar yang semestinya untuk pejalan kaki. Pemasangan bollard tersebut diharapkan dapat melindungi dan juga membuat pejalan kaki merasa nyaman.

Trotoar yang kedapatan bollard akan menambah spot foto yang ada di Surabaya, karena dengan adanya bollard mampu memoles pedestrian menjadi lebih indah lagi. Bollard itu memiliki berbagai bentuk, ada yang bentuknya seperti model manusia dengan ragam warna-warninya.

4. Uji Emisi Terhadap Kendaraan

Dinas Perhubungan Surabaya, Jawa Timur melakukan pembersihan terhadap udara yang ada di kotanya. Hal itu dengan cara Dishub rutin menjalankan uji emisi pada kendaraan.

Selain untuk mendeteksi kinerja mesin kendaraan dan juga polusi udara yang banyak disebabkan oleh gas buang kendaraan, upaya tersebut pula untuk melakukan pemeriksaan surat-surat kendaraan bermotor untuk mobil penumpang, ataupun angkutan umum.

5. Kembangkan Surabaya Intelligent Transport System (SITS)

Pengembangan Surabaya Intellliget Transport System ini untuk mengatasi kemacetan.

 

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya