Bupati Magetan Perketat Akses Masuk di Temboro

Pemerintah Kabupaten Magetan juga berkoordinasi dengan kementerian luar negeri dan Kedutaan Besar Malaysia yang ada di Jakarta terkait klaster Magetan di Malaysia.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Apr 2020, 10:14 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 10:09 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Video conference Pemprov Jatim dengan Bupati Magetan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 20 April 2020 (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Bupati Magetan, Suprawoto bakal karantina wilayah Temboro, Karas, Magetan. Hal tersebut diterapkan usai kabar tentang 43 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Alfatah asal Malaysia yang positif COVID-19. 

"Temboro kami nyatakan merah. Ada 120 kepala keluarga di sana. Jalan kita tutup untuk pemberlakuan physical distancing ketat. Tidak boleh orang keluar masuk. Semua kebutuhan kami cukupi," ujar Suprawoto melalui video conference dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin malam, 20 April 2020.

Suprawoto mengatakan, saat ini baru satu orang warga Temboro, Magetan yang dinyatakan positif COVID-19. Belum diketahui pasti kasus tersebut berkaitan dengan 43 santri warga negara Malaysia atau tidak.

Namun, hasil tracing yang pernah dilakukan, satu pasien positif di Magetan itu sempat berhubungan dengan 26 orang. Akan tetapi, hasil rapid tes terhadap 26 orang itu dinyatakan negatif. 

"Memang yang sakit ini tinggal di luar pondok, dan yang bersangkutan jarang berinteraksi dengan orang luar. Tetapi beliau ini punya pondokan santri yang di Temboro," ujar dia. 

Para santri yang dipulangkan tersebut telah melewati tes kesehatan berupa tensi darah dan suhu tubuh. Tanpa rapid tes karena terbatasnya alat. Akan tetapi, dari keterangannya, masih ada beberapa santri yang tetap di ponpes. Termasuk 227 dari sekitar 400 lebih santri asal Malaysia yang masih berada di pesantren. 

Pemerintah Kabupaten Magetan juga berkoordinasi dengan kementerian luar negeri dan Kedutaan Besar Malaysia yang ada di Jakarta. Kemungkinan besar para santri asal Negeri Jiran itu bakal dipulangkan, tentunya dengan melaksanakan rapid tes terlebih dahulu. Bagi yang hasilnya negatif, diperbolehkan pulang ke negaranya. 

"Nanti semua dari Malaysia yang berisiko tinggi boleh pulang. Yang dinyatakan positif harus dikarantina dulu dan dirawat," ungkapnya Suprawoto. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pemprov Jatim Kirim 1.000 Alat Rapid Test

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, telah mengirimkan 1.000 alat rapid tes dan 2000 paket masker bersama tim tracing gugus tugas Jawa Timur. Seluruh alat tersebut dikirim sesuai dengan permintaan Bupati Suprawoto. 

"Tenaga medis dan APD (Alat Pelindung Diri) di RSUD dr Soedono (Madiun) mencukupi untuk mensuport penanganan covid-19 di Temboro," kata Khofifah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya