Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (Jatim) alami kontraksi atau minus 5,9 persen pada kuartal II 2020 dibandingkan kuartal II 2019.
Sementara itu, perekonomian Jawa Timur yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 551,31 triliun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp 386,36 triliun.
Pertumbuhan PDRB berdasarkan lapangan usaha yang minus secara year on year antara lain jasa perusahaan minus 14,13 persen, penyediaan akomodasi makan dan minum minus 18,61 persen, perdagangan minus 12,25 persen, dan industri pengolahan minus 5,83 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan pengeluaran antara lain impor minus 18,70 persen, ekspor minus 0,27 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) minus 7,55 persen, konsumsi pemerintah minus 1,06 persen, konsumsi rumah tangga minus 4,79 persen dan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) minus 3,45 persen.
Kontraksi pada semua komponen itu dipengaruhi pandemi COVID-19 yang menyebabkan ada kebijakan pemerintah dengan memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sehingga membatasi ruang gerak masyarakat dan perusahaan dalam beraktivitas sehingga berdampak pada penurunan pendapatan masyarakat.
Pengeluaran pemerintah terkontraksi hampir di semua pos anggaran seperti belanja pegawai, barang, modal dan sosial baik pada anggaran APBD dan APBN. Ekspor migas unggulan Jawa Timur seperti lemak dan minyak hewan, tembakau, produk kimia, bahan kimia organik, kertas kanton, migas serta ekspor jasa alami kontraksi.
Selain itu, ada beberapa lapangan usaha catat pertumbuhan antara lain lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 10,39 persen, diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,95 persen dan pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 7,46 persen.
Mengutip laman BPS Jawa Timur, Rabu (5/8/2020), pertumbuhan ekonomi Jawa Timur meningkat secara year on year (YoY) cukup signifikan terjadi pada lapangan usaha informasi dan komunikasi didorong ada pemberlakuan work from home (WFH) dan school from home(SFH) sehingga meningkatkan trafik data provider seluler.
Kemudian meningkatnya penggunaan aplikasi rapat virtual seperti zoom meeting, seminar daring atau webinar juga turut mendukung kinerja ekonomi Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi.
Pada kuartal II 2020 ini, lapangan usaha Jawa Timur didominasi lapangan usaha industri pengolahan dengan kontribusi 30,05 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 17,40 persen, serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,11 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pertumbuhan Ekonomi Jatim Alami Kontraksi 1,51 Persen hingga Kuartal II 2020
Ekonomi Jawa Timur kuartal II 2020 terkontraksi 5,45 persen bila dibandingkan kuartal sebelumnya. Sebagian besar lapangan usaha mengalami kontraksi, terutama lapangan usaha jasa lainnya terkontraksi 35,40 persen, diikuti transportasi dan pergudangan terkontraksi 27,50 persen dan penyediaan akomodasi dan makan minum terkontraksi 18,41 persen.
Sejumlah lapangan usaha yang alami pertumbuhan positif adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 27,26 persen, informasi dan komunikasi tumbuh 6,41 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang tumbuh 1,81 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh 1,35 persen, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib tumbuh 1,23 persen.
Hingga kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur alami kontraksi 1,51 persen. Sebagian besar lapangan usaha mengalami kontraksi, tetapi ada beberapa lapangan usaha memiliki pertumbuhan positif.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi 10,09 persen, diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial 9,03 persen, real estate 4,85 persen, dan jasa pendidikan 4,81 persen.
Advertisement