Gubernur Khofifah Siap Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin COVID-19 di Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuturkan, jika tidak ada halangan, vaksin COVID-19 akan tiba di Jawa Timur pada pekan pertama Januari 2021.

oleh Agustina MelaniLiputan6.com diperbarui 26 Des 2020, 18:28 WIB
Diterbitkan 26 Des 2020, 18:28 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan siap menjadi orang Jawa Timur (Jatim) pertama yang disuntik COVID-19.

Khofifah menyampaikan hal itu lewat akun instagram resminya @khofifah.ip, Sabtu (26/12/2020).

Khofifah menulis jika tidak ada halangan, vaksin COVID-19 akan tiba di Jawa Timur pada pekan pertama Januari 2021.

“Dan, InsyaAllah saya siap menjadi orang Jatim pertama yang disuntik vaksin tersebut. Semoga lancar dan kehadiran vaksin ini mampu membebaskan Jatim dari COVID-19. Aamiin,” tulis dia.

Adapun langkah Khofifah tersebut mengikuti jejak Presiden Joko Widodo. "Kalau di tingkat nasional presiden, apa di tingkat provinsi gubernur? Saya siap untuk divaksin pertama untuk Jatim,” kata Khofifah, seperti dilansir dari Times Indonesia.

Khofifah mengatakan, berdasarkan keterangan terbaru Plt Dirjen P2P, kemungkinan minggu pertama Januari vaksin COVID-19 tiba di Jawa Timur.

"Pertama tetap untuk para nakes, tanggal 20 pertama kali vaksin disuntikkan itu Pak Presiden yang berkenan pertama kali divaksin,” kata dia.

 

Simak berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Jatim Dapat Jatah 317 Ribu Vaksin COVID-19 pada Tahap Pertama

Ilustrasi vaksin COVID-19
Ilustrasi vaksin COVID-19 Foto oleh Thirdman dari Pexels

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jawa Timur) mendapatkan jatah sebanyak 317.000 vaksin COVID-19 pada tahap awal. Dari jumlah tersebut, jika dibagi dua menjadi sekitar 158.500 vaksin.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyatakan siap melaksanakan pemberian imunisasi vaksin kepada masyarakat. Kondisi itu diperkuat dengan kondisi Jawa Timur yang telah memiliki 8.501 vaksin karier, 1.800 lemari es, 2.404 vaksinator serta programmer di setiap kabupaten dan kota.

Pemprov Jawa Timur telah memiliki 2.404 vaksinator bersertifikat. Jika satu orang diberikan vaksin sebanyak dua kali, dalam waktu 14 hari bisa terpenuhi.

"Jadi pelaksanaan vaksin tidak sampai berbulan-bulan, kecuali jika mendapat tambahan vaksin kami akan siapkan penambahan vaksinator sekaligus fasilitas pelayanan kesehatannya,” tutur dia.

Khofifah mengatakan, keyakinannya tidak sampai berlangsung berbulan-bulan karena Jawa Timur memiliki vaksinator bersertifikat dengan tujuh kali proses yang telah dilatih.

Ditambah dua programmer dari 38 kabupaten/kota. Jawa Timur juga memiliki cold storage sebanyak 1.800 yang dapat menyimpan vaksin.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simulasi Vaksin di Jawa Timur

Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Selain itu, Khofifah mengaku bersyukur simulasi vaksin imunisasi COVID-19 yang dilakukan di Jawa Timur dihadiri langsung oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat sekaligus Rais Amm PBNU KH. Miftahul Akhyar.

Kehadiran Ketua MUI ini memberikan keyakinan sekaligus gambaran kepada masyarakat vaksin COVID-19 halal untuk diberikan kepada masyarakat.

"Allhamdulillah, hari ini  pelaksanaan simulasi vaksin covid-19 di Jatim dihadiri oleh  Ketua Umum  MUI Pusat KH. Miftakhul Akhyar.  Ini menunjukkan bahwa vaksin ini halal. Kehalalan menjadi bagian  yang penting   dalam meyakinkan masyarakat. Sebanyak apapun vaksin yang disiapkan  ketika masyarakat merasa ragu, maka pelaksanaan imunisasi Vaksin Covid-19 tidak akan sukses. Maka kami menyampaikan terimakasih atas kerawuhan Ketua Umum MUI Pusat pada simulasi pagi ini," ujar dia.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini mengapresiasi RSI Jemursari yang telah bersedia ditunjuk oleh Kemenkes untuk  menjadi contoh bagi RS swasta lainnya. Ia mengharapkan menyemangati rumah sakit lainnya di Jatim.

Sementara itu, Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan dr. H. Muhammad Budi Hidayat M.Kes mengatakan, program vaksinasi Covid-19 harus dilaksanakan bersama-sama semua unsur. Tidak bisa dilaksanakan oleh pemerintah semata. Melainkan kolaborasi yang terintegrasi dari semua pihak ntuk berkomitmen memutus penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Ia menyebut, kegiatan pada Jumat, 18 Desember 2020 dimaksudkan untuk cek simulasi imunisasi Covid-19 terkait penerapan SOP, SDM, kapasitas, dan alat penyimpanan vaksin.

Pihaknya menggambarkan vaksin ini telah diburu oleh seluruh dunia. Sehingga dalam pendistribusiannya di backup oleh TNI-Polri.

"Untuk Jatim, dari data logistik, vaksinator dan faskes setelah kami hitung akan mampu menyelesaikan vaksinasi sekitar 6 bulan. Nanti, kami akan cek apakah datanya agar valid. Maka, kami berharap agar pelaksanaan vaksin bisa berlangsung sukses," ungkapnya.

Tanggapan Direktur RSI Jemursari

Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Pexels/Artem Podres)
Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Pexels/Artem Podres)

Direktur RSI Jemursari Prof. Ramdani mengatakan pihaknya dalam melaksanakan simulasi dan pemberian dukungan terhadap pelaksanaan Imunisasi Covid-19 sangat siap.

Hal itu ditunjukkan dengan ditetapkannya RSI Jemursari oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebagai vaksinasi internasional seperti vaksinasi meningitis haji dan umroh.

"Allhamdulillah RSI Jemursari sejauh ini tidak ada masalah karena kita telah ditunjuk KKP sebagai tempat vaksinasi internasional baik haji maupum umrah," ungkapnya.

Akan tetapi, Prof Ramdani menjelaskan, vaksinasi Covid -19 ada sedikit tambahan, yakni prosedur yang harus dipelajari. Sehingga harus dilakukan dengan penuh ke hati-hatian.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya