Saat Bupati Madiun Evakuasi Warga Positif Corona COVID-19

Bupati Madiun pun bertemu langsung dengan orangtua pasien dan mengimbau agar pasien positif Corona COVID-19 segera dibawa ke rumah sakit.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Mei 2020, 19:28 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2020, 11:25 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Madiun, Ahmad Dawami harus terjun langsung untuk evakuasi salah satu warga Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Hal ini lantaran pasien tersebut enggan dibawa ke rumah sakit.

Ahmad pun kunjungi kantor desa pasien tersebut di wilayah Kabupaten Madiun pada Kamis sore, 14 Mei 2020. Ketika di kantor desa, ia mendapatkan informasi kalau pasien tersebut enggan dibawa ke rumah sakit. Kemudian Ahmad didampingi Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan perangkat desa setempat menuju rumah pasien. Demikian mengutip laman madiunkab.go.id, Sabtu (16/5/2020).

Bupati Madiun pun bertemu langsung dengan orangtua pasien dan mengimbau agar pasien segera dibawa ke rumah sakit. Setelah sekitar satu jam bernegosiasi, akhirnya pihak keluarga memperbolehkan warga yang dinyatakan positif Corona COVID-19 dibawa petugas. Warga tersebut kemudian dibawa ke RSUD Dolopo.

Ahmad menuturkan, warga itu dinyatakan positif Corona COVID-19 setelah hasil swab menunjukkan positif. Hasil laboratrorium itu yang menjadi dasar pemerintah menjemput pasien tersebut.

Sebelumnya, warga yang juga santri itu sudah dua kali diperiksa rapid test. Tes pertama, hasil tes menunjukkan nonreaktif. Setelah itu, santri tersebut menjalani rapid test dan hasilnya reaktif.

"Karena reaktif. Santri itu diuji swab. Ternyata hasilnya positif. Petugas dari dinas kesehatan dan rumah sakit pun datang untuk mengevakuasinya. Tetapi orangtuanya menolak,” ujar dia, Jumat, 15 Mei 2020, seperti dikutip dari Solopos.com.

Ahmad menuturkan, orangtua menolak anaknya diisiolasi karena merasa tidak sakit. Saat dijelaskan kala santri itu tergolong orang tanpa gejala (OTG) dan dari hasil tes swab sudah dinyatakan positif Corona COVID-19, tetapi orangtua tetap menolak.

Orangtuanya kukuh menolak anaknya untuk diisolasi. Bahkan sampai histeris orang tuanya. Bilangnya macam-macam. Bilang menzalimi," kata dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jumlah Pasien Positif COVID-19 di Madiun hingga 14 Mei 2020

Banner Rapid Test, Tes Massal Virus Corona Covid-19
Banner Rapid Test, Tes Massal Virus Corona Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Sebelumnya, jumlah pasien positif terjangkit COVID-19 di Kabupaten Madiun bertambah satu orang dari klaster pondok pesantren Temboro, Magetan, sehingga jumah keseluruhan pasien menjadi 15 orang.

"Perkembangan corona virus di Kabupaten Madiun pada Kamis, 14 Mei 2020, ada tambahan satu orang yang terkonfirmasi positif. Jadi, total jumlah pasien positif COVID-19 di Kabupaten Madiun menjadi 15 orang," ujar Dawami dalam keterangan di Madiun, Jawa Timur, Kamis malam, 14 Mei 2020, seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan, berdasarkan pelacakan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Madiun, tambahan satu kasus tersebut berasal dari klaster Ponpes Temboro yang ada di Kabupaten Magetan.

Dengan demikian, dari 15 kasus positif COVID-19 di Kabupaten Madiun, sebanyak 10 orang tertular dari Klaster Temboro, sedangkan sisanya lima orang dari Klaster Pelatihan Haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.

"Untuk pasien positif COVID-19 dari Klaster Haji Sukolilo ada lima orang, sedangkan Klaster Ponpes di Temboro, Magetan, ada 10 orang," kata dia.

Dari 15 pasien COVID-19 tersebut, tiga orang telah dinyatakan sembuh dan 12 orang masih menjalani perawatan dan karantina di beberapa rumah sakit, di antaranya RSUD Caruban dan Dolopo, Kabupaten Madiun. Bupati meminta warga Kabupaten Madiun untuk tetap tenang dan tak panik dengan penambahan kasus positif COVID-19 di wilayah tersebut.

Ia terus meminta warga Kabupaten Madiun untuk disiplin mengikuti protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari guna mencegah penyebaran COVID-19.

"Kasus positif COVID-19 di Kabupaten Madiun adalah mereka yang berada atau setelah bepergian dari luar daerah. Untuk itu, saya minta warga Kabupaten Madiun agar disiplin tetap di rumah. Jangan bepergian atau keluar rumah jika tidak ada keperluan yang mendesak," kata dia.

Pihaknya juga mengimbau agar warga rajin mencuci tangan memakai sabun di air mengalir, disiplin memakai masker saat beraktivitas di luar rumah, dan menjaga jarak saat berinteraksi.

Warga Kabupaten Madiun di perantauan juga diminta untuk sementara tidak mudik. "Dengan kesadaran dan disiplin dari semua pihak untuk menerapkan protokol kesehatan, diharapkan kasus positif corona di Kabupaten Madiun tidak bertambah," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya