Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar Rakernas I dan HUT ke-47 PDIP di JIEXPO Kemayoran, Jakarta pada Jumat 10 Januari 2020. Rakernas I dan HUT ke-47 PDIP turut dihadiri sejumlah tokoh termasuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan.
Tri Rismaharini melakukan berbagai kegiatan di Rakernas I PDIP dan HUT ke-47 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Risma sempat mengunjungi ratusan stand pameran rempah-rempah yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut.
Salah satu stan yang dikunjungi yaitu pameran rempah di stand Pemkab Tapanuli Utara. Mengutip Kanal News Liputan6.com, Risma melihat-lihat dan mencicipi salah satu bumbu masak khas Tapanuli Utara yaitu andaliman. Ia juga kagum dengan buah nanas besar yang dipamerkan oleh Pemkab Tapanuli Utara.
Advertisement
Baca Juga
Wali Kota Surabaya ini juga tertarik dengan aroma kopi yang ada di stan itu. Risma pun memberikan masukan agar kemasan kopi harus menarik dan menjual.
Sebelum melihat stan-stan tersebut, ada sorotan menarik terhadap Risma. Salah satunya mendapatkan pujian dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Saat pembukaan Rakernas I dan HUT ke-47 PDIP pada Jumat, 10 Januari 2020, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputi mengapresiasi terhadap kader-kadernya yang membangun daerah, salah satunya Risma. Tak hanya pujian, ada juga sejumlah hal yang menjadi perhatian ketika Risma hadiri Rakernas PDIP tersebut.
Berikut sejumlah hal yang menjadi sorotan ketika Tri Rismaharini menghadiri Rakernas I dan HUT ke-47 PDIP, ditulis Minggu (12/1/2020):
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Dapat Pujian Megawati
1.Dapat Pujian Megawati
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengucapkan terima kasih kepada kader-kader PDIP yang dinilainya berhasil membangun daerah. Salah satunya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
“Saya berterima kasih kepada kader-kader PDIP yang memberikan baktinya kepada daerah masing-masing,” ujar Megawati.
Megawati ingin sebutkan beberapa nama yang dianggapnya berhasil. "Saya ingin sebutkan beberapa, tetapi bukan tidak banyak, tetapi dalam kesempatan hari ini, saya tidak bisa mengucapkan rasa terima kasih saya kepada semua," ujar Megawati.
Dia pun mengungkapkan terima kasih kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. "Saya sebagai Ketua Umum, sangat berterima kasih terutama kepada Ibu Risma di Surabaya. Beliau seorang wanita yang cerewetnya bukan main. Tetapi kalau saya berbicara berdua, kita selalu bilang enggak apa-apa ya bu. Kita perempuan, memang harus cerewet," cerita Megawati
Saat diminta tanggapan mengenai hal itu, Risma mengucapkan terima kasih. Akan tetapi, hal itu bukan tujuannya.
"Meskipun saya selalu sampaikan bahwa tujuan saya bukan saya mendapat penghargaan atau apapun. Di ruangan saya penuh, tapi saya kalau misalkan, ini enggak perlu diambil, saya enggak ambil penghargaan itu," ungkap Risma.
"Jadi tujuannya memang bukan cari penghargaan. Tapi tujuannya warga Surabaya sejahtera," ujar dia.
Advertisement
Pantau Rumah Pompa
2.Pantau Rumah Pompa
Risma saat hadiri Rakernas I dan HUT ke-47 PDIP sempat memantau pompa air di Surabaya melalui perangkat tablet yang sering kali dibawanya ke mana-mana. Ini dilakukan setelah meninjau pameran rempah dan bersantap di dapur umum Baguna.
Risma langsung mengeluarkan tabletnya tersebut. Dalam tablet tersebut, berisikan aplikasi yang menayangkan CCTV yang ditaruhnya di sejumlah fasilitas umum. Seperti pompa air, jalanan, gereja, sekolah, pasar dan lainnya.
"Ini mau lihat pompa air dulu," kata Risma di dapur umum Baguna, JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu, 11 Januari 2020.
Ia menilai, cara ini dilakukan untuk mempermudah mobilitasnya di Surabaya. Selain itu, Risma menyebutkan teknologi yang dibangun murah dan hasil karya stafnya sendiri, bukan perusahaan swasta asing.
Risma mengatakan, CCTV ini jumlahnya sudah puluhan ribu. Dan bukan itu saja, kameranya sudah dilengkapi dengan teknologi face recognition (pengenal wajah).
"Lima tahun lalu belum bisa face recognition. Tapi sekarang sudah bisa. Dan bukan hanya face (wajah) gesture juga iya," cerita Risma.
Dia memastikan, hal ini dilakukannya semua untuk pelayanan dan melihat semuanya berkerja dengan tupoksinya.
"Ini untuk mempermudah saja," pungkasnya.
Tanggapan soal Diboyong ke Pilkada DKI
3. Tanggapan soal Diboyong ke Pilkada DKI
Risma menegaskan, dirinya pantang meminta jabatan. Sebab, jabatan dianggapnya mengandung risiko terkait kehidupan masyarakat.
“Karena, bagi saya itu, saya pantang meminta jabatan. Karena di jabatan itu selalu terkandung risiko di mana saya harus adil, amanah. Kalau di agama fatonah, dan sebagainya. Jadi itu berat. Karena itu, saya enggak pernah membayangkan,” ujar Risma, Sabtu, 11 Januari 2020.
dia tak mau menangkap sinyal apa-apa terkait pujian Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di pembukaan Rakernas I Jumat 10 Januari 2020 kemarin.
"Saya bersyukur Ibu memuji. Artinya sudah menerima apa yang coba saya kerjakan di Surabaya," tegas Risma.
Dia memang sering mendengar, jika sudah menjadi wali kota lalu naik menjadi Gubernur. Kemudian, usai menjadi Gubernur jadi ke Presiden.
"Bagi saya gimana saya bisa ngangkat (naik). Untuk apa saya Gubernur, untuk apa saya jadi Presiden, misalkan. Tapi warga yang miskin tetap ada. Enggak ada gunanya untuk saya. Itu yang selalu saya tekankan. Itu pun pada diri saya supaya saya tidak berubah," kata Risma.
"Kadang, kalau ada laporan, Ya Tuhan, sudah saya cari sampai kemana-mana, orang punya masalah, misalkan enggak bisa sekolah. Kenapa masih ada terus setiap hari. Artinya memang saya enggak boleh berpuas hasil," lanjut dia.
Advertisement
Ingin Warga Surabaya Sejahtera
4.Ingin Warga Surabaya Sejahtera
Risma menilai, apa yang dilakukan Surabaya, jangan hanya dilihat perkembangan fisik semata. Manusianya juga harus diurus.
"Untuk apa saya bikin kota itu bagus, untuk apa membangun kota kemudian warga enggak bisa sekolah, nganggur. Untuk apa? Enggak ada gunanya kan kita bangun itu. Makanya saya selalu sampaikan, kita anggaran pendidikan 30 persen," tegas Risma.
Dia pun berharap, status tak ada lagi kawasan kumuh di Surabaya bukan menjadi alasan, masyarakatnya berdiam diri. Harus dipikirkan juga agar bisa mendapatkan kesejahteraan.
"Jadi memang berat mengelola. Makanya, saya enggak berani untuk meminta bahkan mikirin jabatan lain," pungkasnya. (Putu Merta Surya)