Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memasuki periode kedua masa pemerintahannya. Pada periode kedua ini, Jokowi akan didampingi Wakil Presiden (Wapres) KH. Ma’ruf Amin. Sejumlah harapan disematkan kepada pemerintahan baru di bawah pimpinan Jokowi-KH Ma'ruf Amin.
Ketua Kadin Surabaya, Ali Effendi mengharapkan, pemerintahan baru di bawah pimpinan Jokowi-KH Ma’ruf Amin dapat menstabilkan kondisi politik, hukum dan keamanan.
"Kalau itu stabil, ekonomi akan mengikuti sehingga banyak investasi akan masuk," ujar Ali saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (20/10/2019).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, ia juga mengharapkan pemerintah dapat memberikan affirmative action atau langkah-langkah khusus yang dilakukan terhadap pengusaha Indonesia sehingga mampu bersaing dengan pengusaha di luar negeri.
Saat ditanya mengenai visi misi Jokowi-KH Ma’ruf Amin yang akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada masa pemerintahannya, Ali menilai hal itu bisa dilakukan dengan pendidikan vokasi.
Langkah pemerintah yang sudah berupaya meningkatkan pendidikan vokasi baik. Namun, Ali mengingatkan pemerintah juga perlu menjembatani ada permintaan dan persediaan sehingga terserap dengan baik lulusan dari pendidikan vokasi tersebut.
"Jadi antara industri yang memerlukan SDM hasil vokasi tersebut,” kata Ali.
*** Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Atasi Perlambatan Ekonomi Jadi PR Utama Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Economic Action Indonesia (EconAct) Ronny P Sasmita memprediksi, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019 Ini akan tertahan pada kisaran maksimal sebesar 5,0 persen.
"Melihat perkembangan ekonomi beberapa bulan ke belakang, baik di ranah domestik apalagi di ranah global, nampaknya raihan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III tahun ini akan melambat. Saya perkirakan raihannya di kisaran 4,95-5,0 persen," ujar dia kepada Liputan6.com, Sabtu, 19 Oktober 2019.
Ronny mengutarakan, melambatnya pertumbuhan ekonomi ini lantaran adanya tekanan yang terjadi hampir pada semua kontributor. Utamanya dari sisi ekspor-impor, pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang turut melemah, hingga investasi asing yang tertahan.
Dengan begitu, ia menyatakan, pertumbuhan ekonomi negara yang tertahan ini bakal menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah baru nanti. Dia mendesak agar kabinet baru Joko Widodo (Jokowi) dapat segera mencari jalan keluar atas permasalahan ini.
"Melihat kondisi yang ada, sangat jelas bahwa tugas pemerintahan yang baru benar-benar tak mudah. Stagnansi di level domestik harus dicarikan segera solusinya, baik jangka pendek, menengah, dan jangka panjang," imbuhnya.
"Begitu pula dengan tekanan eksternal. Strategi industri baru harus dirumuskan dan pasar-pasar baru harus diraih. Itu agar kapasitas ekspor nasional makin membesar," dia menandaskan.
Advertisement