Liputan6.com, Surabaya - Pengamat politik dari Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W Oetomo menyatakan, isu kudeta di tubuh partai Demokrat justru menjadi momentum bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai nakhoda partai, untuk membuktikan kualitas dan kapasitasnya di hadapan rakyat Indonesia.
"Jika AHY mampu melewati badai dan gelombang ini, maka saat tiba di pantai tujuan, AHY dan Demokrat justru akan dapat menikmati indahnya Pelangi,” ungkap Mochtar, Selasa (2/2/2021).
Dia menyatakan, AHY telah membuktikan tagline-nya ‘Muda adalah Kekuatan’. Keberanian mengungkap pada publik, bahkan menyebutkan beberapa nama sebagai aktor, termasuk nama KSP Moeldoko, harus diakui sebagai keberanian dan kekuatan tersendiri yang layak diperhitungkan.
Advertisement
“Tentu bukan hal sederhana untuk berhadapan langsung secara vis a vis dengan KSP Moeldoko yang Jenderal Purnawirawan, Mantan Panglima TNI dan bahkan sekarang tengah kuat-kuatnya sebagai KSP,” tandas Oetomo.
“Banyak resiko yang bisa didapat oleh AHY.”
Dengan kekuatan energi mudanya yang didukung oleh mayoritas pengurus inti demokrat yang rata-rata masih muda, keberanian AHY itu ibarat keberanian menantang badai.
"Sejauh ini keberanian itu justru kian mensolidkan Demokrat, untuk menghadapi badai bersama-sama. Secara bergiliran satu persatu DPD dan DPC partai Demokrat menyatakan loyalitasnya, mengecam KSP Moeldoko," ungkap Direktur Surabaya Survey Center (SSC) ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Omongan Moeldoko
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membantah tudingan soal pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut dia, kudeta biasanya dilakukan oleh orang dalam partai.
"Kalau ada istilah kudeta ya kudeta itu dari dalam, masa kudeta dari luar," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).
Dia menduga tudingan yang disampaikan AHY itu bermula dari foto-foto dirinya bersama dengan para tamunya. Moeldoko mengaku memang sering menerima tamu yang datang ke rumahnya.
"Beberapa kali memang banyak tamu yang berdatangan dan saya orang yang terbuka. Saya mantan Panglima TNI, tapi saya tidak memberi batas dengan siapapun. Apalagi di rumah ini mau datang terbuka 24 jam, siapapun," ujarnya.
"Secara bergelombang mereka datang berbondong-bondong ya kita terima. Konteksnya apa saya juga enggak ngerti," sambung Moeldoko.
Advertisement