Santri Pondok Gontor 2 Terpapar COVID-19 Bertambah Jadi 43 Orang

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni menuturkan, tambahan pasien positif COVID-19 dari Ponpes Gontor dua setelah didapatkan hasil reaktif pada saat pemeriksaan tes cepat massal di pondok.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Jul 2020, 22:30 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2020, 22:30 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur kembali mencatatkan tambahan pasien positif Corona COVID-19 sebanyak 10 orang pada Jumat, (17/7/2020). Dari tambahan tersebut, ada lima orang santri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Gontor 2.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni menuturkan, tambahan pasien positif dari Ponpes Gontor dua setelah didapatkan hasil reaktif pada saat pemeriksaan tes cepat atau rapid test massal di pondok. Setelah dilakukan pengambilan tes usap atau tes swab didapatkan hasil PCR positif COVID-19.

Ipong mengatakan, semenjak dinyatakan reaktif, santri tersebut sudah melakukan isolasi di fasilitas isolasi yang disediakan pondok. Dengan demikian, total pasien positif COVID-19 di Ponpes Gontor 2 menjadi 43 orang.

"Selanjutnya akan akan dirawat bersama santri/ustadz lainnya yang sudah dinyatakan positif sebelumnya,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat (17/7/2020).

Ia menambahkan, tambahan pasien lainnya berasal dari suami istri di Bungkal, Ponorogo. Berawal dari suami yang mengeluh demam, batuk dan sesak. Kemudian memeriksaan diri ke rumah sakit. Hasil tes cepat reaktif. Sang istri yang mengantar periksa karena juga ada keluhan batuk pilek, sekalian ikut diperiksa dan hasilnya juga reaktif. Setelah dilakukan swab, hasil PCR keduanya positif.

"Hasil tracing sementara, terdapat empat orang kontak erat dan masih akan dilakukan penelusuran lebih lanjut," tutur dia.

Selain itu, seorang laki-laki berusia 58 tahun yang merupakan pengasuh sebuah pondok pesantren di Magelang, pulang dari Magelang pada 3 Juli 2020 karena sakit. Sempat di rumah selama beberapa hari, kemudian 13 Juli 2020 memeriksakan diri ke rumah sakit, dan hasil tes cepat reaktif. Setelah dilakukan pemeriksaan PCR didapatkan hasil positif.

"Hasil tracing sementara didapatkan empat orang kontak erat pasien tersebut selama di Ponorogo dan selanjutnya akan dilakukan pengambilan swab,” ujar dia.

Kemudian warga Kauman, dan pasien ini kontak erat dengan rekan sekantor dari hasil tracing yang merupakan bagian dari klaster Ronowijayan.

Selanjutnya warga Jetis, yang juga merupakan kontak erat dengan rekan sekantor dari hasil tracing yang juga dari klaster Ronowijayan. Ipong menuturkan, hasil pemeriksaan tes cepat reaktif, dan pemeriksaan PCR positif. Berdasarkan hasil penelusuran, keluarga pasien ini berada di Surabaya. Selama ini sering pulang pergi Surabaya-Ponorowo.

"Jika dihubungkan dengan hasil tracing kelompok kasus Ronowijayan yang lain, pasien ini dimungkinkan menjadi sumber penularan dari kelompok kasus tersebut, melihat riwayatnya yang selama ini sering pulang pergi Surabaya– Ponorogo. Saat ini pasien tersebut sedang berada di Surabaya, dan akan dirawat dan isolasi di Surabaya," ujar dia.

Dengan ada tambahan pasien positif COVID-19 sebanyak 10 orang pada Jumat, 10 Juli 2020 sehingga total menjadi 124 orang.  Dari total 124 orang positif COVID-19 itu antara lain dari klaster Gontor 2 sebanyak 43 orang, riwayat Surabaya sebanyak 23 orang, Temboro 13 orang, Ronowijayan 13 orang, PPIH Sukolilo sebanyak delapan orang, Panjeng sebanyak empat orang, dan lain-lain sebanyak 20 orang.

Pasien sembuh dari Corona COVID-19 bertambah empat orang sehingga menjadi 55 orang. Di satu sisi, pasien meninggal karena COVID-19 sebanyak empat orang. 65 orang sedang menjalani isolasi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pentingnya Mematuhi Protokol Kesehatan

Stigma Negatif Virus Corona
Ilustrasi Pencegahan Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Dengan melihat kondisi tersebut, Ipong menuturkan, hal itu menjadi pembelajaran untuk pentingnya mematuhi protokol kesehatan.

"Dengan kita disiplin, kita tidak hanya menyelamatkan diri kita, tapi juga keluarga dan orang-orang di sekitar kita. Begitu juga sebaliknya, jika kita tidak disiplin maka kita tidak hanya akan membahayakan diri kita, tapi juga membahayakan keluarga dan orang-orang di sekitar," ujar dia.

Oleh karena itu, Ipong juga mengimbau warga untuk semakin waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Hal itu antara lain sering cuci tangan pakai sabun, pakai masker ketika berada di tempat umum dan berinteraksi dengan orang, jaga jarak minimal satu meter saat berinteraksi dengan orang.

"Tingkatkan imunitas tubuh dengan olahraga dan gembira. Berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya