Jejak Angguna di Surabaya

Surabaya, Jawa Timur mempunyai angkutan umum yang unik. Bagaimana kabarnya sekarang?

oleh Liputan Enam diperbarui 12 Feb 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2020, 04:00 WIB
Retribusi Terminal Depok
Angkutan umum (angkot) melintas di sekitar Terminal Depok, Jawa Barat, Kamis (30/1/2020). Kepala Dishub Depok, Dadang Wihana mengatakan, pada tahun 2019 telah berhasil mengumpulkan retribusi terminal sebesar Rp1.288.000.000. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya  meluncurkan transportasi publik, yaitu Suroboyo Bus. Transportasi tersebut bertujuan  memudahkan akses masyarakat. Selain Suroboyo Bus, kereta api pun masih aktif beroperasi di Surabaya.

Bicara soal transportasi, saat ini, akses untuk mencapai suatu tempat terbilang mudah. Hal ini didorong dengan banyaknya kendaraan yang ada seperti motor dan mobil pribadi di Surabaya. Bahkan hanya menekan aplikasi di ponsel pintar, Anda dapat memesan transportasi yang jadi pilihan untuk mengantarkan Anda ke tempat tujuan bisa pakai kendaraan roda dua atau roda empat.

Namun, sebelum beralih ke zaman modern, Surabaya mempunyai transportasi publik yang menjadi andalan pada masanya, yaitu Angguna. Kali ini Liputan6.com akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan Angguna mengutip dari laman facebook resmi Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya dan berbagai sumber, Rabu (12/2/2020):

1. Apa Itu Angguna?

Angguna adalah kependekan dari Angkutan Serba Guna. Angkutan ini merupakan mobil berjenis wagon dengan warna kuning menyala. Angkutan ini beroperasi di Surabaya.

Tak seperti angkutan umum sekarang, Angguna memiliki bentuk yang unik, yaitu berbentuk mobil namun pada bagian belakangnya terdapat bak terbuka yang menyerupai mobil pick up.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2. Beroperasi Sejak 1988

Retribusi Terminal Depok
Angkutan umum (angkot) melintas di sekitar Terminal Depok, Jawa Barat, Kamis (30/1/2020). Kepala Dishub Depok, Dadang Wihana mengatakan, pada tahun 2019 telah berhasil mengumpulkan retribusi terminal sebesar Rp1.288.000.000. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Angguna sudah berlalu-lalang di jalanan Surabaya sejak 13 April 1988. Pada masanya, jumlah dari Angguna ini banyak.

Namun keberadaan Angguna makin hari makin menyusut seolah tertelan oleh perkembangan zaman. Tarif dari Angguna ini disebut-sebut lebih murah dibandingkan dengan tarif taksi kala itu.

3. Dipajang di Museum Surabaya

Museum Surabaya merupakan salah satu museum yang isinya adalah koleksi bersejarah mengenai kota Surabaya. Ternyata, di museum ini dapat ditemui Angguna.

Di lantai satu Gedung Siola, Angguna dipajang beserta benda-benda koleksi bersejarah lainnya seperti alat transportasi yang digunakan pada zaman dulu.

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya