Satgas Gabungan Bantu Tracing, Satu Kasus COVID-19 Dapat Terlacak 50 Orang

Pemkot Surabaya menyatakan, makin masifnya tracing yang dilakukan pemkot sehingga mendorong tes cepat dan swab di Surabaya makin meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2020, 15:37 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2020, 15:37 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Tracing atau pelacakan dengan kontak erat pasien COVID-19 dapat mencapai 50 orang. Hal ini dibantu satgas gabungan yang terdiri dari Satgas Satpol PP, Satgas Linmas, staf kelurahan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengakui, satgas-satgas ini sangat membantu dalam melakukan tracing di lapangan, sehingga saat ini pihak puskesmas tinggal menganalisis hasil tracing itu.

"Jadi, Puskesmas bisa melakukan analisa dari tracing yang dilakukan oleh satgas. Setelah itu tinggal men-treatment," kata Feny- sapaan Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, seperti dikutip dari laman Surabaya.go.id, ditulis Jumat (10/7/2020).

Ia menuturkan, jika selama ini satu pasien terkonfirmasi dilakukan tracing sebanyak 25 orang, kini sudah bisa lebih banyak dari itu. Bahkan, saat ini satu pasien terkonfirmasi sudah bisa dilacak 50 orang yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi itu.

"Karena kami melakukan tracing tidak hanya keluarga, tapi juga tetangga hingga tempat kerjanya kita tracing. Ini sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19 ini," lanjut dia.

Feny juga menuturkan, proses tracing yang dilakukan saat ini, jika ada satu pasien terkonfirmasi COVID-19, para petugas ini akan memetakan orang-orang yang kontak tersebut. Misalnya seperti  ring satu atau orang yang kontak erat dengan pasien. Mereka langsung dilakukan tes swab, bukan rapid test lagi, langsung swab.

Kemudian untuk ring dua atau orang yang kontak tetapi tak terlalu erat, mereka dilakukan rapid test terlebih dahulu, jika reaktif langsung di tes swab.

"Kenapa kami langsung tes swab orang yang kontak erat? Karena yang di ring satu ini resikonya lebih besar. Untuk ring dua jika hasil rapid test reaktif, maka langsung di tes swab," papar dia.

Feny juga memastikan, masifnya tracing ini bukan hanya karena penambahan tim tracing dengan bantuan satgas itu, tetapi juga karena kekompakan dan solidnya para petugas dalam berkoordinasi dengan petugas tracing lainnya di masing-masing wilayah.

Feny mengambil contoh misalnya di Surabaya Utara ada warga yang terkonfirmasi yang kemudian bekerja di Surabaya Pusat.

"Maka tim tracing yang ada di Surabaya Utara langsung koordinasi dengan tim tracing di Surabaya pusat untuk melacak. Begitu seterusnya. Untuk saat ini yang paling banyak tracing memang Surabaya Pusat karena banyak perkantorannya,” urai Feny.

Selain itu, Feny juga memastikan, dengan semakin masifnya tracing yang dilakukan pemkot, akhirnya jumlah tes cepat dan tes swab di Kota Pahlawan juga semakin meningkat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Data Tes Cepat dan Swab per 8 Juli 2020

Tenaga Medis Kota Bekasi Jalani Rapid Test Covid-19
Petugas menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada tenaga medis di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Pemeriksaan hanya diperuntukan bagi tenaga medis seluruh puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Kota Bekasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Berdasarkan data terbaru hingga Rabu, 8 Juli 2020, total kumulatif tes cepat mencapai 101.532 jiwa. Tes cepat itu dilakukan oleh Pemkot Surabaya melalui Puskesmas, bantuan dari BIN, dan beberapa rumah sakit dan laboratorium rujukan pemeriksaan Covid-19.

"Makanya jumlahnya sangat banyak," imbuhnya.

Sedangkan untuk total tes swab, total kumulatif sebanyak 24.975 jiwa. Dari angka tersebut, Feny memastikan angka yang sudah keluar hasilnya sebanyak 24.659 jiwa, dan 7.159 pasien di antaranya terkonfirmasi atau positif, kemudian 17.297 orang sisanya negative, serta 203 orang invalid.

"Jadi, persentasenya yang positif 29,03 persen, dan yang negative 70,14 persen, kemudian invalidnya 0,82 persen," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya