Penjelasan Tim Advokasi FKM Unair Terkait Kondisi Penularan COVID-19 di Surabaya

Tim Advokasi PSBB dan Survailans, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo imbau warga untuk patuhi PSBB.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Mei 2020, 10:39 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2020, 04:00 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Tim Advokasi PSBB dan Survailans, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo menuturkan, tingkat penularan virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 belum turun di Surabaya, Jawa Timur.

Secara epideomologi, Windhu menuturkan, tingkat penularan atau rate of transmission (rt) COVID-19 di Surabaya di angka 1,3-1,4. Ini artinya 10 orang terinfeksi COVID-19 dapat menular menjadi 14 orang.

Windhu mengatakan, untuk melihat kondisi penyebaran COVID-19 dilihat dari dua hal yaitu jumlah kasus yang dilaporkan dan tingkat penularan secara epideomologi.  

"Iya, masih 1,3-1,4 kondisi penularannya,” ujar Windhu saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (29/5/2020).

Oleh karena itu, ia mengharapkan tingkat penularan ini dapat ditekan setidaknya di bawah 1. Dengan demikian, wabah akan cepat hilang.

"Kalau masih 1,1 itu masih berpotensi menularkan kepada lebih dari satu orang. Demikian juga kalau angka satu itu artinya kasus tak pernah naik atau turun, tetapi ada di wilayah endemi, tidak berbahaya tetapi jadi wabah. Kita berharap bukan satu, tetapi kurang dari satu agar wabah cepat hilang,” jelas dia.

Windhu mengatakan, salah satu strategi untuk menangani COVID-19 dengan testing, tracing atau pelacakan, treatment atau perawatan dan isolasi. 

"3T plus I itu yang seharusnya penanganan dilakukan di suatu daerah, itu yang harus dilakukan pengetesan sebanyak mungkin orang sehingga yang positif bisa ketahuan kemudian isolasi,” ujar Windhu.

Lebih lanjut Windhu menuturkan, untuk hadapi penyakit menular dengan pencegahan sehingga tidak terjadi penularan.  Oleh karena itu, ia menyarankan untuk melakukan tes sebanyak mungkin kemudian dilacak. Jika ada gejala kemudian dirawat, sedangkan tanpa gejala, menurut Windhu melakukan isolasi di rumah.

Windhu mengatakan, satu kota seperti Surabaya, Jawa Timur minimal melakukan tes sebanyak 2.000-3.000 per hari.

"Kita belum sampai itu (2.000-3.000 tes per hari-red). Sekitar 400-500 tes PCR. Di Korea Selatan tak berlakukan PSBB dan lock down, tetapi tes-nya masif sekali,” kata dia.

Windhu mengakui, tes memakai PCR lebih mahal ketimbang rapid test. Akan tetapi, hal itu lebih akurat.

Ia pun mendorong agar orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) diprioritaskan untuk tes COVID-19. Windhu mengatakan, selama ODP dan PDP banyak, itu artinya tes COVID-19 masih rendah. "Selama ODP dan PDP banyak, itu tes kurang,” ujar dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Imbau Masyarakat untuk Patuh PSBB

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Suasana hari kedua PSBB di Surabaya Raya pada Rabu, 29 April 2020. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Selain tes COVID-19 yang masif, Windhu menuturkan, pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga menjadi salah satu cara agar tidak saling menulari. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk patuh dan disiplin selama PSBB.

Ia mengimbau masyarakat juga saling bantu, solidaritas, apalagi di Surabaya ada kampung tangguh. Windhu menuturkan, bila tetangga saling membantu terutama kepada tetangga yang membutuhkan sehingga dapat membantu penerapan PSBB yang diharapkan dapat menurunkan tingkat penularan.

“Disiplin, stay at home. Jadi kalau keluar hanya untuk kepentingan membeli bahan pokok, atau ke fasilitas kesehatan,” ujar dia.

Windju juga meminta agar pemerintah tegas dalam PSBB sehingga dapat mencegah penyebaran COVID-19. Apalagi saat ini, menurut Windhu rumah sakit di Surabaya penuh. Jika rumah sakit lebih banyak pasien, Windhu mengkhawatirkan penanganan atau perawatan COVID-19 tidak optimal. “Tegas dan keras selama PSBB. Kalau tegas dan keras maka tidak akan berlarut-larut PSBB,” kata dia.

Sebelumnya, jumlah pasien positif Corona COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur bertambah 98 orang dalam sehari. Total pasien positif Corona COVID-19 mencapai 2.216 hingga 27 Mei 2020.

Mengutip peta sebaran Corona COVID-19 di laman lawancovid-19, Kamis, 28 Mei 2020, berdasarkan sumber dinas kesehatan Kota Surabaya, total kasus positif Corona COVID-19 tembus 2.216 orang. Rincian kasus positif Corona COVID-19 sebanyak  2.121 orang dari Surabaya dan 95 orang dari luar Surabaya hingga 27 Mei 2020.

Total pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dalam perawatan sebanyak 1.822 orang. Pasien sembuh dari Corona COVID-19 di Surabaya menjadi 178 orang dan dari luar Surabaya sebanyak 16 orang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya